Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Puisi Neno Warisman di Munajat 212, Fahri Hamzah: Benar-benar Mengetuk Pintu Langit

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengomentari puisi yang dibacakan Neno Warisman di acara Munajat 212.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
kolase tribunjatengcom
Fahri Hamzah komentari puisi Neno Warisman di Munajat 212 

TRIBUNJATENG.COM- Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengomentari puisi yang dibacakan Neno Warisman di acara Munajat 212.

Hal tersebut disampaikan Fahri Hamzah pada akun Twitter pribadinya @Fahrihamzah pada Jumat (22/2/19).

Dalam cuitan tersebut, Fahri menilai bahwa puisi dan harapan peserta acara Munajat 212 mengetuk pintu langit.

"Bener2 mengetuk pintu langit," tulisnya.

Netizen lantas meninggalkan komentar:

@HutabaratLee: Tau kalian akan aksi mobilisasi massa gini. Bukam program atau prestasi.

@elbarbasyi: Ini sih bukan mengetuk pintu langit wong pintunya sj ga tahu dimana. tapi ini ngancam Tuhan... Katanya nanti tdk ada yg Nyembah.

@GusMoelyadi: Mengetuk pintu langit, agar Allah membongkar belenggu istana, mengeluarkan kemunafikan yg ada didalamnya.

@RockyAlvarez10: tinggal kita liat,,doa siapa yg dikabulkan utk memimpin negeri,,hrus legowo lho ya,, siapapun yg menang wajib didkung jgn dinyinyiri hal g penting,krn siapapun yg menang itu takdir terbaik dri Allah,,siap ga komitmen kek gini??

Diketahui, Neno Warisman membacakan puisi di depan peserta Munajat 212 di Monas, Kamis (21/2/2019) malam.

Berikut puisinya:

PUISI MUNAJAT 212

Allahu Akbar

Puisi munajat kuhantarkan padamu

Wahai berjuta-juta hati yang ada di sini

Engkau semua bersaudara dan kita bersaudara

Tersambung, terekat, tergabung bagai kalung lentera di semesta

Sorot-sorot mata kalian bersinar, wahai saudara

Mencabik-cabik keraguan

Meluluhlantakkan kesombongan

Karena mata-mata kalian nan jernih

Mengabarkan pesan kemenangan yang dirindukan

Insyaallah, pasti datang

Allahu Akbar

Kemenangan kalbu yang bersih

Kemenangan akal sehat yang jernih

Kemenangan gerakan-gerakan yang berkiprah tanpa pamrih

Dari dada ini telah bulat tekad baja

Kita adalah penolong-penolong agama Allah

Jangan halangi

Jangan sanggah

Jangan politisasi

Sebab ini adalah hati nurani

Dari mulut-mulut kita telah terlantun salawat, zikir, dan doa bergulir

Mengalir searah putaran bintang-bintang bertriliun banyaknya

Tersatukan dalam munajat 212

Miliaran matahari itu saudaraku

Merekatkan diri menjadi gumpalan kabut cahaya raksasa di semesta

Bukti kebesaran Allah Azza Wa Jalla

Begitulah kita saudaraku

Harusnya kita saling merekat

Wahai para pejuang fisabilillah di dalamnya

Ayo munajat

Ayo rekatkan umat

Jadikan barisanmu kuat dan saling rekat

Rekatkan Indonesiamu

Rekatkan jiwa-jiwamu

Rekatkan langkah dan tindakanmu

Ya Allah

Berjuta tangan para pejuang agamamu ini

Mengepalkan tinju mereka

Berseru-seru mereka

Menderu-deru mereka

Di setiap jengkal udara

Hingga terlahir takbir kemenangan

Kemenangan di ujung lelah

Menggema takbir bersahut-sahutan

Berjuta sajadah akan kita hamparkan sebentar lagi, kawan

Berjuta kepala menangis bersujud bersyukur

Basah air mata dalam bahagia

Kemenangan sebentar lagi tiba

Allahumma inni a'uzubika min jahdil bala'i wa darkisy syaqa'i wa su'il qada'i wa syamatatil a'da'i

