Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

8 Fakta Babi Hutan Serang Pria Paruh Baya hingga Tewas di Banjarnegara

Babi Hutan menyerang seorang warga di Desa Sirukun Kecamatan Kalibening Banjarnegara. Korban tersebut tewas.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Istimewa
warga diserang babi hingga meninggal di desa Sirukun Kalibening Banjarnegara 

TRIBUNJATENG COM- Babi Hutan menyerang seorang warga di Desa Sirukun Kecamatan Kalibening Banjarnegara.

Korban tersebut tewas.

Berikut 8 fakta lengkapnya:

1. Korban

Marsono (63), warga Rt 1 Rw 1 Desa Sirukun harus meregang nyawa karena diserang babi hutan, Jumat (15/2).

Hari itu, Marsono tak sendirian.

Di lereng perbukitan Desa Sirukun, ia bersama keponakannya mencari kayu bakar.

Keduanya berpencar namun tidak berjauhan.

Marsono memegang senjata tajam untuk bekal pekerjaannya.

Jika Sudah Muak, Sudjiwo Tedjo Akan Nyatakan Dukungan Pilpres ke Sosok Ini

Prakiraan Cuaca Sragen Hari Ini, Siang dan Malam Diprediksi Hujan

Jadwal Film Bioskop Kota Semarang Hari Ini Minggu 17 Februari, Ada Cold Pursuit

Mengetahui keberadaan Marsono, seekor babi betina yang menghuni tempat itu bukannya lari menjauh.

Tetapi justru menghampirinya dengan mata beram.

2. Kornologi babi hutan ngamuk

Babi itu pun langsung menyerang tubuh Marsono.

Orang tua itu sempat melakukan perlawanan, atau bertahan dari serangan.

Duel manusia dengan binatang buas itu pun didengar keponakannya yang berada di lokasi beda.

Sang ponakan cepat meminta bantuan warga untuk menyelamatkan sang paman.

3. Warga berusaha membantu

Warga berdatangan.

Tetapi perseteruan keduanya telah berakhir.

Babi hutan yang mengamuk Marsono sudah hilang entah kemana.

Marsono tergeletak tanpa daya di atas tanah.

Marsono kalah melawan babi hingga tubuhnya rebah. Sekujur kakinya bersimbah darah dan meregang nyawa.

Jenazahnya pun harus ditandu warga menuruni perbukitan menuju rumah duka.

"Saat bantuan datang, korban sudah meninggal di tempat,"kata Kepala Desa Sirukun Karpi

Karpi menduga, Marsono meninggal lantaran kehabisan darah.

4. Luka yang dialami korban

Serangan babi hutan membuat beberapa bagian tubuh Marsono.

Terutama bagian kaki terluka parah.

Luka terbuka pada bagian paha dan betis membuatnya harus kehilangan banyak darah.

Ia tak menemukan bagian anggota tubuh lain semisal kepala yang terluka parah.

5. Keterangan kepala desa

Karpi tak tahu persis bagaimana babi hutan itu bisa mengamuk Marsono hingga tewas.

Setahu dia, babi umumnya akan lari begitu mengetahui keberadaan manusia di dekatnya.

Ia pun menduga, babi itu sempat kaget mengetahui keberadaan Marsono sehingga sontak melakukan perlawanan.

Terlebih, Marsono saat itu membawa senjata tajam untuk bekal pekerjaannya.

"Kemungkinan ada babi tidur di situ, kaget lihat orang bawa senjata terus menyerang,"katanya.

6. babi Hutan Diburu

Darah yang mengalir dari luka Marsono harus dibayar pula dengan darah kematian.

"Warga kan geram, lalu perintahkan tim pemburu untuk memburu babinya,"kata Kepala Desa Sirukun Kalibening Banjarmegara Karpi, Sabtu (16/2)

Tim pemburu desa melibatkan anjing pelacak menyisir hutan untuk memburu celeng pembunuh warga.

7. Babi Tewas ditombak

Sejauh 2 kilometer dari lokasi kejadian, warga menemukan hewan yang diincar.

Seekor babi betina berjalan dengan moncong dan punggung penuh darah.

Petanda, celeng tersebut habis bertarung.

Mungkin darah itu milik Marsono yang tertinggal setelah dikalahkan babi tersebut.

Hingga warga meyakini babi itu yang bertanggung jawab atas kematian Marsono.

Saat yang tepat bagi mereka untuk melampiaskan dendam.

Satu persatu mata tombak pemburu menusuk tubuh binatang buas itu hingga terbelah.

"Babinya mati ditombak,"katanya

Insiden penyerangan babi hutan terhadap warga rupanya bukan kali ini saja terjadi.

8. Pernah Ada insiden serupa

Insiden penyerangan babi hutan terhadap warga rupanya bukan kali ini saja terjadi.

Beberapa tahun lalu, di desa yang sama, seorang perempuan petani diserang celeng hingga terluka saat beraktivitas di kebun.

Untungnya, lokasi kebun dekat dengan pemukiman, sekitar 300 meter.

Sehingga warga cepat memberikan pertolongan hingga wanita itu selamat.

Lokasi kebun juga berada di dataran sehingga mempermudah korban untuk menyelamatkan diri.

Berbeda dengan insiden yang menimpa Marsono.

Lokasi kejadian berada jauh dari pemukiman warga, sekitar 3 kilometer.

Selain itu, medannya pun sulit diakses warga untuk memberi bantuan karena berada di atas tebing yang miring. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved