Kampung Nopia Mino, Destinasi Wisata Home Industri di Banyumas, Apa Beda Nopia dan Mino?
Kebanyakan dari para pengunjung mengaku terkesan dengan proses pembuatan Nopia yang unik. Keunikan tersebut ada pada proses pembakarannya
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
Ketika memasuki bulan Ramadan seperti sekarang ini produksi Nopia dan Mino bisa bertambah. Apalagi menjelang lebaran, banyak dicari sebagai jamuan para tamu yang datang ke rumah.
Kampung Nopia Mino sebagai tempat wisata home industri juga memberikan kesempatan para pengunjung belajar membuat secara langsung.
Cukup membayar Rp 12 ribu, anda bisa berkeliling kampung, sambil melihat sekaligus praktek membuat makanan khas Banyumas tersebut.

Bukan hanya menawarkan wisata home industri, kampung Nopia Mino juga menyuguhkan wisata selfie spot foto keren yang sudah digambar oleh para pemuda setempat. Sehingga para pengunjung tidak akan merasa bosan.
"Selain bisa melihat pembuatan Nopia dan Mino, berfoto di spot instragamable lalu pulangnya dapat membawa oleh-oleh Nopia dan Mino buatan sendiri," ujar Bagian Humas dan Promosi Paguyuban Mino Nopia Banyumas, Mangun Handoyo (68).
Para pengunjung biasanya dari kalangan anak-anak TK, Mahasiswa, ataupun umum yang penasaran terhadap proses pembuatan Mino Nopia yang unik. Berkat usaha mendirikan Kampung Nopia Mino, kampung Pekunden menjadi semakin tersohor.
"Beberapa waktu yang lalu turis asing juga sempat kesini. Seperti dari Korea, Inggris, dan Arab," ujarnya.
Kebanyakan dari para pengunjung mengaku terkesan dengan proses pembuatan Nopia yang unik. Keunikan tersebut ada pada proses pembakarannya.
Dimana alat yang digunakan tidak menggunakan oven modern seperti kebanyakan, melainkan menggunakan oven tradisional yang disebut gentong.
Gentong adalah tempat pembakaran yang terbuat dari tanah liat berbentuk silinder bulat mirip seperti sumur air.

Akan tetapi pada lapisan dalamnya terdapat besi panas sebagai tempat menempelkan adonan-adonan Nopia dan Mino.
Sebelum adonan dipanggang, gentong terlebih dahulu dipanaskan dengan cara membakar kayu bakar di dalamnya.
Setelah kayu bakar menjadi arang dan suhu di dalam Gentong panasnya sudah pas, maka adonan Nopia dan Mino bisa ditempelkan pada bagian dalam gentong.
Proses pembuatan adonan Nopia dan Mino ada dua tahap. Pertama adalah membuat kulitan, kedua adalah isian. Isiannya berupa gula jawa dan terigu. Sedangkan kulitan terbuat dari terigu, gula pasir dan minyak.
"Memasak Nopia itu resikonya lebih besar, ketimbang Mino sebab jika bolong sedikit saja bisa tidak mau mengembang," ujar Ketua Paguyuban Roti Mino Banyumas, Sunarno.