Viral Video Dua Pria Bonyok Dihajar Massa Karena Dikira Ambil Uang Bule, Ternyata Salah Paham
Ternyata kedua pria malang tersebut samasekali tidak menjambret ataupun mengambil uang milik perempuan bule tersebut.
Penulis: Suci Rahayu | Editor: abduh imanulhaq
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Hay
TRIBUNJATENG.COM - Beberapa waktu yang lalu beredar video dua pria dihajar massa di Gianyar, Bali.
Ternyata, penyebab pengeroyokan tersebut adalah karena dua pria itu dikira sebagai jambret yang telah mengambil uang miliki seorang perempuan turis asing.
Dua pria yang berprofesi sebagai buruh proyek tersebut adalah Seniman (21) dan temannya, Anan (18), yang tinggal di Jalan Suweta, Ubud, Gianyar.
Peristiwa itu terjadi di dekat sebuah ATM di Jalan Hanoman, Desa Padangtegal, Ubud, Sabtu (3/11) pukul 16.35 Wita.
Setelah diusut, ternyata kedua pria malang tersebut samasekali tidak menjambret ataupun mengambil uang milik perempuan bule tersebut.
Perempuan berkewarganegaraan asing tersebut pun ternyata tidak kehilangan sepeserpun.
Klarifikasi tersebut beredar di media sosial dan diunggah oleh pemilik akun Facebook Agus Sutrisna pada Minggu (4/11).
Dalam unggahan tersebut terdapat dua video klarifikasi dari korban amukkan massa dan perempuan WNA itu.
Diceritakan, perempuan WNA yang diketahui bernama Viktoria Erlacher (24) memasuki bilik ATM lalu keluar.
Setelah Viktoria tersebut keluar, Seniman memasuki ATM untuk melakukan penarikan tunai.
Ia baru saja mendapatkan kiriman uang dari bos proyek sebesar Rp 6,8 juta lebih.
Seniman pun berniat mengambil uang itu untuk kemudian dibagikan kepada rekan-rekannya.
Namun apes, saat Seniman menarik uang Rp 1 juta untuk kedua kalinya dan memanggil temannya, ia malah dikira mengambil yang Viktoria tersebut.
Viktoria yang merasa curiga itu lalu kembali memasuki ATM sambil mencoba merampas uang di tangan Seniman sambil menuduhnya dengan bahasa yang tak ia mengerti.
Aksi saling dorong terjadi karena Seniman mempertahankan uang di genggamannya.
Viktoria itu terjatuh dan berteriak, sehingga membuat warga terprovokasi dan kemudian memukuli Seniman dan Anan.
Viktoria mencuriga Seniman dan Anan melakukan pembobolan dengan ATM palsu dan yang ditariknya adalah uangnya.
Setelah tiba di Mapolsek Ubud, barulah jelas ternyata Seniman dan Anan tidak mengambil yang Viktoria.
Uang Viktoria pun tidak berkurang sepeserpun di tabungannya.
Unggahan mengenai klarifikasi ini pun menuai beragam reaksi dari netizen yang turut kesal atas kesalahpahaman tersebut yang menyebabkan dua orang tak bersalah dipukuli.
Sehabuddin Belegh: Ok, permasalahan selesai tapi proses hukum tetap lanjut...dan yg ada dividio mukulin cepat diciduk untuk pertanggung jawaban perbuatannya...sebagai pembelajaran besok2 blom ada bukti main pukul.
P Adi Prasetyo: tuntut bule nya sama yg pukulin orang... ini negara hukum....
Juliant Pratama: Harusnya semua Yang Menyaksikan, Yang Terlibat di Hari Itu datang dan Menyaksikan Sebenarnya yg Terjadi , Karena Video itu sangat Jelas siapa2 Yg ada saat itu . Harusnya Datang Dan Minta Maaf Juga... 400 rb kok Urusan selesai Setelah Bonyok , kasihan
Dhiatmika Dhiatmika: Yg saya heran, kenapa gx wkt kejadian di check dulu sisa saldonya? Kan gx perlu ada dusta diantara kita yah,..
gx perlu ada maen hakim hakiman,..
Dilansir dari Tribun Bali, Viktoria pun akhirnya meminta maaf atas kejadian ini. Ia juga bersedia menanggung biaya pengobatan para korban.
Kapolsek Ubud, Kompol Made Raka Sugita, membenarkan adanya kasus kesalahpahaman tersebut. Bahkan saat aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh massa, dia ada di TKP.
Pihaknya pun dengan sekuat tenaga menghalau massa untuk tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum.
“Kemarin saya ada di sana. Untung saya di sana dibantu oleh para pecalang, sehingga korban berhasil diselamatkan. Kedua orang ini (Seniman dan Anan) merupakan korban dari kesalahpahaman turis. Mereka tak salah apa-apa, itu kemarin mau tarik uang hasil kerjanya di sebuah proyek kolam renang di Ubud,” ujarnya.
Kompol Raka menyayangkan sikap warga yang mudah main hakim sendiri.
“Sungguh miris sekali melihat masyarakat seperti ini. Tidak tahu permasalahannya, langsung main pukul, tendang. Bahkan ada yang naik mobil, turun mobil langsung mukul, lalu kabur. Saya berharap, kejadian seperti ini tak terjadi lagi. Masyarakat harus dewasa dalam menanggapi persoalan,” ujarnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/ilustrasi-pengeroyokan_20160424_133102.jpg)