Ketua FPI Banyumas Sebut Seduluran Itu Wajib dan Akan Terima Siapapun Pemenang Pilpres
Sejumlah tokoh di Kabupaten Banyumas berkumpul dalam rangka silaturahmi pasca pemilu 2019, pada Sabtu (11/5/2019).
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Sejumlah tokoh di Kabupaten Banyumas berkumpul dalam rangka silaturahmi pasca pemilu 2019, pada Sabtu (11/5/2019).
Silaturahmi yang bertajuk 'Merajut Damai Pasca Pemilu 2019' tersebut adalah bentuk rasa syukur atas terlaksananya pemilu 2019 di Kabupaten Banyumas yang aman jurdil demokratis dan tanpa kecurangan.
Bertempat di hotel Java Heritage Purwokerto, acara berkonsep santai dilanjutkan dengan buka puasa bersama.
Acara tersebut mendatangkan tokoh berpengaruh di Banyumas.
Diantaranya adalah Bupati Banyumas, Kapolres, Dandim 0701, KPU, Bawaslu, perwakilan partai politik, ulama, dan tokoh berpengaruh lainnya se-Kabupaten Banyumas.
Mereka saling memberikan pendapat terkait pelaksanaan pemilu 2019 di Kabupaten Banyumas.
Salah satunya adalah pendapat datang dari Ketua Front Pembela Islam (FPI) Kabupaten Banyumas, Slamet Suhaedi.
"Kecurangan-kecurangan di Banyumas sangat minim.
Setelah pemilu berjalan, semuanya kondusif, Front Pembela Islam (FPI) sendiri menganggap "Seduluran Itu Wajib".
Karena kita sebagai sesama umat Islam harus sama-sama menjaga persaudaraan," ujar Slamet Suhaedi kepada Tribunjateng.com, Sabtu (11/5/2019).
Lebih lanjut Slamet mengatakan jika NKRI adalah sesuatu yang mesti dijaga.
Pihaknya menambahkan jika, nantinya diharapkan pada 22 Mei sebagai hari penentuan, semua dapat menerima dengan lapang dada.
FPI Banyumas akan menerima hasil dengan legowo, baik 01 apapun 02 yang menang.
Sementara itu Kapolres Banyumas, AKBP Bambang Yudhantara Salamun mengatakan jika tujuan diselenggaranya Silaturahmi Tokoh Banyumas adalah sebagai upaya merangkul semua pihak pasca pemilu 2019.
"Tidak ada lagi perbedaan antara 01 dan 02. Mudah-mudahan di Banyumas senantiasa kondusif," ungkapnya.