Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Sumur di Kawasan Kota Lama Semarang, Tak Pernah Kering saat Musim Kemarau dan Selalu Jernih

Sumur artesis yang berlokasi di Jalan Srigunting Kawasan Kota Lama Semarang tidak pernah kering meski saat musim kemarau.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: suharno
TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN
Seorang pedagang air sedang mengambil air di sumur artesis di Kawasan Kota Lama, Kamis (11/7/2019). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sumur artesis yang berlokasi di Jalan Srigunting Kawasan Kota Lama Semarang tidak pernah kering meski saat musim kemarau.

Bahkan sumur yang berusia ratusan tahun ini menjadi sumber pencaharian bagi pedagang air bersih melayani warga Kota Semarang yang membutuhkan air.

Pantauan Tribun Jateng, Kamis (11/7/2019), tidak hanya pedagang air yang mengambil air di sumur tersebut, beberapa warga juga berdatangan entah hanya sekadar mencuci kaki dan tangan hingga mandi di sumur tersebut.

Pedagang air bersih, Agus Mulyono membenarkan bahwa sumur artesis ini tidak pernah habis meski musim kemarau.

Air dari sumur ini diambil setiap hari dengan jumlah kubikasi yang tidak sedikit.

Selain tak pernah kering, air sumur ini terbilang jernih.

PSIS Semarang Takluk dari Borneo FC, Begini Komentar Jafri Sastra

Asal Usul Nama Desa Cawet di Pemalang Jawa Tengah, Ada Slogan Cawetku, Cawetmu, Cawet Kita Semua

"Sumur ini seperti sendang, tidak pernah habis. Mayoritas warga Kota Lama, Tawang, dan orang-orang yang tinggal di sekitar sini memanfaatkan sumur ini," tuturnya.

Setiap hari Agus mengambil air bersih dari sumur artesis tersebut. Untuk mengambil air tersebut dia tak perlu meminta izin ke siapapun. Sumur ini sudah seperti sumur milik bersama.

"Tinggal ambil saja, saya tidak pernah izin. Orang-orang banyak yang mandi di disini juga tidak izin," katanya.

Dengan membawa gerobak, dia berkeliling menawarkan kepada para pemilik warung.

Setidaknya, Agus membutuhkan lima rit untuk memenuhi kebutuhan air pelanggannya.

Dalam satu rit, dia bisa membawa 12 kaleng yang berisi sekitar 25 liter untuk masing-masing kaleng.

Saat musim kemarau, Agus juga biasanya mendapatkan pesanan untuk mengantarkan air bersih ke perumahan yang air ledingnya tidak mengalir.

"Kalau air leding mati, orang-orang biasanya minta dikirimi air, seperti di asrama tentara dan perumahan tawangsari," ucapnya.

Ditipu Penyalur TKI dan Uangnya Raib, Awal Kisah Sukses Anik Jadi Pengusaha Jamur Krispi

Kakak Beradik yang Kabur ke Balikpapan dan Lakukan Pernikahan Sedarah Bisa Dipidana

Selain sumur artesis di Kawasan Kota Lama, ada lagi sumur artesis yang tidak pernah kering meski musim kemarau.

Sumur tersebut berada di kompleks perkantoran di Jalan Pemuda tepatnya di depan STIE Bank BPD.

Sumur artesis yang satu ini berada di halaman perkantoran. Sumur ini juga dimanfaatkan oleh para pedagang air bersih.

Pedagang air, Paino (42) mengaku sudah puluhan tahun mengambil air di sumur tersebut untuk dijual kepada para pemilik warung di kawasan Johar dan sekitarnya.

Dia juga kerap kali menerima pesanan untuk mengantar air ke rumah-rumah yang ledingnya mati.

Setidaknya, ada lima pedagang yang memanfaatkan air sumur tersebut untuk mengais rezeki.

"Meski setiap hari diambil, sumur ini kemarau tidak pernah kering, kemarau pun air tetap ada," ungkapnya.

Untuk mengambil air di sumur tersebut, dia harus meminta izin kepada pemilik kantor yang ada di kawasan tersebut. Dia juga harus membayar sejumlah uang setiap pekannya. (eyf)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved