Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mengenal Juon, Dokter Muda Lulusan Cumlaude Undip Semarang, Putra Hevearita G Rahayu

Muhammad Farras Razin Perdana adalah satu dari total 186 dokter baru yang diwisuda Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Selasa (30/4/2019).

Penulis: akbar hari mukti | Editor: deni setiawan
ISTIMEWA/DOKUMENTASI PRIBADI HEVEARITA G RAHAYU
Muhammad Farras Razin Perdana, putra Wawali Kota Semarang Hevearita G Rahayu menjalani prosesi wisuda dan sumpah dokter, di Gedung Prof Soedharto, Kampus Undip Tembalang Kota Semarang, Selasa (30/4/2019). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Prosesi wisuda merupakan bagian pembuka bagi para lulusan untuk kemudian mengaplikasikan ilmunya di tengah-tengah masyarakat.

Muhammad Farras Razin Perdana adalah satu dari total 186 dokter baru yang diwisuda Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Selasa (30/4/2019).

Dokter muda itu tak lain adalah putra Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu dan Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Alwin Basri.

UPDATE: Kronologi Bus Rombongan Mranggen Demak Terguling di Bundelan Gunungkidul, Sopir Warga Grobogan

Juon --sapaan akrab Muhammad Farras Razin Perdana itu-- pun lulus dengan meraih IPK cumlaude, yakni 3.81.

Pembacaan sumpah sebagai dokter baru pun dilakukan di Gedung  Prof Soedharto, Kampus Undip Tembalang Kota Semarang.

Dengan itu, Juon resmi menyandang gelar dokter.

Kepada Tribunjateng.com, Rabu (1/5/2019), Juon bersyukur telah berhasil menyelesaikan studinya dan mendapatkan gelar dokter.

Untuk diketahui, Juon menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Undip dan koas selama sekitar lima setengah tahun.

“Terimakasih, dengan ini saya bersyukur. Bagi saya ini merupakan awal dari perjalanan panjang ke masyarakat,” ujarnya.

Menurutnya wisuda bukanlah sebuah pencapaian, tetapi pintu gerbang untuknya memasuki dunia kerja.

Juon ingin mengamalkan ilmu yang telah ia pelajari, yakni tentang kesehatan kepada orang-orang yang membutuhkan.

“Tentunya saya ingin mengabdi ke masyarakat. Ini jalan panjang saya. Semoga tetap dapat membahagiakan kedua orangtua saya,” ujar Jion.

Pria kelahiran Semarang, 10 Maret 1995 tak menampik jika dirinya sejak di sekolah ingin bercita-cita menjadi dokter.

Kini cita-cita itupun tercapai dan berjanji akan menggunakan ilmu yang didapat untuk melayani kesehatan masyarakat.

“Tentu dengan sikap dan etika dunia kedokteran sesuai yang telah saya dapatkan,” ungkapnya.

Disinggung terkait tantangan dunia kedokteran saat ini, Juon menilai kemajuan dunia kedokteran berkembang pesat seiring kemajuan teknologi.

Lewat alat-alat canggih di laboratorium, penyakit lebih mudah didiagnosis sebelum menyebar menjadi semakin parah.

“Orang sakit dengan alat sudah tau diagnosisnya. Satu-satunya yang tak dimiliki alatnya adalah etika, sikap, unggah-ungguh. Sehingga seorang dokter harus menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut,” urai dia.

Tambah lagi di era Revolusi Industri 4.0, ia menilai dokter juga perlu memahami internet of thing, big data, dan cloud computing.

Dalam membuat keputusan atau decision making, hal-hal tersebut dibutuhkan dan sangat penting.

Tak lupa ia juga berterimakasih kepada orangtuanya yang selalu mensupport apa yang ia butuhkan selama ini.

Dalam prosesi sumpah dokter FK Undip, Hevearita G Rahayu mewakili orangtua wisudawan juga memberikan sumpah dokter.  

Apresiasi diberikan kepada Angkatan Dokter Baru ke 226 Undip Semarang, termasuk kepada anaknya.

Sebab hampir 90 persen, wisudawan lulus bernilai IPK cumlaude.

Lima dokter baru bahkan meraih IPK 4.0.

“Ada kemajuan generasi muda saat ini. Generasi muda dianggap tak peduli pendidikan. Padahal saya bisa melihat anak saya dan teman-temannya, fokus mereka di dunia pendidikan sangat baik,” ujarnya.

Harapan Ita kepada anaknya adalah bisa mengabdi ke masyarakat sesuai sumpah dokter.

Pengabdian ke masyarakat menurut Ita tak boleh dibeda-bedakan.

Semua orang dari golongan, agama, ras, maupun suku apapun harus ditolong saat membutuhkan.

Setelah ini, menurut Ita anaknya akan diarahkan menyelesaikan program S2 Manajemen Rumah Sakit Undip dan mengambil spesialis kandungan.

“Nanti juga mengambil internship 8 bulan di RS dan 4 bulan di puskesmas, ia bisa sambil kuliah lagi,” terangnya. (Akbar Hari Mukti)

Kapitra Ampera Minta Jadi Jaksa Agung, Karni Ilyas: Kuda Troya Jadi Kotak Pandora

Cobaan Kehamilan Kartika Putri, Suami Diminta Poligami, Wanita Ini Rela Didatangi Sebulan Sekali

Putra Aji Siswa MTS di Tangerang Pembobol Situs NASA Dijemput Intel Polisi, Ada Apa?

Soal Hasil Pilpres, Cak Nun Sebut Tergantung Sikap Megawati ke Jokowi : Diterjemahkan Sak Karepmu

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved