Tampil Menggebu-gebu di ILC, Inas Nasrullah Sebut Prabowo Telah 4 Kali Melecehkan
Inas Nasrullah menyebut bahwa capres nomor urut 2, Prabowo Subianto telah melecehkan sebanyak 4 kali.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Koordinator penugasan khusus TKN Jokowi-Maruf, Inas Nasrullah menyebut bahwa capres nomor urut 2, Prabowo Subianto telah melecehkan sebanyak 4 kali.
TribunJateng.com, melansir melalui akun Youtube Indonesia Lawyer Club (ILC) yang tayang pada Selasa (6/11/18) dengan tema Debat Timses Jokowi-Ma'ruf dengan Fadli Zon soal 'Tampang Boyolali'.
Inas Narullah menanggapi komentar Fadli Zon yang menagih janji kampanye Jokowi pada tahun 2014 silam.
Inas Nasrullah mengatakan bahwa produksi pertamina lebih meningkat dari petronas.
Sementara itu, janji Jokowi soal yang ingin membeli Indosat, Inas mengatakan bahwa saat ini Indosat mengalami kerugian.
"Janji Pak Jokowi beli Indosat, lha sekarang aja Indosat rugi 1,3 Triliun, nanti Pak Jokowi disalahin lagi, nggak bisa dong," ujar Inas.
Setelah itu, Inas mengaku senang mengamati Pak Prabowo.
Inas mengatakan bahwa Prabowo sudah 4 kali melecehkan.
Inas Nasrullah mengatakan bahwa dirinya tidak bohong dan berani potong kuku.
"Saya nggak bohong, saya berani potong kuku," ujar Inas yang disambut tawa peserta ILC.
"Pada tahun 2014, Pak Prabowo mengatakan bangsa Indonesia kadang-kadang goblok, ada lagi mencaci maki wartawan yang katanya nggak bisa masuk mal, ada lagi elite-elite Jakarta maling semua, padahal ada Hanura, ada Gerindra, masak anak buahnya dibilang maling, satu lagu muka Boyolali, nah ini lho orang miskin dianalogikan dengan orag Boyolali, kalau ada muka kemiskinan pati yang digambarkan muka Boyolali ini," ujar Inas yang terdengar agak emosi lantaran Fadli Zon kerap menimpali pernyataannya.
Lantas, Karni Ilyas memberikan kesempatan Fadli Zon untuk memberikan klarifikasi.
"Saya klarifikasi satu per satu, mari berbicara sat persatu, bahwa soal wartawan itu Pak Prabowo ingin wartawan dihargai, anda tiak mengenal abstraksi, itu bahasa komunikasi, bahasa metafor, bahwa Pak Prabowo soal tampang Boyolali justru mengasosiasikan dirinya ssebagai orang Boyolali, anda jangan menambah-nambahi, anda jangan ngelantur ya," ujar Fadli Zon.
Setelah itu Inas mengatakan bahwa Prabowo tidak bisa melindungi bangsanya.
"Pemerintah itu harus melindungi bangsanya sesuai amanah UUD 1945, Gimana mau melindungi bangsanya, lha mulutnya aja tidak bisa melindungi bangsanya, bagaimana seorang presiden seperti itu, itu kan celaka," ujar Ina.
Inas menilai bahwa pidato Prabowo menistakan warga Boyolali.
Setelah itu, Inas mengatakan bahwa hotel-hotel mewah yang ada di dunia tidak ada di Jakarta.
Inas menilai bahwa Prabowo sosok yang suka dengan kemewahan.
"Pak Prabowo seolah-olah anti dengan kemewahan, tetapi Pak Prabowo begitu happy ketika rapat dan ultah di Darmawangsa," ujar Inas.
Inas lantas menyimpulkan bahwa Pidato Prabowo di Boyolali aalah penistaan, hoax dan munafik.
Setelah itu, Fadli Zon menyebut Inas sosok politii yang tidak mengerti bahasa politik.
Saya kira Inas ini politisi yang tidak mengerti apa yang dibicarakan Pak Prabowo, tapi rakyat mengerti, ini kan cara mempolitisir, apalagi dengan bahasa yang bombastis yang nggak mutu, jadi menurut saya kita harus kembali ke ranah yang lebih ilmiah, jadi kasihan partai anda, anda kan di sini mewakili partai anda," ujar Fadli Zon.
Mendengar perkataan Fadli Zon, Inas lantas menyela namun Karni Ilyas mencoba menghentikan perdebatan.
Fadli Zon lantas meminta agar tidak memisahkan teks dan konteksnya.
Lantas Inas kembali menyela hingga Karni Ilyas tampak geram dan memperingatkan Inas dan Fadli Zon.
"Kalian berdua ini sama saja ternyata," ujar Karni Ilyas yang disambut tawa hadirin.
