Tak Terima Sandiaga Uno Disamakan dengan Bung Hatta, Politis PSI: Hentikan Fantasi Aneh
Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Surya Tjandra menilai bahwa sosok Sandiaga Uno berbeda dengan Bung Hatta.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM - Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Surya Tjandra menilai bahwa sosok Sandiaga Uno berbeda dengan Bung Hatta.
Hal tersebut ia ucapkan saat diundang di Kompas Petang, Jumat (26/10/18) yang dilansir dari TribunJateng.com
Mulanya Faldo Maldini, selaku timses Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyebut bahwa sosok Sandiaga Uno yang disamakan dengan Bung Hatta adalah keteladanannya.
"Bahwa kita memiliki keteladanan seperti Bung Hatta, yang paling penting adalah gagasan Bung Hatta, ekonomi mikro yang kuat, sehingga Bang Sandi telah melakukan itu, " ujar Faldo Maldini.
Sementara itu, Surya Tjandra mengucapkan terimakasih kepada cucu Bung Hatta, Gustika Jusuf, "Karena ada perosalan yang istilahnya tidak elok," tambahnya.
"Pertama saya mau terimakasih dengan Gustika yang sudah secara terbuka mempersoalkan ini," kata Surya Tjandra
Surya Tjandra lantas mengemukakan alasannya menyebut Bung Hatta dan Sandiaga merupakan dua sosok yang begitu berbeda.
Namun awalnya Surya Tjandra mengucapkan terimakasih kepada cucu Bung Hatta, Gustika Jusuf Hatta.
Gustika Jusuf Hatta diketahui memprotes tindakan tim sukses (timses) Prabowo-Sandiaga yang menyamakan Sandiaga dengan Bung Hatta.
Surya Tjandra lantas mengatakan sosok Bung Hatta dan Sandiaga Uno jika ibaratkan seperti bumi langit.
Ia mengaku dalam bayangannya saja tak berani jika harus membandingkan Bung Hatta dan Sandiaga Uno.
"Perbandingannya sangat jauh, jadi bumi dan langit," ucap Surya Tjandra.
"Bung Hatta dan Sandiaga itu bumi langit, tidak bisa membayangkan dengan membandingkannya aja," tambahnya.
Surya Tjandra kemudian membeberkan alasannya dapat berkata demikian.
Baca: Viral Kisah Sedih 6 Tahun Jalan Bareng Ditinggal Nikah Pacar, Tanpa Kata Putus
Baca: Pelaku Penyiksaan Bayi di Semarang yang Viral di Media Sosial Ditangkap Polisi
Menurutnya Bung Hatta adalah sosok yang mendorong perkembangan koperasi di Indonesia, sedangkan Sandiaga adalah pemilik perusahaan yang 'melahap' perusahaan lainnya.
"Jadi Bung Hatta itu mendorong koperasi kalau Sandiaga itu perusahaannya itu kerjanya nyaplok perusahaan," ucap Sandiaga Uno.
Surya Tjandra lantas menjelaskan kinerja perusahaan milik Sandiaga.
"Kemudian diperbaiki (perusahaan re) kemudian di jual lagi (perusahaan tersebut) dengan keuntungan yang besar," jelas Surya Tjandra.
Ia bahkan menyinggung soal dugaan nama Sandiaga Uno yang masuk ke dalam Panama Papper.
"Dari situ lah dia membuat kekayaan, sampai masuk ke Panama Papper," kata Surya Tjandra.
Mendengar pernyataan keras Surya Tjandra, Faldo Maldini yang juga merupakan narasumber di acara Kompas Petang, hanya tersenyum masam.
Ia kemudian menjelaskan Sandiaga Uno sebelum terjun ke dunia politik sudah membuat banyak perusahaan.
Perusahan tersebut menurut Faldo Maldini bertujuan memperdayakan masyakarat.
Faldo Maldini mengatakan memperdayakan ekonomi masyarakat merupakan semangat yang sama dimiliki oleh Bung Hatta
"Bang Sandi sebelum terjun ke politik di udah bikin banyak perusahan," terang Faldo Maldini.
Baca: TMMD Bedah Rumah di Subah Batang, Warga Minta DIgelar Lagi Tahun Depan
Baca: Puluhan Kubik Kayu Dihabiskan untuk Pelaksanaan TMMD di Batang
Baca: Pemkot Solo Segera Revitalisasi Pasar Tunggulsari Solo
"Banyak untuk memperdayakan masyarakat,"
"Dan itu spiritnya Bung Hatta loh," tambahnya.
Surya Tjadra lantas memberikan saran satir kepada kubu Prabowo-Sandiaga.
"Kalau usul saya mulai lah menghentikan fantasi yang aneh," ucap Surya Tjandra.
"Jangan coba samakan kepahlawanan dengan tokoh seperti Bung Hatta," tambahnya.
Surya Tjandra menegaskan semangat yang dimiliki Bung Hatta dan Sandiaga sudah berbeda.
Ia mengatakan Bung Hatta bapak koperasi tidak mencari keuntungan demi dirinya sendiri, dan hal tersebut berbeda dengan Sandiaga Uno.
"Bahkan spiritnya sudah beda," kata Surya Tjandra.
"Sandiaga itu korporat dia pengusaha cari untung buat dirinya,"
"Bung Hatta itu bapak koperasi," tambahnya.
Faldo Maldini nampak tidak sepakat dengan pernyataan Surya Tjandra.
Menurutnya yang terpenting adalah Sandiaga memiliki semangat untuk membangung usaha kecil.
"Gini sih Bang Surya, ini soal gimana kita membangung dari usaha mikro, misalnya nih, PSI ngomong soal sawit, produktivitas Malaysia, kita punya 2 setengahnya, dan itu sudah digagas sama Bang Sandi, Bang Sandi itu bertemu dengan pedagang pasar, nelayan, kalau soal Oke Oce, kita akan keluarkan data, semoga kubu sebelah nggak kebakaran jenggot," ujarnya Faldo Maldini.
Sebelumnya, Juru bicara Timses capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak menanggapi cuitan cucu Bung Hatta, Gustika Jusuf.
Hal tersebut disampaikan Dahnil melalui kaun Twitter Dahnil @Dahnilanzar pada Kamis, (25/10/18).
Dahnil mengungkapkan bahwa kepemimpinan dan keteladanan bisa dirujuk kepada tokoh-tokoh bangsa.
Dalam cuitan tersebut, tampak Dahnil mengunggah sebuah video penjelasan soal Sandiaga Uno dan Bung Hatta.
"Pada prinsipnya bukan kami ingin mempersamakan Bang sandi dengan Bung Hatta, itu keliru
Yang betul adalah bagaimana caranya Bang Sandi meniru Bung Hatta,
Kenapa Bung Hatta, karena sejak awal Bang Sandi ingin belajar banyak dan emneladani konsepsi dan pemikiran Bung Hatta, sesuai konsepsi konsitusi kita yaitu pasal 33 UUD 1945,
Jadi semnagat Bung Hatta harus menjadi role model bagi kepemimpinan yang masa yang akan datang,
Kita sebagai anak muda wajib meneladani prinsip-prinsip Bung Hatta.
Baca: Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia U19 Vs Jepang - Jepang Turunkan Tim Terbaik
Baca: Satgas TMMD Reg 103 Batang Optimis Selesaikan Semua Target Sasaran Tepat Waktu
Baca: TMMD Bedah Rumah di Subah Batang, Warga Minta DIgelar Lagi Tahun Depan
Jadi tokoh-tokoh yang lain seperti Jenderal Soedirman, kemudian Bung Karno menjadi inspirasi kepemimpinan ke depan, terimakasih," ucap Dahnil.
Tak hanya mengunggah sebuah video, Dahnil juga menuliskan beberapa cuitan bahwa anak muda wajib meneladani tokoh-tokoh bangsa.
Dahnil lantas menceritakan bahwa dirinya bukanlah dari keluarga tokoh besar sehingga ia ingin belajar meneladani tokoh besar seperti Bung Karno.
Seperti ini cuitan Dahnil Anzar selengkapnya:
"Kepemimpinan butuh keteladanan yang bisa dirujuk, dan Keteladanan Baik dari Bung Karno, Bung Hatta, Jenderal Soedirman harus kita ambil dan hadirkan pada kepemimpinan masa depan.
Kepemimpinan masa depan selalu membutuhkan keteladanan dari kepemimpinan sebelumnya. Kebaikan kepemimpinan Bung Karno, Bung Hatta, Jenderal Besar Soedirman perlu dan harus diteladani oleh kita semua, beliau-beliau memiliki Legacy bagi Indonesia yang harus terus kita rawat.
Saya berasal dari keluarga biasa saja, tidak lahir dari keluarga tokoh besar, maka berusaha banyak belajar dan meneladani tokoh-tokoh besar tersebut seperti Bung Karno, Jenderal Besar Soedirman dan Bung Hatta, saya kira upaya itu juga yg dilakukan semua anak bangsa," tulisnya.
Diketahui sebelumnya, Dahnil bersama tim pemenangan Prabowo-Sandi mengunggah sebuah video dan menyebut bahwa Prabowo-Sandi seperti bagian baru dari model Soekarno dan Bung Hatta.
"Kalau bagi saya, nih mereka (Prabowo Subianto-Sandiaga Uno) seperti bagian baru dari model Bung Karno dan Bung Hatta.
Pak Prabowo itu seperti kombinasi Bung Karno dan Jendral Soedirman. Sedangkan Sandi itu adalah bagian baru dari Bung Hatta,maka dari itu mereka pantas menjadi presiden dan wakil presiden" kata Dahnil Anzar Simanjuntak.
Lantas video tersebut emndapat tanggapan dari cucu Bung Hatta, Gustika Jusuf.
Gustika Jusuf Hatta mengaku enggan sang kakek disamakan dengan calon wakil presiden nomor urut2, Sandiag Uno.
Dikutip TribunJateng.com, melalui akun Twitter @Gustika Kamis (25/10/18).
Mulanya, Gustika Yusuf mengaku dirinya bukanlah orang yang memiliki kesabaran tinggi.
Ia merasa tidak terima jika sang kakek disamakan dengan Sandiaga Uno.
"Untuk orang yg kesabarannya minus kyk gue gini denger kakek gue disamain sama sandiaga uno rasanya mau muntah. every. single. time. waktu pilpres.
why. cant. you find. your own fucking voice.
hatta is hatta, you is you. i am a hatta, but i ain't bung hatta," tulisnya.

Setelah itu, Gustika Yusuf kembali menuliskan cuitan bahwa dirinya terbawa perasaan ketika sang kakek harus disamakan dengan Sandiaga.
Menurutnya, sang kakek adalah tokoh koperasi, sementara Sandiaga adalah tokoh korporasi.
Gustika Yusuf bahkan menyebut bahwa sang kakek adalah negarawan, sementara Sandiaga adalah politisi.
"Ya memang baper... Menurut ngana!? Yang satu tokoh korporasi, yang satu tokoh koperasi. Satu politisi, satu negarawan. Bicara soal kejujuran dan prinsip ekonomi, Bung Hatta seorang sosialis yang tidak mungkin namanya muncul di Panama Papers," tulis Gusyika Yusuf. (TribunJateng.com/Woro Seto)