Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

AHY: Demokrat Sangat Ingin Memenangkan Pak Prabowo-Sandi tetapi. . .

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan terkait saling tagih janji antara Partai Demokrat dan Gerindra.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono saat menerima calon presiden Prabowo Subianto di kediaman SBY di Kuningan, Jakarta, Jumat (10/8/2018).(Abror Rizki) 

TRIBUNJATENG.COM- Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan terkait saling tagih janji antara Partai Demokrat dan Gerindra.

TribunJateng.com, melalui akun Youtube Siasat Politik Demokrat - ROSI yang tayang pada Kamis (15/11/18).

AHY menjelaskan terkait dengan jargon Demokart First.

"Demokart First harus diyakini bahwa kami ingin menyakinkan bahwa demokrat lolos 4 persen parlemen threshold, tapi kami harus punya suara signifikan , kalau kami punya suara double digit, maka ketika kita memenangkan pilpres, kita punya kontribusi signifikan dalam pemerintahan yang baru nanti, kalau hanya 4 persen atau tidak ada sama sekali, kita tidak bisa bebruat banyak, bahkan segala program yang diselenggarakan pemerintah, sangat tergantung suara di parlemen," ujar AHY.

AHY lantas menyebut bahwa cara tersbejut mampu memberikan dukungan untuk capres cawapres yang ia usung.

Terkait dengan saling tagih janji demokrat dan Gerindra.

AHY menyebut bahwa itu adalah perebutan komitmen.

Baca: PSIS Semarang vs Persib Bandung, Jafri Sastra Sebut Mahesa Jenar Hadapi Laga Final

Baca: Terkuak Pesan Terakhir Mengharukan Stan Lee Pada Editor Penerusnya, 2 Hari Sebelum Meninggal

Baca: VIDEO : Penanaman Ribuan Pohon di Sekitar Wilayah Gate Exit Tol Tegal

Baca: Sinopsis Memories of the Alhambra, Dibintangi Hyun Bin dan Park Shin-hye,Tayang 1 Desember 2018 

"Komitmen itu kan tidak perlu kita jelaskan panjang lebar ke publik, komitmen yang kami maksud adalah bagaimana kami saling memberikan dampak yang positif, dampak elektoral, kami ingin memenangkan Pak Prabowo-Sandi, tapi sebaliknya kami juga harus dimenegrti punya kepentingan agar Demokratnya lesu, apalagi suaranya berkurang drastis tergerus oleh partai-partai yang memiliki kader utama sebagi capres-cawapres, inilah makna koalisi, timbal balik, kita sejajar dalam koalisi, kita punya tujaun besar dan tujuan kecil, mudah-mudahan bertemulah komitmen ini," ujar AHY.

Ketika ditanya apakah akan mengkampanyekan Prabowo-Sandi, AHY menjelaskan.

"Tentunya kita menjunjung tinggi etika politik, kalau kita sudah menyatakan satu koalisi, tentu tidak ada alasan untuk menyukseskan Pak Prabowo-Sandi, tetapi tentu ini terus bergerak tidak vakum, tapi juga harus berkomunikasi dengan baik, jangalah terlalu sering melemparkan asumsi-asumsi tanpa komunikasi terlebih dahulu, tanpa komunikasi terlebih dahulu, akhirnya yang rugi koalisi sendiri karena dianggap tidak solid, tidak kompak, Demokrat ingin memperkuat pasangan Prabowo-Sandi," ujar AHY.

Diketahui sebelumnya, Sekjen Gerindra, Muzani menagih janji demokrat untuk mengkampanyekan Prabowo.

Ketua DPP Demokrat Jansen Sitindaon menagih balik janji partai Gerindra kepada Demokrat.

Pernyataan Jansen tersebut merespon perkataan sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani yang menunggu janji Demokrat akan mengkampanyekan Prabowo.

"Ada satu lagi kemarin Muzani itu menyebut Demokrat belum memenuhi janjinya untuk mengkampanyekan Prabowo. Itu sebenarnya materi yang paling besar dalam diskursus tiga hari ini pasca pembekalan. Jadi kami Partai Demokrat juga bertanya kalian Gerindra kan juga pernah berjanji ke kami. Sudah kalian penuhi belum janji-janji kalian itu," ujar Jansen, Rabu, (14/11/2018).

Baca: Karirnya Melejit, Keluarga Ingatkan Vanesha Prescilla: Tidak Semua Orang Suka Kamu

Baca: DOD ! DOR! Mobil Milik Sriwijaya Air Ditembak Orang Tak Dikenal

Baca: Daftar dan Profil Pemain Film A Man Called Ahok

Baca: Karirnya Melejit, Keluarga Ingatkan Vanesha Prescilla: Tidak Semua Orang Suka Kamu

Hanya saja Jansen enggan menjelaskan janji Gerindra kepada Demokrat yang dimaksud tersebut.

Yang pasti menurutnya salah satu janji Demokrat ke Gerindra telah dipenuhi dengan menjadi partai pengusung di Pemilu Presiden 2019.

"Jadi kalau kita ini sudah kok memberikan rekomendasi 10,19 Persen suara kita ke dia dan itu sudah resmi daftar ke KPU. Prabowo-Sandi dan Gerindra apakah kalian sudah memenuhi janji ke Demokrat. Jangan menagih janji, kalau janjinya sendiri belum dipenuhi kan gitu," katanya yang dilansir dari Tribunnews.com.

Jansen juga mengkritik pernyataan Muzani yang menyebut bahwa sikap pragmatisme Partai Politik saat ini dalam menghadapi Pemilu Presiden akan berdampak pada kesolidan partai di Parlemen.

Menurut Jansen pernytaan Muzani tersebut terlalu jauh. Partai pengusung Prabowo-Sandi selain Gerindra saat ini masih berjuang agar lolos ambang batas parlemen.

"Ini kita masih pada tahap bagaimana cara agar partai lolos ke parlemen. Terlalu jauh, kalau itu. Jadi kalau itu sudah kilometer di ujung, ini kan kita masih di kilometer di awal. Bagaimana caranya rute mobil Demokrat, PAN atau PKS ini bisa sampai ke Senayan. Berapa orang yang bisa diturunkan ke sana begitu," pungkasnya.

Tanggapan SBY

melalui akun Twitter Susilo Bambang Yudhoyono @SBYudhoyono yang ia tulis pada Kamis (15/11/18).

Dalam cuitan tersebut, SBY mengaku terpaksa menanggapi sekjen Gerindra.

SBY menilai bahwa sekjen Gerindra bernada tidak baik.

lantas, SBY meminta agar sekjen Gerindra lebih mawas diri dan tidak mengeluarkan pernyataan politik yang sembrono.

Hal tersebut menurut SBY justru merugikan.

Ayah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu mengaku saat dirinya menang Pilpres dua kali, ia tidak pernah memaksa dan menyalahkan siapa pun.

Lantas, SBY menyebut bahwa dalam pilpres yang menentukan adalah sosok capresnya yang harus memiliki narasi dan gaya kampanye yang tepat.

Baca: Setahun Terjun ke Politik, AHY Blak-blakan Ungkap Perasaannya

Baca: Dituding Dikorbankan SBY, Begini Reaksi AHY hingga Penonton Rosi Riuh

Baca: Sindir Poster Raja Jokowi, Fadli Zon: Ini Bahayanya Petruk Jadi Raja

Berikut cuitan SBY selengkapnya:

"Sebenarnya saya tak harus tanggapi pernyataan Sekjen Gerindra. Namun, karena nadanya tak baik & terus digoreng terpaksa saya respons *SBY*

Daripada menuding & menyalahkan pihak lain, lebih baik mawas diri. Mengeluarkan pernyataan politik yg "sembrono", justru merugikan *SBY*

Saya pernah 2 kali jadi Calon Presiden. Saya tak pernah menyalahkan & memaksa Ketum partai-partai pendukung utk kampanyekan saya *SBY*

Dlm pilpres yang paling menentukan "Capres-nya". Capres adalah "super star". Capres mesti miliki narasi & gaya kampanye yang tepat *SBY*

Saat ini rakyat ingin dengar dari Capres apa solusi, kebijakan & program yang akan dijalankan untuk Indonesia 5 tahun ke depan *SBY*

Kalau "jabaran visi-misi" itu tak muncul, bukan hanya rakyat yang bingung, para pendukung pun juga demikian. Sebaiknya semua introspeksi *SBY*Terakhir, saya pikir tak ada satu pun partai politik (yang tak punya capres dalam pemilu serentak ini) yang tak utamakan partainya *SBY

Kalau Partai Demokrat yang terus diributin, para kader Demokrat tak perlu gusar & kecil hati. Go on. Kita tak pernah ganggu partai lain *SBY*," tulis SBY. (TribunJateng.com/Woro Seto)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved