Massa Alumni 212 Teriak Prabowo Presiden dan Bawaslu Katakan Tak Ada Pelanggaran Kampanye
Calon Presiden Nomor Urut 02, Prabowo Subianto menghadiri Reuni Akbar 212. Saat pidato sambutan, Prabowo.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Calon Presiden Nomor Urut 02, Prabowo Subianto menghadiri Reuni Akbar 212. Saat pidato sambutan, Prabowo menyatakan enggan berbicara politik di atas panggung.
"Saya tidak akan panjang bicara, karena kalian ketahui saya sekarang telah mendapat tugas dan amanah sebagai Capres RI dan karena itu saya harus patuh dan mengikuti semua ketentuan. Saya tidak boleh bicara politik," kata Prabowo.
Ia mengungkapkan rasa terima kasihnya lantaran telah diundang dalam acara tersebut. "Jadi saya hanya ingin mengucapkan terimakasih bahwa saya diundang oleh panitia," ucapnya.
Massa aksi langsung histeris dan menyerukan namanya. Mereka sekaligus menyatakan keinginannya agar ia bisa terpilih menjadi Presiden pada Pemilu 2019 mendatang.
"Prabowo Presiden, Prabowo Presiden," ujar massa aksi.
• Hadiri Reuni Akbar 212, Titiek Soeharto Ikut Sholat Subuh Berjamaah, Prabowo Berpidato
Sejumlah elite politik juga menghadiri acara Reuni Akbar 212, diantaranya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dan Mantan Ketua MPR Amien Rais.
Ia juga mengapresiasi peserta yang tertib selama menjelang hingga acara dilaksanakan. “Saya dari Kebayoran Baru melihat orang-orang berjalan kaki sambil menggendong anak, tertib, dan itu membuat saya bangga sebagai muslim di Indonesia, ini bukti bahwa Islam mempersatukan karena yang hadir pasti dari berbagai suku,” pungkas Prabowo. Ia kemudian meneriakkan kalimat takbir yang diikuti semua peserta.
Berdasarkan pantauan di lokasi, sejumlah massa tampak mengacungkan dua jari yakni jempol dan telunjuk saat Prabowo tiba. Teriakan 'Hidup Prabowo!' terus bergema hingga Prabowo sampai di area panggung utama.
Jokowi Gowes ke Bogor
Terpisah, Presiden Joko Widodo memilih bersepeda menuju tempat kerjanya di Istana Bogor, Minggu (2/12). Sementara di saat yang bersamaan massa Reuni Akbar 212 memenuhi kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Jokowi sebelumnya telah dipastikan tidak diundang untuk hadir dalam acara Reuni 212 yang digelar di kawasan
Monas, Jakarta Pusat, Minggu. Mantan gubernur DKI Jakarta dan wali kota Solo itu pun memilih bersepeda untuk hadir menyaksikan pemasangan instalasi listrik PLN, di Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
Ia menempuh perjalanan sekitar 1,5 km ditemani Menteri BUMN, Rini Soemarno, sejumlah direktur utama BUMN, beberapa milenial BUMN, dan personel Grup A Pasukan Pengamanan Presiden Markas Besar TNI.
Sepanjang perjalanan, Jokowi menyapa warga yang telah menanti di pinggir jalan. Banyak dari warga berusaha untuk mendekat dan mengabadikan momen itu dengan kamera ponsel mereka.
Ia pada kesempatan itu mengenakan jaket berwarna hitam dipadu dengan celana jeans dan helm warna hijau pupus. Untuk diketahui panitia batal mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke aksi Reuni 212 di Monas.
Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Ma'arif, menganggap Jokowi kurang menghargai atau menghormati gerakan 212. "Salah satu yang jadi pertimbangan, pertama, Pak Jokowi kami nilai kurang respect terhadap gerakan 212, kurang mensyukuri nikmat anugerah Allah kumpulnya umat Islam," ujar Slamet.
