Gerindra Butuh Berapa Kursi Menteri? Jawaban Fadli Zon Bikin Mardani Ali Sera Terkekeh
Politukus Gerindra, Fadli Zon menjawab pertanyaan Karni Ilyas soal jatah kursi di kementerian kabinet Jokowi 2019-2024.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Politukus Gerindra, Fadli Zon menjawab pertanyaan Karni Ilyas soal jatah kursi di kementerian kabinet Jokowi 2019-2024.
Hal tersebut terjadi saat ILC tayang pada Selasa (9/7/19).
Sejumlah narasumber hadir diantaranya Fadli Zon, Fahri Hamzah, Aria Bima, Lukman Edy, Rizal Ramli, Jonny G Plate, Maman Abdurrahman, Faldo Maldini, Ferdinand Hutahaean, Feri Amsari, Mardani Ali Sera.
Fadli Zon mengaku sangat merindukan acara ILC.
"Sudah lama rindu ILc, ketika diperlukan tidak ada, sekarang muncul lagi," ujar Fadli Zon.
Ucapan Fadli Zon tersebut lantas membuat presiden ILC, Karni ILyas tertawa.
Tak hanya itu, semua narasumber dan seisi studio tertawa keras.
Karni Ilyas pun langsung memberi alasan kenapa ILC cuti panjang.
"Itu karena posisi netral," kata Karni.
Lantas Fadli Zon menilai netralnya ILC terlalu terlambat.
"Netralnya terlalu terlambat, mudah-mudahan itu bukan bagian dari intervensi," kata Fadli Zon sambil tersenyum.
Fadli Zon mengatakan bahwa saat ini sudah menyelesaikan tahap pemilu.
Fadli Zon lantas mengatakan bahwa ia tidak sepakat dengan rekonsiliasi.
"karena itu tampak ada penegasan bahwa ada sesuatu yang tajam, saya tidak melihat ada kompleks emergency, ini adalah sebuah kontetasi kompetisi dan catatan-catatan dari kami " ujarnya.
Fadli Zon lantas mengkritisi tema kali ini yakni REBUTAN KURSI, REBUTAN REZEKI?"
Ia menilai topik "REBUTAN KURSI, REBUTAN REZEKI?" kurang cocok kepada partai-partai koalisi Prabowo-Sandi.
Menurut Fadli Zon, yang berebut kursi dan berebut rezeki itu mungkin adalah partai-partai pengusung dari Jokowi dan Maaruf Amin.
"Tema malam ini sebetulnya, bukanlah tema yang pas untuk partai-partai yang mungkin berada dalam koalisi Prabowo-Sandi, untuk bicara. Karena judulnya ini kan ‘rebutan kursi rebutan rezeki’, jadi yang berebut kursi ini adalah partai yang mengusung Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin," katanya.
"Kecuali ada mungkin (partai pengusung Prabowo) sudah ada yang berbeda." katanya.
Gerindra belum memutuskan formal dan akan dipertimbangan dari berbagai hal.
Fadli Zon menilai bahwa saat ini harus mempertimbangaan kepentingan bangsa agar kedewasaahn politik terjadi.
Fadlii Zon menilai ketegangan yang terjadi di masyarakat bukan karena pemilu.
"Hal itu terjadi karena 5 tahun Pak Jokowi gagal menunaikan sebagian besar janji-janjinya,' ujarnya.
Fadli Zon lantas mengatakan bahwa isu rebutan kursi adalah isu yang remeh temeh.
"Rebutan kursi ini soal remeh temeh, mendangkalkan demokrasi dan intelektualitas kita, membuat rakyat marah, terhadap intitusi partai politik, seolah ujungnya daging sapi, kalau ujungnya dagang sapi untuk apa berkontestasi, mending duduk-duduk aja ngopi dan atur-atur semua, jadi untuk apa hakekatnya demokrasi, ini tujuannya untuk menguji," ujarnya.
Harusnya kita memperdalam demokrasi kita, memperdalam intitusi-intitusi kita, agar kuat
Menurutnya, seharusnya eksekutif diisi oleh orang-orang terbaik di dalamnya, bukan orang yang diusulkan oleh parpolnya, bukan orang yang belajar dan hanya mengisi kekuasaan
Politikus PDIP, Aria Bima lantas tertawa.
Fadli Zon lantas mengatakan bahwa Prabowo Subianto berbesar hati saat membubarkan koalisi Indonesia adil makmur lantaran Prabowo paham bahwa partai memiliki strategi dan keputusan masing-masing.
Ia menambahkan bahwa dalam pemerintahan harus ada fungsi cek and balance agar terjadi fungsi kontrol yang baik.
Fadli Zon lantas ditanya oleh Karni Ilyas.
"Gerindra butuh berapa kursi?" tanya Karni Ilyas.
Tampak Mardani Ali Sera tertawa.
Fadli Zon lantas memberikan jawaban.
"Bang Karni kita tidak ingin berandai-andai, kita harus melihat lebih dalam dari hal itu, kalau membutuhkan power sharing, seharusnya power sharing itu mereflkesikan kekuatan yang ada di koalisi adil makmur, tapai kalau tidak ya tidak masalah, kita kan sistemnya presidensialisme, jadi yang mennetukan presiden dan wakil presiden," ujarnya.
Fadli Zon lantas mengatakan seharusnya dalam pembentukan kabinet diperlukan orang yang memiliki kapastitas kapabilitas di bidang masing-masing karena permasalahan bangsa ini begitu berat.
Koalisi Adil Makmur yang mengusung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menjadi Capres Cawapres di Pilpres 2019 resmi dibubarkan hari ini, Jumat (28/6/2019).
Begitu juga dengan Badan Pemenangan Nasional ( BPN) yang dinyatakan bubar hari ini setelah dilakukan pertemuan di kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh pimpinan Partai Koalisi Adil Makmur serta tim BPN.
Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzzani menyampaikan beberapa amanat dari Prabowo Subianto dalam pertemuan yang berlangsung sejak siang hari tadi.
"Pertemuan pada hari ini Partai Koalisi Adil Makmur Pengusung Prabowo-Sandi dalam pilpres 2019 diselenggarakan atas undangan dari capres Pak Prabowo dan pak Sandi. Pertemuan berlangsung sejak pukul 14.30 WIB sampai magrib," ungkapnya dalam tayangan acara CNN Indonesia yang diunggah di channel YouTube, Jumat (28/7/2019).
Ia menjelaskan, pertemuan berlangsung akrab dan hangat.
Masing-masing pimpinan Partai Koalisi Adil Makmur menyampaikan pandangan tentang hubungan dan kerajasama ke depan paska putusan Mahkamah Konstitusi.
"Prabowo menyampaikan ucapan terima kasih kepada partai koalisi, yakni PKS, PAN, Demokrat dan Berkarya. Kepercayaan ini bagi beliau sadalah sebuah kekuatan besar dan amanah yang besar, dan menjadi kepercayaan luar bisa dari partai-partai untuk menajdi capres-cawapres," kata Ahmad Muzzani.
Prabowo bahkan mengucapkan terima kasih yang berulang-ulang kepada Partai Koalisi Adil Makmur serta kepada tim BPN.
Selain itu, Prabowo Subianto juga menyampaikan permintaan maafnya kepada para parta koalisi serta pendukungnya yang sampai kemarin masih memberikan dukungan yang begitu besdar.
"Beliau merasa bahwa perjuangan yang besaer tidak kalah, upaya kita untuk mencapai pada titik kebenaran kemudian sudah diputuskan oleh MK, dan kita harus patuh terhadap keputusan MK," tutur Muzzani.
Prabowo juga merasa kalau perjuangan belum selesai.
Ia meminta kepada partai koalisi serta pendukungnya untuk ikut memajukan bangsa dan negara.
Ia juga berharap agar hubungan dan komunikasi tetap terjalin meskipun dalam suasana non formal.
Ahmad Muzzani pun mengumumkan kalau Koalisi Adil Makmur resmi dibubarkan, begitu juga dengan BPN.
"Sebagai sebuah kaoalsi yang mengusung capres dan cawapres dalam pemilu, tugas Koalisi Adil Makmur dianggap selesai. Oleh karena itu sejak saat ini beliau mengucapkan terima kasih dan Koalisi Adil Makmur dianggap selesai. Begitu juga dengan BPN selesai," ucapnya.
Ahmad Muzzani mengatakan, Prabowo menyerahkan kembali mandat capres cawapres kepada parai koalisi, dan menyerahkan kepada masing-masing partai untuk menentukan keputusan politiknya.
"Beliau menghormati semua dan mempersilahkan partai politik untuk mengambil langkah politik masing-masin," ucapnya. (*)
• Karni Ilyas Langsung Bantah Pernyataan Ferdinand Hutahaean Soal Kecurangan, Nada Suaranya Tinggi
• Ini Pesan Terakhir Retno, Korban Meninggal Kecelakaan Tabrak Lari di Overpass Manahan Solo
• Perampok Balaraja Ditangkap Berkat CCTV, Polresta Solo Bisa Ungkap Tabrak Lari di Overpass Manahan?
• Kejamnya Penabrak Retno di Overpass Manahan, Hari : Saya akan Cari Sampai Ketemu