Hindari Tanjakan Barisan Dieng, Wisatawan Bisa Lewati Jalur Alternatif via Sumur Jalatunda
Masyarakat atau pengendara yang hendak ke Dieng via Batur Banjarnegara tentunya tak asing dengan keberadaan tanjakan Barisan Desa Condong Kecamatan
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Masyarakat atau pengendara yang hendak ke Dieng via Batur Banjarnegara tentunya tak asing dengan keberadaan tanjakan Barisan Desa Condong Kecamatan Batur.
Tanjakan jalan raya menu Dieng itu dikenal cukup ekstrem.
Ditambah kondisi medan yang lumayan panjang dan menikung.
Tak ayal, tanjakan ini jadi tantangan tersendiri bagi pengendara yang melintasinya.
Pengendara bisa tahan nafas saat melewati rute ini.
Kendaraan harus pasang gigi rendah agar kuat sampai ujung tanjakan.
Nyatanya, tidak semua pengendara mampu menaklukkan tanjakan ini.
Tidak jarang kendaraan gagal naik, hingga kembali mundur mengikuti turunan.
Saat itu, warga setempat biasa membantu mendorong kendaraan itu agar mampu meneruskan perjalanannya.
Saat puncak keramaian, semisal libur lebaran atau momentum Dieng Culture Festival (DCF), tanjakan ini pun ramai dilalui pengendara dari arah Batur.
Dalam kondisi lalu lintas ramai, tentunya risiko pengendara yang gagal melintasi tanjakan itu lebih tinggi.
Pengendara yang tak yakin melintasi jalan itu sebaiknya mengambil jalur alternatif sehingga terhindar dari tanjakan ekstrem.
"Untuk menghindari tanjakan itu, bisa lewat jalur alternatif lewat sumur Jalatunda,"kata Kepala UPTD Objek Wisata Dieng Dinas Pariwisata Banjarnegara Aryadi Darwanto
Pengendara dari arah Batur menuju Dieng bisa mengambil jalur alternatif via Desa Pasurenan ke arah Sumur Jalatunda Desa Pekasiran-Kepakisan-Dieng.
Sesampai di Desa Pasurenan dari arah Batur, pengendara akan menjumpai pertigaan ke arah Sumur Jalatunda Desa Pekasiran.
Ada penanda berupa plang yang menunjukkan ke arah Sumur Jalatunda.
Dari pertigaan itu, pengendara dari arah Batur bisa belok kiri ke arah objek wisata Sumur Jalatunda Desa Pekasiran, lalu terus ke arah Desa Kepakisan-Dieng.
Melalui jalur alternatif ini, pengendara bisa mencapai Dieng tanpa harus melewati tanjakan Barisan yang .
Jaraknya pun hampir sama dengan melalui jalur utama via tanjakan Barisan.
Pengendara tetap akan melintasi tanjakan, namun tidak se ekstrem tanjakan barisan.
Pengendara pun dijamin tak akan bosan melalui jalur altenatif ini.
Pemandangan lembah Dieng yang menawan di sepanjang jalan jadi suguhan gratis untuk cuci mata.
Pengendara pun bisa mampir di objek wisata Sumur Jalatunda yang menjadi satu di antara keajaiban alam Dieng.
"Hampir sama jaraknya, cuma ada juga tanjakan setelah Geodipa, tapi gak terlalu tinggi,"kata Nurul Muntaha warga sekitar
Jalur alternatif ini belum banyak diketahui pengendara, terutama dari luar kota yang ingin ke Dieng.
Alhasil, mereka harus melintasi jalur utama dan bersiap menaklukkan tanjakan Barisan.
Pemanfaatan jalur alternatif ini dibutuhkan terutama saat puncak keramaian yang memicu kepadatan lalu lintas.
Terlebih, jalur Batur-Dieng akhir-akhir ini mulai ramai dilalui wisatawan, baik dari arah Banjarnegara, Pekalongan maupun Batang atau Pantai Utara (Pantura).
Apalagi jika jalur Wonosobo-Dieng macet saat puncak kunjungan wisatawan.
Jalur via Batur yang relatif lebih lengang jadi pilihan bagi wisatawan untuk menghindari kemacetan.
"Biasanya kalau libur dan lebaran ada warga yang jaga, bantu pengendara (dorong).
Kalau hari biasa gak,"katanya. (aqy)