Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Aplikasi PPDB Online SMA/SMK di Jateng Bermasalah, Pakar IT : Pengujian Aplikasi Minimal 2 Bulan

Aplikasi mendaftar online pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMA dan SMK negeri di Jateng diketahui sempat bermasalah.

Penulis: akbar hari mukti | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/RAHDYAN TRIJOKO PAMUNGKAS
38 calon peserta didik jalus zonasi PPDB online yang ada di Kelurahan Gedawang Kota Semarang justru diterima di SMA yang ada di Wonogiri 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Akbar Hari Mukti

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Aplikasi mendaftar online pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMA dan SMK negeri di Jateng diketahui sempat bermasalah.

Pakar IT asal Semarang, Solichul Huda pun memberikan komentar terkait hal tersebut.

Seperti diketahui sistem otomatis di aplikasi tersebut sempat membuat puluhan calon siswa di kelurahan Gedawang Semarang yang mendaftar di SMAN 4 Semarang, malah terbuang sampai ke Wonogiri.

Meski pada akhirnya sudah diperbaiki, Solichul Huda menilai seharusnya hal tersebut tidak terjadi.

"Ada korban pasti ada kesalahan. Dan pasti ada pelaku. Semestinya ada penyelesaian yang baik," ujarnya, Senin (8/7/2019).

Menurutnya, ada kesalahan elementer dalam memasukkan data untuk zonasi yang seharusnya tidak dilakukan pengembang aplikasi tersebut.

Bahkan ia menduga, aplikasi tersebut tak diuji kevalidan secara mendalam.

"Semestinya sebuah aplikasi sebelum dioperasionalkan, harus diuji kevalidannya."

"Dari mulai input, proses, dan output yang dihasilkan," ungkapnya.

Ia menguraikan, seharusnya sebuah aplikasi harus diuji dengan data yang valid. Kondisi dalam sebuah aplikasi tersebut juga harus dicek secara maksimal.

Menurutnya, data banyak belum tentu cukup, tetapi data sedikit belum tentu kurang.

"Umumnya pengujian aplikasi butuh waktu minimal 2 bulan. Penguji dari berbagai macam user."

"Mulai dari sma dan smk yang siswanya sedikit sampai yang memiliki siswa banyak dengan masalah yang komplek," terang Huda.

Selain itu, ia menilai sebuah aplikasi harus diuji validasi data dengan memasukkan data yang salah. Hal tersebut agar dapat dicek apakah aplikasi tersebut merespon data yang salah itu atau tidak.

"Sebuah aplikasi mestinya diuji oleh tester, yang memiliki kompetensi di bidangnya," katanya.

Meski ia memahami tidak ada sistem yang sempurna, tetapi ketika sebuah aplikasi dijalankan dan terdapat kesalahan, semestinya langsung diperbaiki dan diselesaikan sehingga tidak ada korban.

"Begitu ada komplain akibat kesalahan aplikasi, langsung diselesaikan. Sebetulnya tidak susah," ungkapnya.

Solichul Huda berharap, ke depan SOP terkait PPDB online terutama di Jawa Tengah dibuat secara lengkap, sehingga tidak ada korban.

Ia juga berharap pengembang aplikasi PPDB meminta tester dan implementator untuk menguji aplikasi tersebut, sebelum dioperasionalkan.

"Mungkin kalau ada kejadian akibat aplikasi diminta tanya saya saja, kita backup," imbuhnya.

Sebelumnya perihal ketidaksempurnaan sistem aplikasi PPDB di Jateng, Kadisdikbud Jateng Jumeri saat dikonfirmasi Tribun Jateng membenarkannya.

Tapi ia menyatakan saat ini sistem online di PPDB sudah diperbaiki.

"Sistem sudah dibetulkan," ujarnya.

Menurutnya kesalahan di sistem terjadi karena selama proses pendaftaran ada perbaikan jarak tempuh untuk memenuhi aspirasi masyarakat, sehingga terjadi human error.

"Tetapi bisa kami perbaiki dan sudah on the track," ungkap dia. (Ahm)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved