Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

VIRAL di Facebook Makan Seafood Kaki Lima di Slawi Rp 700 Ribu, Bu Anny : Memang Mahal Sejak 2009

Warung Lamongan Indah Lasehan Bu Anny di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah menjadi soroton publik lewat harganya yang tak lazim.

Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/AKHTUR GUMILANG
Warung lesehan Lamongan Bu Anny di Jalan Hos Cokroaminoto, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal yang mendadak viral hingga dicibir warganet karena harganya yang terlalu mahal, Rabu (29/5/2019). 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Warung Lamongan Indah Lasehan Bu Anny di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah menjadi soroton publik lewat harganya yang tak lazim.

Beragam komentar negatif hingga cibiran pun keluar dari warganet atau netizen di berbagai platform sosial media.

Dampaknya, warung lesehan yang berlokasi di pinggir Jalan Hos Cokroaminoto, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal menjadi sepi.

PALING UPDATE: Warung Bu Anny Slawi Ditutup Sementara, Ini Alasan Pemkab Tegal yang Temui Pemiliknya di Kontrakan

Viral Facebook! Makan Seafood di Warung Bu Anny Bayar Rp 700 Ribu, Katanya: Ada Rupa, Ada Harga

Mudik 2019 Lewat Jalan Tol, Berikut Nomor Telepon Mobil Derek di Berbagai Ruas Tol Trans Jawa

Mudik Lebaran 2019, Berikut Daftar Lengkap Tarif Tol Trans Jawa Terbaru

CATAT! Sistem One Way Cikarang-Brebes Barat Akan Mulai Diterapkan Hari Ini, Kamis 30 Mei 2019

Rabu (29/5/2019) malam kemarin saja, warung yang buka mulai pukul 18.00 WIB sampai 23.00 WIB itu hanya didatangi sedikit pembeli, bahkan bisa dihitung jari.

Kepada Tribunjateng.com, Anny (42), pemilik warung tersebut cuek dan pasrah saja ihwal viralnya harga tak lazim yang dipasangnya sendiri.

Selama hampir 10 tahun menjual aneka masakan lamongan di pinggir Kantor Kecamatan Slawi itu, Anny mengaku tidak pernah memasang harga murah pada masakan jualannya.

Sebab, dia mengklaim bahan-bahan seafood seperti kepiting, cumi, ikan kakap, dan udang yang dibelinya tidak sembarangan, alias berkualitas super.

"Dari 2009 sampai sekarang, saya tetap menjual masakan dengan harga yang tak murah. Tapi anehnya, kenapa baru sekarang gegernya," ujar Anny heran kepada Tribunjateng.com, Rabu (29/5/2019).

Sebelumnya, perempuan asal Malang, Jawa Timur ini mengaku sempat mengalami hal serupa sekitar dua atau tiga tahun yang lalu.

Masalahnya, kata Anny, sama seperti yang dialaminya saat ini, yakni soal harga yang dinilai tak wajar oleh masyarakat.

"Beberapa tahun juga pernah viral seperti ini. Tapi, pembeli ada-ada saja sampai sekarang. Dari dagangan ini, saya bisa mengkuliahkan anak saya. Yang jelas, saya ga pernah nembak harga karena dari dulu memang saya jual tidak murah. Ada rupa, ada harga. Kalau yang ngerti seafood, harusnya paham," Anny bercerita.

Mendampingi istrinya berjualan, sang suami, Sopikhin (48) pun turut iku ambil bicara terkait kejadian yang tengah menimpa dagangannya saat ini.

Saat ditanyai rincian munculnya harga Rp 700 ribu yang viral di jagad sosial media, Sopikhin agak malu-malu menjawabnya.

Kala itu, dia mengingat bahwa pembeli tersebut memesan udang, cumi, dan kepiting untuk porsi dua orang.

Dia hanya menjawab bahwa harga masing-masing pesanan bisa berubah, tergantung bobot barang yang didapatnya dari Pasar.

Seingat Sopikhin, udang yang dijualnya pada saat sebelum viral itu berkisar Rp 150 ribu per porsi. Udang yang dijualnya adalah udang jenis windu, sama seperti pada gambar spanduk yang dipasang di warungnya.

Kemudian, tambah Sopikhin, harga kepiting yang dihidangkan kepada pembeli seharga Rp 175 ribu per kilogram.

Karena besar dan bobotnya berat, harga kepiting telur itu pun dinaikan oleh Sopikhin.

Sedangkan untuk harga cumi, dia mengaku tidak begitu mengingatnya.

"Kalau tidak salah, cumi yang kita hidangkan kemarin seberat 3 KG loh untuk dua orang. Lalu, kepiting yang saya hidangkan kemarin beratnya hampir 2 Kg. Kami kalau menghidangkan masakan tidak akan tanggung untuk pembeli," tukas Sopikhin.

Sang suami mengaku selisih harga dari yang dibelinya di pasar hingga dihidangkan ke pembeli pun tidaklah besar.

Menurut Sopikhin, pihaknya hanya mencari untung sekira Rp 20-30 Ribu dari harga barang-barang semestinya di pasar.

"Kalau soal barang, kami pasti akan jaga kualitasnya. Ini semuanya masih fresh dan segar dari laut. Saya sama istri memang enggak main-main. Kami sudah lama jualan seperti ini," tegasnya, tapi tak menggerutu.

Disinggung soal sepinya pembeli pada Rabu (29/5/2019) malam kemarin, dia merasa santai dan tak ambil pusing.

Sebab, bagi dirinya, sepi dan ramai pembeli sudah biasa dialaminya selama berjualan usaha masakan lamongan seafood itu.

"Saya aneh saja kenapa baru ramai dan viral sekarang. Buktinya, langganan-langganan saya masih datang ke sini beberapa waktu lalu dengan harga yang masih sama. Kalau sekarang sepi, saya sudah biasa. Rezeki sudah ada yang ngatur," akunya.

Pembeli Kaget

Dunia usaha perkulineran atau warung makan kembali digemparkan karena harganya yang fantastis.

Bahkan harga yang dinilai tak lazim oleh masyarakat dan warganet itu menjadi viral di media sosial (medsos).

Warung di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, itu pun menjadi viral karena harganya.

Warung lesehan yang berlokasi di pinggir Jalan HOS Cokroaminoto, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, itu mendadak viral hingga dicibir warganet.

Warung itu bernama Lamongan Indah Lesehan Bu Anny.

Berjarak sekitar 100 meter ke arah timur dari Perempatan PLN, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Slawi.

Warung  yang bersebelahan dengan Kantor Kecamatan Slawi itu kini sangat sepi akibat viralnya postingan di Facebook.

Warung yang menjual aneka masakan ala Lamongan dan seafood itu dihujat warganet karena harga tak wajar hingga mencapai Rp 700 ribu untuk satu keluarga.

Saking sepinya, warung yang mulai dibuka sehabis magrib itu baru melayani satu pembeli hingga pukul 20.22, Rabu (22/5/2019).

Tribunjateng.com pun menelusuri lebih jauh dan menemui langsung sang pemilik warung bernama Anny (42), warga asal Malang, Jawa Timur.

Dia mengaku hanya bisa berpasrah diri menerima berbagai hujatan karena dianggap 'menembak harga' di momen-momen tertentu, seperti musim mudik Lebaran saat ini.

"Ya, saya mah pasrah.

Saya sudah 10 tahun jualan di sini.

Pada 2-3 tahun lalu sempat viral kayak gini juga, tapi saya tetap menjaga harga tersebut karena ada rupa ada harga," cetus Anny didampingi sang suami Sopikhin kepada Tribunjateng.com.

Dia membenarkan bahwa masakan dan dagangan yang dijualnya tidak murah, terlebih masakan seafood.

Sebab, Anny mengklaim bahan-bahan yang dibelinya tidak sembarangan alias berkualitas super.

"Ada rupa, ada harga.

Kami dapat kepiting dari pasar saja harganya bisa Rp 175 ribu hingga Rp 225 ribu per kilogram.

Kami pakai jenis kepiting telur dan udang windu yang terkenal besar-besar.

Semua fresh, barang-barang dari laut," ucap Anny menggerutu.

Kemudian Anny juga biasa membeli jenis udang windu besar di pasaran seharga Rp 150 ribu per kilogram.

Dia memperoleh barang-barang itu di Pasar Cinde, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal.

"Kalau dari pasarnya saja mahal, ya jelas kami juga akan jual mahal.

Ini aneh saja, saya sudah bertahun-tahun jual di sini.

Tapi malah baru viral bahkan dihujat baru-baru ini," Anny menyayangkan.

Disinggung postingan viral yang diunggah pada Selasa (28/5/2019), dia sangat menyayangkan sikap pembeli.

Dia bercerita, pembeli tersebut membeli beraneka ragam seafood seperti udang, cumi, dan kepiting untuk porsi dua orang.

Kala itu, suami Anny menghidangkan masakan udang windu, kepiting telur, dan cumi yang dilihatnya besar-besar untuk porsi dua orang.

Usai menyantap dan hendak beranjak, Anny menghitung total harga yang harus dibayar pembeli yakni sebesar Rp 700 ribu.

"Kepiting yang kami hidangkan itu beratnya sampai 2 kilogram sehingga harganya menyesuaikan bobot barang.

Namun, pembeli tak punya uang sebanyak itu.

Akhirnya kami potong untuk membayar Rp 300 ribu saja," cerita Anny.

Singkat cerita, pengalaman pembeli tersebut lalu diposting ke Facebook hingga akhirnya viral di sosial media.

"Padahal sudah kami potong setengah harganya, malah tidak tahu terima kasih.

Semisal pembeli itu membayar total Rp 700 ribu, baru saya ikhlas dikeluhkan di sosial media.

Masalahnya, dia sudah dipotong harganya tapi malah seperti itu," sebut Anny kian kesal.

Dari viralnya warung ini, dia mengaku sempat didatangi dan dimintai keterangan oleh dinas terkait.

Kata Anny, dinas terkait datang atas instruksi Bupati Tegal yang ingin lebih lanjut mengetahui ihwal viralnya kejadian ini.

"Satpol PP tadi siang datang.

Namun, kami tetap tegaskan 'ada rupa, ada harga'.

Dari dahulu, kami memang menjual dengan harga segini.

Kami tidak main tembak harga seperti yang disangkakan orang lain," tegasnya. 

(TRIBUN JATENG/GUM)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved