Tagar #UninstallGojek Jadi Viral di Media Sosial, Ada Apa?
Dalam postingan yang diunggah Brata Santoso, dia menyebut bahwa Gojek menerima keberagaman latar belakang karyawan.
Penulis: Awaliyah P | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM - Tagar #UninstallGojek mendadak viral di media sosial.
Rupanya tagar itu ramai diperbincangkan netizen sebagai reaksi atas unggahan Facebook Wakil Presiden Pengembangan Bisnis Operasi Gojek, Brata Santoso.
Dalam postingan yang diunggah Brata Santoso, dia menyebut bahwa Gojek menerima keberagaman latar belakang karyawan.
Dalam postingannya, Brata menjelaskan ada 30 lebih karyawan Gojek yang merupakan LGBT.
Selain itu, beredar tangkapan layar unggahan tersebut, begini bunyinya:
"On this Coming Out Day, I'm very happy and honored to have launched a very important internal campaign of #GOingALLin @GO-JEK.
I'm happy to say that GO-JEK is taking diversity & inclusion matter to the next level by the adoption of non discrimination policy towards the underrepresented group LGBT despite of being an Indonesian company.
We had 30+ LGBT employees and Allies profiled and shared what self-acceptance, freedom, aythenticity, freedom, and equality means to them gallery-walk style across the office lounge. (+rainbow ice cream treats!); amazingly we have more than 300+ Allies signed up within 3 hours by taking the photo pledge.
To quote Nadiem the founder himself, "In my opinion if you are intolerant of diversity, you don't really belong in the GO-JEK."
Akhir postingan itu disertai tagar #lifeatgojek.
Postingan itu diunggah 11 Oktober 2018.
Dilansir Tribunjateng.com dari Tribunnews.com, manajemen Gojek menilai sikap Barata merupakan opini pribadi.
"Kami tegaskan bahwa post tersebut merupakan pendapat dan interpretasi pribadi dari salah satu karyawan Gojek, terhadap salah satu event internal dengan tema keberagaman," kata perwakilan manajemen Gojek dalam siaran pers.
Selain itu, melalu media sosial Go-Jek juga memberikan klarifikasi.
Pihak Go-Jek kembali menjelaskan jika perusahaannya menerima keberagaman karyawan.
"GO-JEK sangat menghargai keberagaman (diversity). Kmai percaya bahwa ide dan kreativitas, yang menjadi kunci untuk melahitkan inovasi bermanfaat bagi masyarakat, merupakan buah dari hasil kerjasama berbagai latar belakang, pendidikan, budaya, dan keyakinan.
Keberagaman juga menjadi elemen dalam dinamika karyawan kami.
Terkait postingan yang beredar di media sosial, perlu kami tegaskan bahwa post tersebut merupakan pendapat dan interpretasi pribadi dari salah satukaryawan GO-JEK terhadap salah satu event internal dengan tema keberagaman.
GO-JEK selalu menjunjung tinggi nilai-nilai dan budaya Indonesia, negeri tempat kita lahir, tumbuh, dan berkembang.
Pada intinya, GO-Jek adalah bagian dari Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika,"
"GO-JEK menjunjung tinggi keberagaman yang menciptakan persatuan dan keharmonisan, sejalan dengan nilai-nilai dan budaya Indonesia, yang ber-Bhinneka Tunggal Ika," tulis Gojek dalam keterangan tersebut.
Klarifikasi Go-Jek juga mendapat beragam respons dari pengguna media sosial.
Selain itu beredar video singkat di mana pengguna transportasi online mencopot pemasangan aplikasi di ponsel mereka.
Hingga saat ini, klarifikasi dari GO-JEK sudah diretweet 2.077 kali dan disukai 1.881 oleh pengguna Twitter. (iam/tribunjateng.com)