BREAKING NEWS : Wanita Ini Laporkan Amien Rais, Habib Rizieq, & Bachtiar Nasir ke Polisi Soal Makar
Politikus PDI-P, Dewi Tanjung, melaporkan Amien Rais, Rizieq Shihab, dan Bachtiar Nasir ke Polda Metro Jaya, Selasa (14/5/2019).
TRIBUNJATENG.COM - Politikus PDI-P, Dewi Tanjung, melaporkan Amien Rais, Rizieq Shihab, dan Bachtiar Nasir ke Polda Metro Jaya, Selasa (14/5/2019).
Sebelumnya, Dewi melaporkan Eggi Sudjana yang kini menjadi tersangka kasus dugaan makar.
"Hari ini saya bersama tim lawyer saya melaporkan Amien Rais dan kawan-kawan.
• Prabowo Mengaku Tak Ambisi Jadi Presiden: Saya Tergugah Melihat Rakyat Menderita
• Janji Akan Membuat Surat Wasiat, Prabowo Teriak Lantang: Amien Rais Tidak Makar
• Di Hadapan Pendukung Prabowo, Amien Rais Ganti Istilah People Power dengan Gerakan Kedaulatan Rakyat
• UPDATE: Wanita Perekam Video HS Ancam Penggal Jokowi Ditangkap di Bekasi, Ini Kata Polda Metro Jaya
• UPDATE: Terduga Teroris di Semarang Ditangkap Saat Beli Obat di Apotek, Tetangga Curiga Akan Hal Ini
Di dalam ini ada Habib Rizieq dan Bachtiar Nasir," ujar Dewi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa malam.
Menurut Dewi, ia melaporkan ketiga orang tersebut atas tuduhan yang sama dengan Eggi Sudjana, yakni makar terkait seruan "people power".
Ia sebenarnya ingin melaporkan bersama dengan melaporkan Eggi, tetapi saat itu kurang alat bukti.
Laporan Dewi atas sangkaan makar terhadap Amien Rais dkk telah diterima Polda Metro Jaya dengan nomor register LP/2998/V/2019/PMJ/Dit. Reskrimum.
Dewi membawa empat alat bukti berupa video orasi Amien, Rizieq, dan Bachtiar yang dinilai mengandung unsur makar di dalam satu CD.
"Orasinya Bapak Amien Rais di depan KPU, tanggal 31 Maret waktu demo.
Waktu itu saya sempat lihat, makanya saya laporkan.
Habib Rizieq waktu itu saya lihat di video yang beredar di WhatsApp group, dia menyerukan people power dan meminta Jokowi turun," kata Dewi.
Amien Rais sendiri pada tanggal 31 Maret 2019 sempat jadi perbincangan lantaran melontarkan istilah people power.
Untuk diketahui, istilah people power pula yang akhirnya menyeret Eggi Sudjana ke kepolisian.
Amien pernah melontarkan istilah “people power” di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat pada tanggal 31 Maret 2019.
Saat itu, Amin tengah menghadiri Apel Siaga Umat 313 atau yang disebut Aksi 313.
Aksi ini diikuti sejumlah ormas mengatasnamakan Islam, yakni FUI, FPI, dan Persaudaraan Alumni 212.
Aksi ini memang berencana mendatangi gedung KPU, namun massa terlebih dulu berkumpul di Masjid Sunda Kelapa.
Di situlah Amien berorasi dan menyinggung soal “people power”.
Dalam orasinya, Amien mewanti-wanti akan memobilisasi massa jika terjadi kecurangan dalam Pemilu 2019, alih-alih menempuh mekanisme hukum melalui Mahkamah Konstitusi.
"Kalau nanti terjadi kecurangan, sifatnya terukur, sistematis dan masif, ada bukti, itu kita enggak akan ke MK, enggak ada gunanya tapi kita langsung 'people power', ‘people power’ sah!” seru Amien saat itu.
"Bukan revolusi, kalau revolusi ada pertumpahan darah. Ini tanpa sedikit pun darah tercecer, people power akan digunakan," tambah dia.
Selain melaporkan Amien Rais, dalam kesempatan yang sama Dewi Tanjung turut melaporkan Imam Besar FPI Rizieq Shihab dan Bachtiar Nasir.
Serupa dengan Amien, video orasi menjadi barang bukti yang dibawa Dewi guna memperkuat laporannya.
“Habib Rizieq waktu itu saya lihat di video yang beredar di WhatsApp group, dia menyerukan people power dan meminta Jokowi turun," kata Dewi yang juga menjadi pelapor sangkaan kasus makar yang menjerat advokat sekaligus politikus PAN, Eggi Sudjana.
"Bachtiar Nasir saya lihat di YouTube. Dia menyerukan revolusi-revolusi, berkali-kali," ucap Dewi lagi, tanpa menyebutkan secara rinci kapan dan di mana Bachtiar yang saat ini berada di Arab Saudi melontarkan seruan revolusi berulang kali.
Total, terdapat empat video orasi Amien, Rizieq, dan Bachtiar yang dinilai mengandung upaya makar yang dijadikan barang bukti oleh Dewi
Dengan laporan ini, Dewi berharap, proses hukum yang membelit Eggi Sudjana juga dilakukan terhadap Amien, Rizieq, dan Bachtiar.
"Ya, harapan yang sama. Saya berharap tiga-tiganya sampai ke pengadilan untuk mempertanggunjawabkan perbuatannya, berempat dengan Eggi," ujar Dewi.
Ia mengaku masih menyimpan nama-nama lain untuk dilaporkan atas sangkaan yang sama.
Namun, Dewi belum mau membuka nama-nama tersebut.
Terdekat, ia berencana menyurati Duta Besar Arab Saudi untuk memulangkan Rizieq dan Bachtiar yang berada di Arab Saudi.
"Ada lagi sebenarnya yang mau dilaporkan, tapi menyusul, bertahap semua.
Saya juga berpikir ingin bikin surat ke Dubes Arab Saudi untuk memulangkan Habib Rizieq dan Bachtiar Nasir," kata dia.
PRABOWO TERIAK SOAL MAKAR
Sebelumnya Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berharap tak ada yang menakuti-nakuti pihaknya dengan tuduhan makar.
Ia menegaskan pihaknya tak takut dengan segala tuduhan itu.
"Saya katakan tidak usah nakut-nakutin kita dengan makar-makar.
Orang-orang ini tokoh bangsa ini, bukan makar.
Jenderal-jenderal itu mempertaruhkan nyawa sejak muda," kata Prabowo saat berpidato di acara 'mengungkap fakta-fakta kecurangan pilpres 2019' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Sejumlah pendukung Prabowo-Sandi sebelumnya tersandung kasus makar seperti Kivlan Zen, Eggi Sudjana, Permadi, dan Lieus Sungkharisma.
Bahkan Eggi Sudjana sudah berstatus sebagai tersangka dan kini ditahan.
Mantan Danjen Kopassus itu lalu menyebut sejumlah nama jajaran pendukungnya yang hadir.
Ia menegaskan para pendukungnya itu hanya ingin menuntut keadilan, bukan berbuat makar.
"Imam Sufaat tidak makar, Tedjo Eddy tidak makar. Djoko Santoso tidak makar, Amien Rais tidak makar.
Kita bela bangsa Indonesia.
Jangan takut-takuti bangsa kita dengan senjata yang diberikan rakyat," kata Prabowo.
Dalam acara tersebut, tim teknis BPN menyampaikan pemaparan mengenai berbagai kecurangan yang terjadi sebelum, saat pemungutan suara, dan sesudahnya.
Di antaranya adalah permasalahan daftar pemilih tetap fiktif, politik uang, penggunaan aparat, surat suara tercoblos hingga salah hitung di website KPU.
Prabowo menegaskan bahwa pendukungnya hanya memprotes kecurangan tersebut.
Ia lalu menyatakan tak akan menerima hasil penghitungan KPU karena kecurangan tersebut.
"Sikap saya, yang jelas saya akan menolak hasil penghitungan pemilu.
Hasil penghitungan yang curang. Kami tidak bisa menerima ketidakadilan dan ketidakjujuran," kata dia.
Sebelumnya, Dewan Penasehat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Amien Rais, meminta Komisi Pemilihan Umum ( KPU) benar-benar memperhatikan temuan 17,5 juta Daftar Pemilih Tetap (DPT) janggal.
"Karena memang banyak pemilih hantu yang kami temukan di DPT," ujar Amien dalam konferensi pers di Ayana Hotel, Jakarta, Senin (1/4/2019).
Tim IT BPN pun telah menyerahkan temuan tersebut ke KPU untuk segera direvisi.
Sehingga, tidak ada alasan untuk menyebut DPT Pemilu 2019 baik-baik saja.
Apabila KPU membiarkan temuan tersebut, Amien berjanji, akan menggelar demonstrasi menuntut hasil Pemilu 2019.
"Saya akan mendorong orang untuk turun ke jalan, ke Monas. Akan ada people power," lanjut dia. Bahkan,
Amien merasa, tidak perlu lagi menggugat hasil Pemilu 2019 ke Mahkamah Konstitusi ( MK).
Sebab, ia berpendapat, MK merupakan bagian dari rezim.
"Kami akan ambil alih sendiri.
Insya Allah," ujar dia.
Setelah konferensi pers, wartawan meminta penjelasan kepada Amien maksud pernyataannya itu.
Ia berpendapat, demonstrasi merupakan hal yang sah dalam konstitusi.
Apalagi, temuan DPT yang janggal itu nyata, bukan bohong-bohongan.
"Kalau sampai hari-H (DPT) tidak diubah, saya punya hak untuk bersuara bahwa ini Pilpres bohong- bohongan.
Saya mungkin dicerca, tapi ini adalah pendapat saya dan ini tidak akan bisa ditolerir," lanjut Amien.
Diketahui, tim IT BPN menemukan sejumlah kejanggalan dalam DPT Pemilu 2019.
Beberapa temuan itu, antara lain ada 9,8 juta nama yang memiliki tanggal lahir sama, ada nama dalam DPT yang terbukti tidak memiliki KTP elektronik, bahkan ada nama dalam DPT yang memiliki NIK sama.
BPN sudah menyerahkan temuan tersebut ke KPU.
Tim IT BPN Agus Maksun mengatakan, KPU telah bersedia untuk menelisik temuan itu, apakah wajar atau tidak.
"Pertemuan Jumat kemarin, dengan alot, akhirnya kemudian KPU setuju melakukan pengecekan ke TPS-TPS yang dimaksud dan sekarang sedang berlangsung," ujar Agus.
Artikel ini dikompilasi dari Kompas.com dengan judul "Amien Rais, Rizieq Shihab, dan Bachtiar Nasir Dilaporkan ke Polisi Terkait Dugaan Makar"