Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

BERITA LENGKAP: NH Dini Meninggal Dunia Kecelakaan di Tol Tembalang Semarang

NH Dini meninggal telah mengagetkan pecinta dan pegiat sastra di Indonesia. Kabar NH Dini kecelakaan ini

kompas.com
NH Dini meninggal dunia 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - NH Dini meninggal telah mengagetkan pecinta dan pegiat sastra di Indonesia.

Kabar NH Dini kecelakaan ini telah membuat banyak kalangan tidak menduga hal ini akan terjadi.

NH Dini adalah dalam buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang diajarkan di bangku SMP atau SMA terdapat nama sastrawan NH Dini.

Nama aslinya adalah Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang lebih dikenal dengan nama NH Dini, lahir di Semarang, 29 Februari 1936 telah menghasilkan banyak karya sastra terkenal.

Indonesia berduka karena kehilangan sastrawan, novelis dan pejuang feminis yang gigih bernama NH Dini. Wanita asli Semarang ini bernama lengkap Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin anak pasangan Saljowidjojo dan Kusaminah.

Cerita Heroik Korban Selamat dari Pembantaian KKB Papua, Pura-pura Mati Lalu Kabur

Video Detik-detik Kecelakaan di Tol Tembalang yang Mengakibatkan Sastrawan NH Dini Meninggal

Pelayat Ucapkan Bela Sungkawa Sebelum NH Dini Dikremasikan di Ambarawa

Kemudian menikah dengan Yves Coffin, Konsul Prancis di Kobe, Jepang tahun 1960.

Sastrawan NH Dini meninggal dunia setelah taksi yang ditumpanginya mengalami kecelakaan di Tol Tembalang, tepatnya di KM 10 Kota Semarang arah Salatiga, Selasa (4/12/2018) siang.

Kecelakaan melibatkan sebuah truk bermuatan bawang dan taksi minibus. Truk patah as di tanjakan kemudian mundur mengenai taksi yang ditumpangi NH Dini.

Taksi itu dikemudikan oleh Suparjo (57) dan Sri Hardini (82) alias NH Dini sebagai penumpangnya. Setelah kecelakaan, korban dilarikan ke RS Elisabeth Semarang dan meninggal dunia sore hari.

Ditemui Tribun Jateng di rumah sakit, keponakan NH Dini, Paulus Sujamadi mengatakan jenazah akan disemayamkan di Wisma Lansia Harapan Asri, Semarang di jalan Tusam Raya No 2A Banyumanik. Rabu (5/12) almarhumah akan dikremasi di pemakaman Kedungmundu Semarang sekitar pukul 12.00.

Semasa hidup, NH Dini sempat beberapa kali pindah dari negara satu ke negara lain. Dari pernikahan dengan Yves Coffin, NH Dini dikaruniai dua anak yaitu Pierre-Louis Padang Coffin lahir di Perancis, 2 November 1967.

Dia lah Pierre Coffin pencipta karakter Minions. Sedangkan adik Padang, perempuan bernama Marie Claire Lintang Coffin yang biasa dipanggil Lintang.

Anak sulung Dini kini menetap di Kanada, dan anak bungsunya menetap di Prancis. Sementara Dini tinggal di Panti Wredha Langen Wedharsih, Ungaran.

NH Dini menikah dengan diplomat Prancis Yves Coffin 1960 lalu berpisah 1984.

Dua anaknya bernama Padang dan Lintang kemudian memilih hidup bersama sang ayah. Lintang sebagai teacher di international school tinggal di Kanada dan dua tahun ini mendapat kontrak di Bandung. Lintang ini lagi perjalanan ke Semarang.

Goenawan Mohamad yang juga sastrawan kondang turut berduka. Dia mengenang NH Dini sebagai sastrawan terkemuka dari generasi pertama majalah Kisah.

Karyanya yang terkenal adalah 'Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko.

Dalam foto tanggal 28 Februari 2018 NH Dini tampak ceria saat merayakan ulang tahunnya ke 82 di Kota Semarang. Dirayakan maju tanggal 28 karena dia lahir 29 Februari kabisat.

Dini sudah rajin menulis sejak duduk di kelas 3 SD. Karirnya dalam dunia penulisan Tanah Air dimulai saat dirinya mengirim sajak untuk program "Prosa Berirama" yang disiarkan RRI kemudian menjajal peruntungan membuat cerita pendek untuk majalah wanita Femina.