Titiek Soeharto Salat Subuh Berjamaah
Diantara ribuan massa reuni alumni 212 ada yang menarik yakni ikut sertanya putri Presiden ke-2 RI Soeharto, Siti Hediati Haryadi alias Titiek Soeharto. Dalam foto yang diunggah salah satu staf Titiek, Rachmat Widiyanto di akun media sosialnya, tampak putri Presiden Soeharto itu mengenakan mukena berwarna putih. Ia duduk bersama jamaah lainnya di pelataran Monas.
Titiek Soeharto terlihat khusyuk mengikuti rangkaian kegiatan alumni reuni 212 dalam balutan doa-doa sejak pukul 03.00 WIB. “Subhanallah manusia tumpah ruah berlimpah di sini. Ke mana kita berjalan, lautan manusia. Semua itu karena kecintaannya kepada Allah SWT. Nggak ada yang dibayar, nggak ada yang digebah (gerakkan) untuk datang. Tapi, kita semua datang ke sini,” ujar Titiek Soeharto.
Titiek Soeharto mengaku sengaja tidak memilih duduk di panggung bersama para tokoh lainnya. Ia lebih memilih duduk berbaur dengan masyarakat. “Saya tidak duduk di panggung. Saya duduk berbaur dengan masyarakat, merasakan bagaimana nikmatnya salat subuh dengan ratusan atau mungkin jutaan orang di sini, ya,” ujarnya.
Bukan Pelanggaran
Bawaslu DKI Jakarta tidak menemukan unsur pelanggaran pemilu pada acara Reuni Akbar Alumni. Komisioner Bawaslu DKI Jakarta Puadi mengatakan, kehadiran calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto pada acara itu bukan suatu pelanggaran.
Puadi menyebut Prabowo diundang sebagai tamu undangan, bukan sebagai capres yang akan melakukan kampanye. Menurut Puadi, acara itu adalah kegiatan keramaian yang telah mendapat izin dari pihak kepolisian. "Ada 9 metode kampanye. Dari 9 metode itu, yang belum boleh dilakukan adalah rapat umum dan kampanye di media massa serta media elektronik," kata Puadi.
"Ini adalah reuni, panitia reuninya itu izin kepolisian. Bapak Prabowo diundang sama panitia sebagai tamu undangan. Enggak ada Bawaslu melarang, karena ini bukan kegiatan kampanye," lanjut dia.
Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang pemilu pasal 492 menyebutkan seseorang disebut melakukan kampanye di luar jadwal apabila dia menyampaikan sambutan yang berisi visi, misi, dan program kerja. Puadi menyebut, pidato yang disampaikan Prabowo saat acara itu tidak mengandung unsur kampanye sama sekali. Ia juga tidak menemukan alat peraga kampanye yang dibawa oleh peserta reuni 212.
"Penyampaian yang disampaikan Bapak Prabowo tadi itu bukan merupakan kampanye. Itu hanya ucapan terima kasih karena diundang di (reuni) 212. Kami tidak temukan adanya dugaan pelanggaran pemilu," jelas Puadi.
Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa kehadiran Prabowo hanya untuk menghadiri undangan. Calon Presiden yang diusung partainya tersebut dalam sambutannya tidak mengajak atau menggiring umat untuk memilihnya.
"Beliau (Prabowo) tidak menyampaikan permintaan untuk didukung dan beliau hadir karena diminta untuk memberikan sambutan dan beliau hadir karena diundang panitia," kata Hidayat. Menurut Hidayat antusiasme peserta reuni atas kehadiran Prabowo, merupakan hak masing masing yang keluar secara spontan. Menurutnya juga peserta aksi 212 memiliki sikap politik dalam dalam Pemilu. Sikap politik tersebut tentunya diberikan kepada calon yang dinilai lebih dekat dengan peserta aksi 212. "Pada hakekatnya memang kawan-kawan di 212 dari dulu mempunyai sikap politik," katanya.
Menurut Hidayat bila pun kemudian para peserta aksi 212 memilih Prabowo dalam Pemilu mendatang, hal itu merupakan hak politik masing-masing yang dijamin konstitusi. "Kalau mereka mendukung Pak Prabowo ya itu adalah hak mereka untuk memberikan dukungan," pungkasnya. (Tribun Network/fik/zal/wly)