UPDATE, Inilah Penampakan Gunung Anak Krakatau Setelah Meletus, Ketinggian Berkurang Drastis

Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho membagikan cuitan mengenai kondisi Gunung Anak Krakatau paska meletus beberapa waktu lalu.

Penulis: galih permadi | Editor: galih permadi
Twitter/Sutopo Purwo Nugroho
Video Gunung Anak Krakatau Terbaru. Saat longsor hingga sebabkan Tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018), Gunung Anak Krakatau yang tadinya memiliki tinggi 338 meter, kini hanya memiliki tinggi 110 meter. 

TRIBUNJATENG.COM - Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho membagikan cuitan mengenai kondisi Gunung Anak Krakatau paska meletus beberapa waktu lalu.

Erupsi Gunung Anak Krakatau menyebabkan tsunami Selat Sunda dan mengakibatkan ratusan jiwa meninggal.

"Inilah Gunung Anak Krakatau (GAK) dari helicopter BNPB pada 13/1/2019, 12.31 WIB. Tubuh GAK telah banyak berubah. Saat ini tinggi GAK hanya 110 meter dari sebelumnya 338 meter. Jumlah letusan cenderung menurun. Status masih Siaga. Zona berbahaya 5 km dari puncak kawah," cuitan Sutopo, Minggu (13/1/2019).

Sebelum itu, Sutopo juga membagikan video kondisi terkini Gunung Anak Krakatau.

"Kondisi Gunung Anak Krakatau pada 11/1/2019 yang didokumentasikan. ⁦@EarthUncutTV⁩. Warna orange kecoklatan adalah hidrosida besi (FeOH3) yang mengandung zat besi tinggi yang keluar dari kawah dan larut ke dalam air laut. Tubuh Gunung Anak Krakatau telah banyak berubah," cuitnya.

Sutopo mengatakan ada perubahan morfologi dari Gunung Anak Krakatau.

"Perubahan morfologi Gunung Anak Krakatau yang begitu cepat. Pascalongsor bawah laut (22/12/2018) menyebabkan kawah berada di bawah permukaan laut. Namun pada 9/1/2019 bagian barat-barat daya yang sebelumnya di bawah permukaan laut, saat ini sudah di atas permukaan laut," ujarnya.

Akankah Gunung Anak Krakatau ini tumbuh sebesar ibunya?

Pada ledakan tahun 1883, tubuh Krakatau hancur, namun pada tahun 1927 terjadi rentetan semburan air laut ke udara.

Gunung Anak Krakatau lahir ke permukaan pada 15 Januari 1929 setelah dua tahun lamanya mengeluarkan semburan tersebut.

Anak Krakatau ini tumbuh pada kedalaman 180 meter.

Saat lahir ke permukaan, pada tanggal 20 Januari 1929 tinggi pulau sudah mencapai 1,5 meter dengan diameter 4 meter.

Dalam majalah Geo Magz milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) edisi 29 September 2011 disebutkan, pertumbuhan Gunung Anak Krakatau terbilang cepat.

"Melihat pertumbuhan kerucut Gunung Anak Krakatau yang sangat cepat, semakin tinggi dan besar, maka bencana seperti yang pernah terjadi pada 1883 letusan dapat terulang kembali. Meskipun demikian, besarnya tubuh suatu gunung api bukan penentu besarnya ancaman bahaya yang akan terjadi. Ancaman itu meskipun masih jauh di depan mata, tetapi apabila hal tersebut benar-benar terjadi, maka bencana itu akan melanda kawasan Selat Sunda," demikian laporan yang tertulis dalam majalah tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
  • Berita Populer
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved