Kenalkan Hasil Produk Organik, Akar Tani Makmur Tampilkan Tanah Non-Kimia di Arena Pameran
Bahkan di dalam stan pameran juga tersaji contoh tanah yang diberi pupuk kimia serta pupuk organik.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: m nur huda
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rifqi Gozali
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Pameran hasil pertanian dan UKM digelar di Balai Jagong selama lima hari sejak 2 sampai 6 November 2018. Sedikitnya terdapat 90 stan, 60 di antaranya untuk produk UMKM sisanya merupakan stan hasil pertanian.
Dari keseluruhan stan, terdapat stan yang memamerkan hasil produk pertanian organik dari kelompok usaha bersama Akar Tani Makmur. Kelompok yang mendedikasikan diri untuk pemuliaan tanah itu memamerkan berbagai produk hasil pertanian dengan pola organik.
"Kami bawa produk yang kami pamerkan berupa beras, tepung mocaf, jamur, pengendali hama (agens hayati) MOL, benih padi lokal, kompos, dan produk lain yang ramah lingkungan," kata Ketua Akar Tani Makmur, Hasyim, Sabtu (3/11/2018).
Kelompok yang memiliki sesanti "Jangan Mati Sebelum Bertani" ini juga aktif dalam kegiatan pertanian organik.
Mulai dari praktik sampai pendampingan pertanian organik, produksi mikroorganisme lokal, juga pemasaran padi organik.
Dapat dipastikan semua yang diajarkan dan diolah oleh kelompok ini merupakan produk ramah lingkungan.
Hampir tidak ada campur tangan bahan kimiawi dalam pengolahan lahan. Bahkan di dalam stan pameran juga tersaji contoh tanah yang diberi pupuk kimia serta pupuk organik.
Keduanya memiliki tekstur yang sangat berbeda. Hampir tidak ada ruang udara pada tanah yang biasa dipupuk kimia, sebaliknya tanah yang dipupuk organik lebih memilikiItekstur gembur dan menyuburkan.
Semua itu tidak lain merupakan upaya mengedukasi masyarakat dalam pola pertanian organik.
"Hasilnya dari produk pertanian pola organik jauh lebih menyehatkan," tuturnya.
Kelompok yang bermarkas di Desa Purworejo, Kecamatan Bae, Kudus itu juga berencana hendak menjadikan desa teraenut sebagai agrowisata edukasi. Semuanya akan menggunakan pola organik dalam pengemasannya.
"Tujuan kami memberi edukasi kepada anak-anak terutama agar mereka tahu bahwa apa yang dimakan itu berasal dari mana, dan bagaimana prosesnya. Sedangkan dalam praktiknya nanti mereka bisa bercocok tanam sendiri," katanya.
Sementara Bupati Kudus Muhammad Tamzil berkata, pameran yang diikuti oleh sejumlah pelaku usaha serta pameran pertanian itu diharapkan bisa berimbas pada kuantitas pelaku usaha di Kudus.
Selain pelaku UKM, juga mampu mendorong warga untuk kreatif dan inovatif di bidang pertanian.
"Produk UKM maupun pertanian harus kreatif dan inovatif. Zaman digital ini, penjualan melalui media sosial juga harus dirambah," kata Tamzil.(*)