PSK Bermotor dengan Tarif Rp 150 - 200.000 di Semarang, Mangkal Setelah Razia Petugas
PSK yang beroperasi rata-rata menggunakan sepada motor di sepanjang jalan tersebut. Mereka mematok tarif sekali berkencan berkisar Rp 150-200 ribu.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: Catur waskito Edy
Sampai Pagi
Sementara itu, Warga sekitar, Slamet, menerangkan keberadaan PSK semakin malam semakin banyak. Rata- rata datang lebih malam untuk menghindari adanya razia.
"Kalau mau aman datang ke sini pukul 00.00," tuturnya.
Menurutnya, gerebekan biasa terjadi sekitar pukul 23.00. Para PSK tersebut datang setelah adanya razia.
"Biasanya mereka kabur dulu. Baru datang lagi sekitar Pukul 01.00," jelasnya.
Dirinya mengatakan PSK yang mangkal bukan merupakan warga sekitar. Para PSK merupakan pendatang yang tinggal jauh dari tempat mangkalnya.
"Mereka biasanya ngekos di daerah Kokrosono," tutur dia.
Selama Ramadan, kata dia, sering dilakukan razia oleh Satpol PP. Razia dilakukan belum lama ini di hotel-hotel yang ada di jalan tersebut.
"Kemarin hotel digerebek. Satpol PP sampai bilang suruh datangin suaminya kalau mau aman," ungkapnya.
Di sisi lain, Ketua Resos Argorejo, Suwandi, mengatakan tidak semua anak asuhnya pulang ke kampung halaman.
"Kemarin dari tanggal 5 Mei 2019 sudah pada pulang. Paling tinggal 10 persen yang ada di sini,"tuturnya, Kamis (16/5)
Suwandi menuturkan tidak akan menerima PSK baru setelah Lebaran. Dirinya akan melakukan pemulangan jika mendapati PSK baru.
"Karena anak asuh yang tercatat 476 orang," tuturnya.
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Lentera Asa, Ari Istiyadi mengkhawatirkan ditutupnya tempat hiburan di Bandungan selama Ramadhan akan terjadi adanya eksodus besar-besaran di Kota Semarang.
Oleh sebab itu pihaknya meminta pengurus Sunan Kuning untuk menolak kehadiran para PSK.
"Kami setiap malam melakukan patroli keliling di wisma-wisma tersebut,"tuturnya.
Dirinya menyebut kekhawatiran tersebut berembus isu dari para LSM yang ada di Kabupaten Semarang akan terjadi perpindahan besar-besaran para PSK Bandungan ke Kota Semarang.
"Namanya urusan perut tidak melihat bulan Ramadan," jelasnya. (rtp)