Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Ungkapkan Niatnya untuk Mundur, Terungkap Sumber Kekecewaannya
Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi, belakangan ini kerap melontarkan kekecewaannya pada warga Sumut
Secara terang-terangan pernyataan tersebut disampaikannya di hadapan Inspektur Jenderal Kemendagri Tumpak Haposan Simanjuntak dan Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat, Subandi, serta pejabat lainnya.
"Saya mohon maaf nanti dibilang sombong. Yang sombong itu siapa, yang tidak hadir kan," tegasnya.
Kata Edy Musrenbang sangat penting diselenggarakan.
Karena dia membutuhkan protes atau kritik dari para akademisi yang mengkritik berdasarkan referensi. Begitu pula kritik dari ulama.
Dia menegaskan, tujuannya menjadi pemimpin di Sumut adalah untuk membangun.
"Tidak ada gunanya capek setiap hari kalau bukan untuk membangun Sumut," ujarnya.
Sejumlah keinginan disampaikan Edy tentang bagaimana seharusnya kemajuan Sumut dimasa depan.
Misalnya, dalam hal pendidikan. Karena membutuhkan sumber daya manusia yang berkwalitas.
Maka dibutuhkan guru-guru yang berkualitas.
Itu sebabnya dia melipatgandakan gaji guru honor dari Rp 40.000 per jam menjadi Rp 90.000.
Di masa mendatang direncanakan gaji itu akan dinaikkan lagi.
Di bidang kesehatan, Edy menginginkan provinsi ini bebas dari stunting.
Namun entah kenapa jumlah dokter masih kurang.
Padahal dari USU banyak dokter yang dihasilkan.
Oleh karenanya dia mengungkapkan kekesalannya atas ketidakhadiran Rektor USU Runtung Sitepu di Musrenbang tersebut.