Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Yuk Berburu Durian Lokal Ngropoh Temanggung, Paling Mahal Rp 85 Ribu Kelas Super

Tak hanya tembakau dan kopi, Kabupaten Temanggung, juga penghasil durian legit. Adalah Ngropoh, desa di Kecamatan Kranggan.

Penulis: yayan isro roziki | Editor: deni setiawan
Yuk Berburu Durian Lokal Ngropoh Temanggung, Paling Mahal Rp 85 Ribu Kelas Super - durian-ngropoh1.jpg
TRIBUN JATENG/YAYAN ISRO ROZIKI
Durian Ngropoh Temanggung berkualitas super
Yuk Berburu Durian Lokal Ngropoh Temanggung, Paling Mahal Rp 85 Ribu Kelas Super - durian-ngropoh2.jpg
TRIBUN JATENG/YAYAN ISRO ROZIKI
Pedagang membuka durian lokal Ngropoh Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung
Yuk Berburu Durian Lokal Ngropoh Temanggung, Paling Mahal Rp 85 Ribu Kelas Super - durian-ngropoh3.jpg
TRIBUN JATENG/YAYAN ISRO ROZIKI
Pengunjung (konsumen) mencicipi durian lokal Ngropoh di Kabupaten Temanggung

Rp 25 ribu hingga Rp 85 ribu untuk kelas super.

"Gak mahal-mahal, tapi sudah bisa dapat durian rasa istimewa," tuturnya.

Dikatakan lebih lanjut, sebagai pengepul, ia membeli durian langsung dari para petani di Ngropoh.

Bahkan, ia mulai memesan durian dari para petani langganan sejak pohon durian berbunga.

"Sistemnya kepercayaan. Jadi, saya belinya ke petani yang itu-itu juga, para petani pun kalau sudah percaya ke saya, jualnya ya ke saya saja," ucapnya.

Diakui, ada sekitar 100 orang pengepul durian yang tersebar di seluruh wilayah Desa Ngropoh‎.

Mereka pun, sudah punya langganan petani masing-masing.

"Durian yang ada di saya ini berasal dari sekitar 50-100 pohon, milik beberapa petani. Kalau total populasi pohon durian di Ngropoh bisa mencapai 10 ribu batang," urainya.

Rata-rata, pohon durian di Ngropoh, menurut Tri, berusia antara 10-80 tahun.

Bahkan, ada beberapa pohon yang usianya diperkirakan mencapai 100 tahun.

"Kan di sini murni pohon durian lokal, yang baru bisa berbuah saat pohon‎ berusia minimal 10 tahun," ucapnya.

Kendati populasi pohon yang ada mencapai sejumlah itu, panen durian tahun ini dinilai menurun cukup drastis.

Menurut dia, ini lantaran pada tahun lalu musim kemarau cukup panjang, sehingga pohon durian yang rata-rata ada di kebun bertanah kering sangat kekurangan air.

"Kemarau terlalu panjang, pohon kekurangan air jadi stres. Di sini sangat tergantung cuaca, hanya mengandalkan air hujan, sementara kalau mau dia‎iri sendiri tidak memungkinkan," ujarnya.

Menurutnya, dari total populasi, yang bisa menghasilkan buah cukup baik hanya sekitar 20 persen - 25 persen.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved