Fakta Pelaksanaan Tes CPNS 2018 di GOR Wujil Ungaran, Ini Temuan Gubernur Ganjar Saat Sidak
Menurut Budi, Sucofindo sebagai rekanan yang digandeng oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) gagal memenuhi tanggungjawabnya
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Pihak vendor penyedia laptop dan jaringan untuk sistem computer assisted test (CAT) guna pelaksanaan seleksi kompetensi dasar (SKD) tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) tampaknya belum dapat memenuhi janjinya menyediakan 1.000 laptop untuk pelaksanaan tes di GOR Wujil, Kabupaten Semarang, Senin (29/10).
Di mana, hanya 700 laptop yang dapat dioperasikan guna mendukung pelaksanaan tes. Tes masih berjalan dan kembali dibagi dalam subsesi. Pihak panitia pun mengimbau pada para peserta untuk melihat websitebkd.jatengprov.go.iduntuk mengetahui nomor urut peserta. Nomor urut tersebut yang akan digunakan sebagai acuan pembagian nomor peserta.
Budi Wibowo selaku Wakil Ketua Panitia Pelaksana Daerah (Panselda), mengatakan, setiap hari berkoordinasi dengan panitia yang berada di lapangan dan setiap malam, juga terus memantau perkembangan ketersediaan perangkat tes.
"Meskipun perangkat terbatas, kami maksimalkan upaya agar 6.000 peserta dapat menjalani tes. Kami mohon maaf kembali kepada para peserta atas ketidaknyamanan ini," ujarnya pada Tribun Jateng, Senin (29/10).
Menurut Budi, Sucofindo sebagai rekanan yang digandeng oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) gagal memenuhi tanggungjawabnya.
Bila sesuai jadwal, selama 3 hari seharusnya sudah bisa menguji 13.000 peserta sepanjang 26 Oktober 2018-28 Oktober 2018, namun realitanya hanya 3.500 peserta yang berhasil diujikan.
Padaha,l ujian akan dilaksanakan hingga 16 November 2018 untuk menguji 92.000 peserta.
Tes yang sedianya dibuka pada Jumat (26/10) pagi, dibatalkan dan diundur menjadi sesi VI di hari lain. Begitupun tes yang seharusnya berlangsung pada Sabtu (27/10) pun diundur.
Pada Minggu (29/10) malam sekitar pukul 19.45, Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah melakukan inspeksi mendadak dan mendapati hanya 500 laptop yang tersedia.
Selain itu, Ganjar pun mendapati secara langsung ribuan peserta yang terlantar di GOR Pandanaran, Wujil, Ungaran.
Hingga pukul 21.00, peserta ujian subsesi 4a yang tengah melangsungkan tes.
Sementara untuk subsesi 4b, 5a, dan 5b diberi pengarahan untuk mengganti hari pelaksanaan tes.
Peserta tes subsesi 6a dan 6b tetap melaksanakan tes hari itu namun hingga tengah malam.
Sucipto selaku Kepala Bidang Mutasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Tengah sekaligus Panitia Panselda menuturkan, pengarahan tersebut merupakan instruksi dari gubernur.
Pihaknya memutuskan hal tersebut mempertimbangkan kesanggupan fisik maupun psikis peserta tes yang sudah sejak pagi berada di lokasi tes.
Meskipun beragam penolakan dari peserta dan meminta tes tetap dilaksanakan, ia tetep meminta peserta memaklumi keadaan.
"Kami meminta para peserta memberikan kami kesempatan untuk mengatur ulang jadwal tes," ujar Sucipto.Sucipto memahami kelelahan yang dialami para peserta saat tes.
Kelelahan
Para peserta datang sejak pagi dari luar kota, mereka juga didampingi oleh keluarga.
Harapan yang dibawa sejak berangkat ke lokasi ujian ialah dapat melaksanakan ujian secepatnya dan segera pulang karena mereka memiliki tanggung jawab lain.
Selain itu, meskipun tes ini hanya untuk peserta yang melamar di 10 kabupaten dan kota, plus provinsi, namun peserta ujian banyak juga yang datang dari luar lokasi lamaran, seperti dari Sukabumi, Lumajang, hingga Kalimantan Tengah.
Kelelahan juga dialami oleh panitia pelaksana yang hingga pukul 22.00 masih berjibaku dengan peserta.
Hal tersebut disampaikan oleh petugas yang enggan disebut namanya.
Ia menyatakan kejengkelan pada vendor penyedia perangkat yang tidak profesional dalam menangani perkara krusial semacam ini. Ia bekerja hingga tengah malam dan sudah kembali ke ruang tes sekitar pukul 5.00.

Peserta seleksi kompetensi dasar (SKD) calon pegawai negeri sipil (CPNS) asal Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Ridho Nugroho berinisiatif mendirikan tenda peristirahatan di GOR Wujil, Kabupaten Semarang, Senin (29/10). Ide itu sebagai antisipasi penuhnya tempat penginapan di sekitar lokasi ujian.
Tenda gunung berukuran medium warna hijau itu didirikannya dekat gedung registrasi peserta, di tepi kolam. Di sisi luar tenda, digelar tikar karpet lengkap dengan piranti memasak. Ada kompor jinjing, panci, gelas, galon air dan bahan makanan cepat saji.
"Kemarin kan sudah ke sini, lihat situasi seperti ini kan dilihat banyak lingkungan-lingkungan yang bisa kita buat dirikan tenda. Karena kita lihat kalau penginapan saat seperti ini penuh, nah jaga-jaga kita tidak dapat penginapan membangun tenda sekalian. Kami membawa tenda dari rumah," ungkap Ridho.
Rupanya tenda itu dibangun bukan untuk Ridho seorang. Dia datang bersama dua peserta CPNS yang masih satu kerabat. Dwi Risnawati dan Endang Sri Lestari Ningsih.
"Kami di sini sekeluarga ada tiga orang yang daftar CPNS. Yah kumpul jadi satu lebih irit tanpa biaya penginapan. Ada yang tidur di tenda, ada yang di mobil," tambahnya.
Ttenda milik Ridho menarik perhatian Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Saat inspeksi mendadak, dia menyempatkan diri menengok kondisi para peserta.
"Panjenengan mau tes atau mau dodolan? (Anda mau tes atau mau jualan?) Kok bawa tenda, ada kopi susu, ada mi instan," seloroh Ganjar sembari menyapa Ridho.
Pertanyaan pria yang baru saja genap berusia 50 tahun itu disambut gelak tawa keluarga asal Kabupaten Sleman itu.
"Kami di sini sudah dari kemarin (Minggu) yang tes pertama. Ada tiga orang keluarga kami yang jadi peserta. Hari ini dua orang yang tes, jadi inisiatif saja bikin tenda untuk menginap," ujar Rian, pengantar peserta CPNS.
Ganjar berujar mundurnya jadwal tes SKD di luar perkiraannya. Dia pun meminta maaf untuk ketidaknyamanan para peserta.
"Keterlambatan ini (jadwal tes) diluar prediksi kami. Sehingga sampai ada yang mendirikan tenda untuk menginap," terangnya.
Ganjar pun berinisiatif membantu para peserta dengan mengerahkan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng dalam menyiapkan tenda darurat. (arh/dna)