Setiap Jumat, Ada 400-an Bungkus Nasi Pecel Terong Untuk Dimakan Bersama di Masjid Polres Demak
Kebiasaan menyantap nasi pecel terong dan teri setelah salat Jumat di Masjid Uswatun Hasanah, Mapolres Demak sudah terjadi sejak tahun 2014.
Penulis: Moch Saifudin | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Kebiasaan menyantap nasi pecel terong dan teri setelah salat Jumat di Masjid Uswatun Hasanah, Mapolres Demak sudah terjadi sejak tahun 2014.
Seorang warga Katonsari, Ahmad Mukhoyar merasa ada yang kurang saat tidak merasakan nasi terong di Masjid Polres Demak.
"Pecel terong dan terinya yang membuat saya suka," terang pria yang mengaku menghabiskan dua bungkus nasi tersebut, (5/7/2019).
Kabag Sumda, Kompol MK. Budiono mengatakan, Polres Demak selalu menyiapkan 300-400 nasi setiap hari Jumat.
• Muhammad Idris, Anak Petani Lulusan Terbaik Akpol 2019, Sang Ayah Awalnya Tak Bisa Hadir. . .
• Video Viral Bocah Ini Sepekan Ditonton Jutaan Netizen, Diwan Kondang Berkat Ikan Cupang
• Ahok Diserbu Warga Jakarta, Momen Pertama Mencoba MRT Diunggah di Channel Vlognya
• Teuku Nasrullah Kritik Karni Ilyas di Acara ILC hingga Penonton Studio Bertepuk Tangan
Hal tersebut, lanjutnya sudah berlangsung sejak Kapolres Demak, AKBP Raden Setijo Nugroho.
Adapun tujuannya untuk meramaikan tempat ibadah atau masjid sebagai bentuk pelayanan Polisi terhadap masyarakat.
Lalu kebiasaan tersebut berlangsung hingga kini, atau di bawah pimpinan Kapolres AKBP Arief Bahtiar.
"Biasanya yang Jumatan di sini selain karyawan Samsat, juga warga sekitar.
Di antaranya warga desa Katonsari.
Juga masyarakat yang tengah mengurus perizinan," terangnya.
Adapun imam salat Jumat di masjid tersebut dilakukan secara bergantian.
Dua imam dari tokoh masyarakat luar Polres.
Dua lainnya dari jajaran Polres Demak, yaitu KSPK, Iptu Muh Safin dan Kabag Ops, Kompol Achmadi.
Mbah yai Abu Manshur Said, begitu orang menyebut, berkesempatan menjadi imam rutin dalam salat Jumat tersebut.
Ia mengaku selalu menjadi imam salat Jumat di Masjid Polres Demak saat Jumat Legi dalam penanggalan jawa.
"Upaya yang dilakukan Polres Demak merupakan hal mulia.
Saat seseorang sering memberikan sodaqoh, maka jazadnya akan tetap utuh saat meninggal nanti.
Hal itu itu diterangkan dalam sebuah kitab," terangnya yang juga pengasuh Pondok Pesantren Sabilul Huda Kalikondang tersebut.
Terpisah, Kabag Sumda, Kompol MK. Budiono menjelaskan, dana yang digunakan untuk kebutuhan nasi pecel terong dan teri tersebut, merupakan zakat profesi yang terkumpul setiap bulannya di Polres Demak. (Tribunjateng/Moch Saifudin)
• Kisah Para Pendaki yang Hilang di Gunung Lawu, Arjuno, dan Piramid: Ditemukan Berupa Tulang Belulang
• DETIK-DETIK: 6 Debt Collector Yang Rampas Mobil di Dalam Tol Ditangkap Polisi di Pintu Keluar
• Dugaan Sementara Penyebab Mahasiswi Unsoed Meninggal, Posisi saat Ditemukan hingga WA Terakhir
• Rey Utami : Dua Hari Kenal Diberi Mobil HR-V dan Hanya 7 Hari Kenalan Langsung Menikah