Pemasaran Kalkun Masih Terhambat, Peternak Kudus Kian Bingung, Pemkab Janji Bakal Cari Solusi Tepat
Peternak kalkun di Kabupaten Kudus yang tergabung dalam Semarak Kalkun Kudus (SKK) mengeluhkan sulitnya pemasaran.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENGCOM, KUDUS - Peternak kalkun di Kabupaten Kudus yang tergabung dalam Semarak Kalkun Kudus (SKK) mengeluhkan sulitnya pemasaran.
Hal itu disampaikan peternak, Solikin saat pembinaan pelaku usaha ternak kalkun oleh Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertanpangan) Kabupaten Kudus di Desa Undaan Tengah, Kecamatan Undaan, Rabu (3/4/2019).
Di hadapan Kepala Dispertanpangan Kabupaten Kudus Catur Sulistiyanto, Solikin membeberkan aktivitas yang sejauh ini dilakukan anggota SKK.
Pasalnya, anggota ini sudah lengkap perihal beternak kalkun.
Artinya, untuk segi perawatan ternak, budidaya semua sudah berjalan lancar.
Hanya saja, saat sampai pada proses pemasaran masih terdapat hambatan.
Tingginya harga jual kalkun menjadi penyebabnya.
Alhasil, banyak masyarakat yang enggan menyentuh kalkun untuk konsumsi, berbeda dengan ayam yang sudah sangat familiar di kalangan masyarakat.
"Mulai dari pakan kami sudah melimpah. Kami ada keong yang banyak mengandung protein dan eceng gondok yang bisa diolah jadi pelet. Kami sudah ada teknologinya," kata Solikin.
Kemudian untuk teknologi budidaya, misalnya penetas, SKK juga sudah nemilikinya.
"Kami ini sudah komplit. Hanya saja untuk menyiasati pasar yang sudah tertutup harus ada gebrakan," kata dia.
Solikin menuturkan, SKK sudah berusaha membuka pasar ke sejumlah daerah.
Pernah, hasil ternak kalkun Kudus dikirim ke Pulau Dewata, Bali.
Di sana mendapat respons bagus, akhirnya diajak untuk kerja.