Sebelum Tsunami Banten, Manajemen Seventeen Bertanya Kenapa Letak Panggung Membelakangi Laut
Sebelum tsunami Banten, manajemen Seventeen pertanyakan soal tata letak panggung yang membelakangi laut.
Penulis: Awaliyah P | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM - Tsunami Selat Sunda yang menghantam Banten serta Lampung Selatan, Sabtu, (22/12/18) masih menyisahkan duka.
Sebelum kejadian, pihak manajemen Seventeen menanyakan tentang tata letak panggung yang membelakangi laut.
Hal itu disampaikan oleh Yulia Dian, Tim PR manajemen Seventeen melalui sambungan telepon dengan Rumpi Trans TV.
Yulia mengaku tidak ada kekhawatiran apapun sebelum acara dimulai.
Namun beberapa kru sempat bertanya ketika melihat Gunung Anak Krakatau terus-terusan mengeluarkan api.
Selain itu awan hitam menyelimuti sekitar Gunung Anak Krakatau.
"Enggak sih, ga ada kekhawatiran apa-apa.
Cuma sebelumnya dari teman-teman kru yang di sana sempat tanya 'Itu kok Krakatau mengeluarkan api terus?' gitu kan.
Terus kok di dekat Krakatau itu awannya hitam tapi di kasihtahu 'Ya emang biasa kaya gitu dan ga ada apa-apa' gitu kan," jelas Yulia.
• Nisan Bani Seventeen Dicuri Orang Misterius, Mantan Member Seventeen Tulis Permintaan
• Daftar Artis yang Lolos dari Maut Tsunami Banten, Ifan Seventeen - Didi Riyadi. Ini Kisah Mereka
• Chord Kunci Gitar & Lirik Lagu Kemarin Seventeen - Bikin Merinding Anji, Gambaran Tragedi Tsunami
• Dentuman Misterius Berasal dari Erupsi Anak Krakatau
Tidak hanya awan hitam dan api yang keluar dari Gunung Anak Krakatau, tim Seventeen juga bertanya tentang panggung yang membelakangi lautan.
"Terus kita juga sempat tanya kenapa panggungnya membelakangi laut?" tutur Yulia.
Dijelaskan Yulia bahwa tidak pernah ada acara yang panggungnya membelakangi laut.
"Karena ga ada sebenarnya event panggungnya membelakangi laut. Itu sudah standar kita ga boleh membelakangi laut," ungkap Yulia.
Namun pihak penyelenggara mengatakan bahwa memang setting panggung dibuat seperti itu.
Sebelumnya, dikabarkan bahwa Seventeen merupakan band pengganti yang tampil di Patai Tanjung Lesung.
Didi Riyadi mengungkap hal tersebut dan menjelaskan bahwa sebenarnya Band Element yang manggung di acara Employee Gathering PLN UIT JBB.
Namun event organizer acara itu membatalkan perjanjian yang sudah dibuat dan digantikan oleh Seventeen.
Menanggpi hal itu, Yulia menuturkan bahwa undangan Seventeen manggung di acara tersebut bukan suatu hal yang mendadak.
"Sebenarnya kalau dadakan enggak sih ya cuma memang band lain ditawari lebih dulu," kata Yulia.
"Cuma mereka jadwalnya sudah terisi baru habis itu Seventeen yang ditawari," imbuh dia.
Menurut Yulia, beberapa instansi pemerintahan memang mencari pengisi acara saat mendekati hari H.
"Tapi beberapa pengalaman sama instansi pemerintahan, mereka memang mencari pengisi acaranya agak mepet. Biasanya paling lama sebulan, tiga minggu. Memang begitu," ujar Yulia.
Lebih lanjut, Dian menjelaskan kronologi penemuan jenazah personel Seventeen, Herman, Bani, dan Andi.
Yang pertama ditemukan adalah jenazah Bani.
Saat mendapat kabar tentang penemuan jenazah Bani Seventeen, pihak manajemen tidak ingin percaya begitu saja.
Mereka memastikan terlebih dahulu sebelummemberitahu keluarga Bani Seventeen.
"Jadi ketika kita dapat kabar kalau yang pertama itu kan Bani.
"Kita mau make sure dulu, harus siap dulu jenazahnya baru kita memastikan kepada keluarga bahwa itu benar Bani," jelas Yulia.
Dikatakan Yulia, Bani meninggalkan istri yang tengah hamil muda dan anak pertama yang berumur 2 tahun.
"Dia sedang sangat menikmati menjadi seorang bapak," ungkap Yulia.
Selain itu, drummer Seventeen Andi, juga ditemukan tewas.
Andi ditemukan bersama dengan jenazah Dylan.
Yulia mengungkap saat kejadian istri dan tiga anak Andi ada di lokasi kejadian.
Namun Dewi, istri Andi, dan tiga anaknya tidak menonton konser.
Mereka berada di kamar.
"Jadi pada saat kejadian Mba Dewi berada di lokasi sama ketiga orang anaknya.
Mereka posisinya di kamar ga nonton, mereka ikut kelelep.
Air masuk ke dalam kamar tapi mereka bertahan bersama anak-anaknya 3 yang satu umurnya setahunan, yang paling kecil.
Setelah air surut baru dia berani keluar kamar lalu evakuasi ke tempat yang lebih tinggi," terang Yulia.
Jenazah Andi ditemukan tertumpuk barang-barang.
Pertama kali mendengar kabar jenazah Andi ditemukan, pihak keluarga sempat menolak untuk percaya.
"Saat kita dapat kabar dari Polda ada nama yang dirilis atas nama Kak Andi, pihak keluarga menolak untuk percaya.
Dalam artian sebelum kita tim manajemen melihat langusng kita tidak mau bilang kalau itu Andi karena kita masih berharap yang terbaik," beber Yulia.
Sedangkan istri Herman Seventeen berniat ingin menyusul.
Namun karena ada syuting, niat tersebut diurungkan.
"Jadi kebetulan Mbak Uli diajak tapi dia masih ada syuting sinetron akhirnya dia batal padahal mau berangkat," tutur Yulia.
Sebelum pergi manggung, dikatakan bahwa Herman mencium dan memeluk sang istri berkali-kali.
"Anaknya dekat banget sama Bang Herman jadi ya setiap Bapaknya pergi ya nangis," kata Yulia.
Tsunami Banten juga menewaskan istri Ifan Seventeen yakni Dylan Sahara.
Sebelum ditemukan, Ifan mendengar selentingan kabar bahwa istrinya sudah selamat.
"Jadi pada saat kejadian jujur memang semua kru Seventeen terpencar dan mereka mencari teman berdua, bertiga langusng menyelamatkan diri ke tempat yang tinggi
Karena pada saat itu kejadiannya malam takut ada gelombang susulan
Jadi kami positive thingking-nya mungkin mereka berada di tempat penampungan yang lain," kata Yulia.
Entah dari mana, kabar Dylan sudah ditemukan beredar.
"Pada saat itu entah gimana ada orang-orang yang ngomong di sosmed ada yang bilang bahwa melihat Dylan di tepat A, B, C.
Untuk menjangkau tempat A B C itu ga bisa sekarang, karena pada saat hari H+1 pun masih ada isu-isu gelombang susulan
Jadi Ifan menunggu bisa jalan langsung ke sana ternyata ga ada akhirnya jenazah Dylan itu ditemukan bersama dengan Kak Andi. Di tempat yang sama," kata Yulia.
Namun jenazah Dylan agak sulit dikenali karena sidik jari yang tidak terbaca.
Berbeda dengan sidik jari Andi Seventeen.
"Tapi jenazah Kak Andi memang duluan dikenali karena sidik jari yang dari forensik kebaca sementara punya Dylan tidak," jelas Yulia.
Jenazah Dylan ditemukan tidak jauh dari lokasi pertama.
Yulia memperkirakan jaraknya sekitar 150 meter.
Saat ini jenazah Andi, Herman, Bani, dan Dylan sudah dimakamkan di kampung halaman masing-masing. (iam/tribunjateng.com)