Usai Twitwar dengan Mahfud MD Soal Freeport, Rizal Ramli Sebut Sosok Gus Dur dan Megawati
Rizal Ramli memberikan tanggapan atas soal kepemilikan saham PT Freeport Indonesia dan kembali menyebut nama Gus Dur dan Megawati.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Rizal Ramli mengungkapkan, tiga bulan setelah permasalahan Freeport, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur berakhir masa jabatannya.
Bahkan, jelasnya, CEO PT Freeport kala itu, James Moffett sebelumnya sudah mengaku salah dan mau membayar seharga 5 miliar dollar agar tak masuk penjara karena menyogok pejabat RI kala itu.
"Sahabat saya Pak @mohmahfudmd mungkin lupa 3 bulan kemudian Gus Dur diganti.
CEO James Moffett sudah ngaku salah, makanya bersedia bayar $5M daripada masuk penjara karena menyogok pejabat RI," kata Rizal.
Kembali memaparkan argumennya, Mahfud MD pun membalas dan mengatakan bahwa divertasi adalah hal yang tepat.
Terkait James Moffett, Mahfud MD menjelaskan bahwa hal tersebut terpisah dengan apa yang ia bahas.
Terlebih kasus tersebut telah berlalu hingga 18 tahun.
• Tsunami Banten, Fadli Zon: Kenapa Begitu Lengah Tak Ada Peringatan
• 15 Menit Sebelum Tsunami Banten, Kembaran Ifan Seventeen Sudah Perkirakan Tempat Lari
• UPDATE Penembak Perwira TNI Ditangkap, Pelaku Anggota TNI AU, Ini Identitasnya
Di akhir kicauannya, Mahfud MD mengajak Rizal Ramli bertemu dan berdiskusi lebih jauh.
"Kalau begitu faktanya berarti benar, masalah Freeport harus dilakukan dengan nego untuk kontrak baru seperti divestasi.
Soal pengakuan James Moffett itu soal terpisah karena skrang sudah lewat dari 18 tahun.
Pak RR, next week kita atur lunch atau dinner lagi ya. Kangen berdiskusi lagi," cuit Mahfud.
Setelah itu, Rizal Ramli mendapatkan pertanyaan dari netizen terkiat digulingkan posisi Gus Duir dari presiden apakah soal Freeport.
"Apakah gusdur dijatuhkan gara2 masalah freeport ini? iya!!!," tulis @saltlander
Lantas, Rizal Ramli kembali menegaskan abhwa hal tersebut hanya permasalah kulit.
Rizal Ramli lantas menyampaikan tanda-tanda inlander seolah-olah Amerika yang mengatur.