Fadli Zon lantas menyinggung soal pernyataan Jokowi yang mengaku bapak ibunya orang Boyolali.
"Jadi harus jela asal usulnya, kalau kita mau berpikir jerih, kita harus sesuaikan teks dengan konteks," ujar Fadli Zon.
Namun saat Fadli Zon mengatakan hal tersebut, Inas kerap menyanggah dan membuat Karni Ilyas menghentikan sesi.
Diketahui sebelumnya, Prabowo Subianto mengunjungi Boyolali.
Tampak Prabowo mengenakan pakaian safari cokelat dan disambut masyarakat di sekitar tersebut.
Melalui akun Youtube TAUFIK IRVANI, Prabowo Subianto tampak memberikan pidato.
Begini Pidato Prabowo selengkapnya:
"Seorang presiden RI, sayap-sayap, sebagai contoh para purniawan perjuang Indonesia Raya,
Singa-singa tua yang turun dari gunung untuk membela negara dan bangsa kita walaupun mereka giginya sudah ompong.
Giginya ompong semangatnya masih menyala-nyala.
Tapi terutama yang saya rasakan dukungan dari emak-emak yang miltan
Saudara-saudara ini yang merasakan, karena keadilan dan kemakmuran adalah tuijuan kita merdeka.
Keadilan dan kemakmuran tujuan mendirikan banga Indonesia.
Keadilan dan kemakmuran adalah tujan kita merdeka
Keadilan dan kemakmuran adalah mendirikan bangsa Indonesia.
Saya tanya ke saudara-saudara, apakah saudara-saudara sudah merasakan keadilan dan kemakmuran atau belum?
Saudara-saudara saya hari ini didampingi oleh ketua umum partai Amanat Nasional, Pak Zulkifli Hasan tapi kebetulan beliau juga sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan RI (MPR RI) pemegang perwakilan perwakilan rakyat yang tertinggi di Republik Indonesia.
Saya kenal Pak Bibit Waluyo sudah lama, sebenarnya beliau adalah senior saya, Beliau yang dulu mlonco saya yang mengembleng saya, karena dulu saya taruna yang nakal, kalau nggak nakal, saya nggak jadi jenderal.
Dulu kita tentara bukan di belakang meja, bukan tentara di kota, kita tentara di lapangan.
Seharusnya kami pensiun, seharusnya kita istirahat tapi kami melihat bahwa negara dan bangsa masih dalam keadaan tidak baik, saya memberi usia saya untuk bangsa ini, saya memberi jiwa dan raga saya untuk bangsa ini.
Tapi begitu saya lihat Jakarta, saya melihat hotel-hotel mewah.
Gedung-gedung menjulang tinggi.
Sebut aja hotel paling mahal di dunia, ada di Jakarta.
Ada Rich Carlton, ada Waldorf Astoria, ngomong aja kalian nggak bisa sebut dan macem-macem itu semua.
dan saya yakin kalian nggak pernah masuk hotel-hotel tersebut, betul?
(betul, sahut hadirin yang ada di acara itu).
Mungkin kalian diusir, tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang kalian ya tampang orang boyolali ini.
Saya sebagai prajurit, kok negara saya bukan untuk rakyat saya, untuk apa saya berjuang, apakah saya berjuang agar negara saya milik orang asing, saya tidak rela, saya tidak rela,
Karena itu saya melihat rakyat saya masih banyak yang tidak mendapat keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan, buka itu cita-cita Bung Karno.," ujar Prabowo Subianto.
Sementara di tempat berbeda saat di Jakarta, Prabowo mengaku binggung karena gurauannya kerap dipermasalahkan
Hal itu disampaiakn Prabowo Subianto di hadapan pendukungnya dalam acara deklarasi Komando Ulama Pemenangan Prabowo Sandi (Koppasandi), di Lapangan GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan.Minggu (4/11/2018).
Saat menyampaikan pidato, Prabowo sempat berseloroh harus berhati-hati berbicara di depan massa karena banyak kamera televisi yang merekamnya.
Kemudian, prabowo sempat bercerita tentang pernyataan-pernyataannya yang dipersoalkan.
Dia memulainya dengan kisahnya saat berkunjung ke sejumlah wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Prabowo mengaku bingung karena gurauannya sering dipermasalahkan.
"Saya baru keliling kabupaten-kabupaten di Jateng dan Jatim. Mungkin Saudara monitor. Saya juga bingung, kalau saya bercanda dipersoalkan. Kalau saya begini dipersoalkan, begitu dipersoalkan," ujar Prabowo yang dilansir dari Kompas.com.
Prabowo tidak menyebut gurauannya yang mana yang menjadi persoalan. (TribunJateng.com/Woro Seto)