Jauhkan kami dari bala musibah yang tak dapat kami atasi

Lindungkan kami dari kegembiraan orang-orang yang membenci kami

Rekatkan jiwa-jiwa patriot kami dalam keikhlasan

Di nadi-nadi kami

Di jantung-jantung kami

Di pundak-pundak kami

Di jari-jari kami

Yang telah memilih untuk hanya selalu berdua

Kita dan Allah Azza Wa Jalla

Selalu berdua

Kita dan Rasulullah kekasih semesta

Selalu berdua

Kita dan saudara mukmin saling menjaga

Selalu berdua

Kita dan pemimpin yang membela hak-hak umat seutuhnya

Duhai Allah Rabb

Jangan kau jadikan hati kami bagai si penakut pengecut

Sebab kami terlahir di tanah para pahlawan pemberani

Yang rela mengorbankan jiwa raga harta dan segalanya

Jangan jadikan hati kami lalai dan gentar

Karena kami lahir dan besar dibimbing para ulama kami yang sabar

Menetap jantung-jantung kami untuk menjadi pendekar

Yang berani berpihak pada yang benar

Duhai Allah

Jangan kau jadikan hati kami dari tertutup

Dari cahaya terang kebenaran yang menyala di malam-malam munajat

Saat Engkau turun ke jagat dunia

Telah Engkau bersaksikan

Kami tegak berdiri, ya Allah

Kami meminta menangis hingga basah sekujur diri kepada-Mu

Seluruh harapan kami dambakan

Akan Kau tolong atau Engkau binasakan

Akan Kau menangkan atau Engkau lantakkan

Itu hak-Mu

Namun kami mohon jangan serahkan kami pada mereka

Yang tak memiliki kasih sayang pada kami dan anak cucu kami

Dan jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami

Karena jika Engkau tidak menangkan

Kami khawatir ya Allah

Kami khawatir ya Allah

Tak ada lagi yang menyembah-Mu

Ya Allah

Izinkan kami memiliki generasi yang dipimpin

Oleh pemimpin terbaik

Dengan pasukan terbaik

Untuk negeri adil dan makmur terbaik

Takdirkanlah bagi kami

Generasi yang dapat kami andalkan

Untuk mengejar nubuwwah kedua

Wujud dan nyata

Dan lahirnya sejuta Al Fatih di Bumi Indonesia

Allah Rabb

Puisi munajat ini kubaca bersama saudara-saudaraku

Mujahid mujahidah yang datang berbondong-bondong dari segala arah

Maka inilah puisi munajat

Mengetuk-ngetuk pintu langit-Mu

Bersimpuh di pelataran keprihatinan

Atas ketidakadilan

Atas kesewenang-wenangan

Atas kebohongan demi kebohongan

Atas ketakutan dan ancaman yang ditebar-tebarkan

Atas kepongahan dalam kezaliman yang dipamer-pamerkan

Dalam pertunjukan kekuasaan

Yang mengkerdilkan Tuhan

Yang menantang kuasa Tuhan

Yang tidak percaya bahwa Tuhan pembalas sempurna

Ya Rabb

Engkaulah yang memiliki kekuasaan mutlak di seluruh jagat ini

Allah

Ini puisi munajat

Yang mengetuk-ngetuk pintu langit-Mu

Turunkanlah malaikat berbaris-baris

Burung-burung Ababil

Dan semut-semut pemadam api Ibrahim

Munajat penuh harap

Kau turunkan pertolongan yang dijanjikan

Bagi yang terdera

Bagi pemimpin yang terfitnah

Bagi ulama yang dipenjara

Bagi pejuang yang terus dihadang-hadang

Bagi pembela keadilan yang digelandang ke bilik-bilik pesakitan

Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad

Wa asyghilidz dzolimin bidz dzolimin

Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad

Wa asyghilidz dzolimin bidz dzolimin

Wa akhrijna min baynihim saalimin

Wa 'ala alihi wa shohbihi ajma'in

Untuk hari depan yang lebih baik

Untuk kepemimpinan yang berpihak pada rakyat

Bersama-Mu, bersama rasul-Mu

Dalam ketinggian titah-Mu, kami bermunajat

Keluarkan kami dari gelap

Keluarkan kami dari gelap

Keluarkan kami dari gelap

Amin Allahumma Amin ya rabbal alamin

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved