Budiman Sudjatmiko Tertawa saat Fadli Zon Sebut Prabowo Paham soal Unicorn
Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon menyebut bahwa Prabowo paham terkait kata unicorn yang menjadi sorotam publik saat debat
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
"Kalau dijadikan tempat wisata baru itu bisa," ujarnya.
Terkait klaim Jokowi soal kebakaran hutan, Faldi Zon membantah dan menyebut banyak terjadi kebakaran hutan.
"Itu terjadi di 2016, 2017, 2018, bukan hanya titik api, tetapi ada kebakaran hutan, tinggal skalanya besar atau kecil, dan jumlahnya signifikan," ujarnya.
Lantas, Fadli ZOn menilai bahwa Prabowo menghormati Jokowi.
"Saya kira pak Prabowo menghormati forum debat itu sebagai suatu forum yg menghormati presiden, calon presiden, jadi forum kenegarawanan," ujar Fadli Zon.
Fadli Zon lantas menyebutkan bahwa dirinya merumuskan pemaparan Prabowo dan Jokowi dalam debat itu dapat dikelompokkan dalam dua hal.
"Pak Prabowo lebih kepada mazhab ekonomi kerakyatan, karena semuanya kembali kepada rakyat. People-centered development, atau satu pembangunan yang berorientasi pada rakyat," jelasnya.
"Mau bangun infrastruktur, infrastruktur untuk siapa? Untuk rakyat atau untuk siapa? Lebih banyak barang asing masuk Indonesia atau barang Indonesia yang keluar? Ekspor atau impor?" sambung Fadli Zon.
Fadli Zon juga menyebutkan bahwa pertanian, perikanan, nelayan juga termasuk dalam persoalan rakyat.
"Begitu juga ketika ditanya soal Unicorn. Bukan yunikon, Unicorn, ada 'R'-nya sedikit di situ," ujarnya kemudian.
Fadli Zon lantas menyinggung bahwa saat debat kedua, Prabowo itu bukannya tidak mengerti arti dari Unicorn.
"Itu mengoreksi spelling-nya," ungkap Fadli Zon.
tampak Budiman tertawa mendengar pemaparan Fadli ZOn.
"Kalau perusahaan startup itu hanya menjadi sebuah platform, medium, supaya uang kita keluar negeri, itu salah," kata Fadli Zon.
"Kecuali startup ini, ini kan startup ini adalah perusahaan-perusahaan yang di atas 1 miliar dolar AS. Apakah mereka ini betul memang punya orang Indonesia dan uangnya ada di Indonesia? Atau hanya menjual produk asing, orang kita yang membeli? Kita hanya menjadi pasar."