Tukang Pijat Pantura di Jalur Mudik Hanya Rp 50 Ribu Per Jam
Arus Mudik mendatangkan rezeki bagi Abrori (49), warga Kelurahan Tegal Rejo, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Arus Mudik mendatangkan rezeki bagi Abrori (49), warga Kelurahan Tegal Rejo, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
Dengan memanfaatkan kekuatan tangannya, ia menjual jasa pijat dan urut bagi para pemudik yang tengah berisitirahat di Pom Bensin Tirto, Kota Pekalongan.
Memiliki panggilan sapaan Pak Bro, Abrori mampu merelaksasi urut dan otot yang tegang setelah berkendara jarak jauh.
Minyak pijat dan handbody yang dibalurkan ke tangannya membuat pijatan Abrori semakin terasa maksimal.
Abrori sudah sepuluh tahun bekerja sebagai tukang pijat. Arus mudik tahun ini merupakan kali ketiganya menjajakan jasa pijat ke pemudik.
"Saya menjadi tukang pijat sudah sepuluh tahun dan seringnya berpindah-pindah tempat.
Di pom bensin Tirto ini, saya sudah kali ketiga menjajakan jasa pijat ke pemudik," tutur Abrori ketika ditemui Tribunjateng.com di sela waktu kerjanya, Kamis (30/05/2019) dini hari.
Praktek, untuk pijat ini berada di tengah-tengah Anjungan Tunai Mandiri (ATM) center yang berada di pom bensin Tirto.
Abrori mengatakan ia membuka praktek di area pom bensin karena ingin menyebar luaskan jasa tukang pijat yang ada di Pantura.
Biasanya, jasa tukang pijat yang berada di wilayah Pantura biasanya dadakan saat Ramadhan dan jelang lebaran.
"Biasanya di rest-rest area jasa tukang pijat urut atau pijat capek banyak dan semuanya dadakan. Tapi jasa pijat urat-urat di di Pantura jarang ditemukan karena belum pada bisa. Nah, oleh itu saya membuka praktek jasa pijat urat-urut," jelasnya.
Abrori mengungkapkan ia membuka praktek pijatnya saat malam hari hingga pagi hari.
Hari biasa, ia bisa memijat dua atau tiga orang. Namun, kalau arus mudik hingga arus balik bisa memijat orang sebanyak enam hingga delapan orang.
"Kalau bulan puasa, saya buka habis taraweh sekitar pukul 21.00 WIB dan tutup habis subuh sekitar pukul 05.00 WIB. Hari biasa hanya bisa memijat dua-tiga orang kadang juga sepi. Tapi kalau arus mudik bisa lebih dari tiga, hari ini saja sudah memijat sebanyak tiga orang," ungkapnya.
Ia berharap omzetnya di arus mudik ini bisa meningkat dibandingkan pada tahun kemarin. Kemudian, untuk tarif pijat sendiri ia hargai Rp 50 ribu per jamnya.