Karena merasa format cerita pendek tidak cocok untuk dirinya, Dini mulai menulis cerita panjang. Ia mulai menulis karya pertamanya berjudul Hati yang Damai, kemudian Pertemuan Dua Hati (1986) yang diterbitkan di halaman tengah Femina.

NH Dini kemudian merambah ke penulisan biografi dan novel. Amir Hamzah Pangeran dari Negeri Seberang (1981) dan Dharma Seorang Bhikku (1997) adalah dua buku biografi yang ditulisnya.

Novel-novelnya juga kondang yaitu Pada Sebuah Kapal (1973), La Barka (1975), Keberangkatan (1977), serta Namaku Hiroko (1977).

Penghargaan yang diterima antara lain Hadiah Seni untuk Sastra dari Depdikbud (1989), Bhakti Upapradana Bidang sastra dari Pemda Jateng (1991), SEA Write Award dari Thailand (2003), Hadiah Francophonie (2008), dan Achmad Bakrie Award bidang Sastra (2011).

Tahun 2017, NH Dini menerima penghargaan prestasi seumur hidup (lifetime achivement award) dari penyelenggara Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2017. Dia dianugerahi penghargaan atas kontribusinya sebagai penulis sekaligus aktivis, dalam dunia sastra di Indonesia.

NH Dini dianggap sentral sebagai pelopor suara perempuan pada tahun 1960-1980-an, di mana belum banyak perempuan Indonesia memutuskan menjadi penulis.

"Sastra adalah dunia saya. Saya telah menekuni bidang ini selama 60 tahun, dan berharap bisa terus berkontribusi bagi sastra Indonesia," kata N.H. Dini sesaat sebelum menerima penghargaan.

Dia perempuan mandiri. Di usia senja tetap tak mau merepotkan orang lain. Lebih memilih tinggal di panti biar bisa mandiri.

Meski sudah sepuh, dia masih membimbing skripsi, mengisi acara seminar, bahkan bolak-balik ke Jakarta jika ada undangan seni di Taman Ismail Marzuki.

Masih sering naik pesawat, dan bepergian sendiri. Jika butuh bantuan, ia sendiri yang menghubungi maskapai untuk meminta kursi roda.

Meski NH Dini telah berpulang, karyanya akan tetap dikenang. Karya yang terkenal adalah, Pada Sebuah Kapal, Hati yang Damai, Padang Ilalang di Belakang Rumah, Sekayu, Pertemuan Dua Hati, Keberangkatan, La Barka, Monumen,

Istri Konsul, Sebuah Lorong di Kotaku, Kemayoran, Tirai Menurun, Langit dan Bumi Sahabat Kami, Namaku Hiroko, Argenteuil, Dari Rue Saint Simon ke Jalan Lembang, Dua Dunia.

Dia juga pernah jadi pramugari Garuda Indonesia 1950-1960, Anggota Wahana Lingkungan Hidup, Anggota Forum Komunikasi Generasi Muda Keluarga Berencana.

Selamat Jalan NH Dini sastrawan besar Indonesia, semoga karyamu terus dikenang. 

Sebelumnya diberitakan sastrawan Sri Hardini atau yang lebih dikenal dengan NH Dini meninggal dunia setelah menjadi salah satu penumpang dari kendaraan yang terlibat kecelakaan di ruas Jalan Tol Tembalang Kilometer 10, Kota Semarang, Selasa (4/11/2018).

Penulis Hati yang Damai itu meninggal setelah mendapat luka pada kepala dan kaki kanan.

Ia sempat dirawat di RS Elisabeth Semarang sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Kasatlantas Polrestabes Semarang, AKBP Yuswanto Ardi menjelaskan, kronologis kecelakaan itu bermula saat ada sebuah truk dengan nomor polisi AD 1536 JU berhenti di jalur utama tol Gayamsari-Tembalang.

"Karena mengalami kerusakan sopir truk itu menghentikan sesaat kendaraan di jalur utama. Saat akan kembali melanjutkan, kendaraan justru berjalan mundur," terang Ardi saat dikonfirmasi.

Di saat yang bersamaan mobil Toyota Avanza yang ditumpangi NH Dini melaju dari arah yang sama dan tepat berada di belakang truk. Tidak sempat menghindar tabrakan pun tidak bisa dicegah.

"Korbannya ada dua pengemudi mobil atas nama Suparjo dan penumpang mobil ibu Sri Hardini keduanya sempat dibawa petugas ke rumah sakit namun sang ibu akhirnya tidak tertolong," terang Ardi lebih lanjut.(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved