Meneladani Sikap Sabar Para Odapus, Hariyani Butuh 2 Tahun Tenangkan Dirinya Lawan Penyakit Lupus
Suatu penyakit yang cukup dikenal di kalangan kaum perempuan dengan sebutan Lupus nampaknya menjadi momok menakutkan.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: suharno
Pada tahun 2007, Hariyani hamil untuk kali ketiga, namun nahas kembali gugur dalam kandungan setelah mengalami kejang-kejang dan harus disesar. Terus menjalani pengobatan di rumah sakit, pada tahun 2009, ia diminta untuk cek laboratorium terkait penyakit lupus oleh Dr Doni (sebut Hariyani) di RS Elisabeth Semarang.
Berdasarkan uji laboratorium, pemilik keluhan awal nyeri lambung, HB drop, trombosit drop tersebut positif terdiagnosa Lupus. Haryani kemudian dirujuk ke RS Telogorejo dan bertemu dengan Prof Dr Suharti.
Pada tahun pertama terdiagnosa, Hariyanti mencoba browsing lebih lanjut tentang Lupus.
"Saat itu tidak tahu tentang lupus. Cari di google malah semakin drop, dikatakan penyakit mematikan, langka, gak bisa sembuh, dan efeknya luarbiasa," terang Hariyani, Rabu (17/7/2019).
Mengetahui hal tersebut, kondisi ibu satu anak tersebut semakin drop. Ia mengaku tidak bisa menerima kenyataan sebagai Odapus tanpa sebab. Terlepas 1 bulan dirinya hanya terbaring di kasur tanpa bisa berbuat apapun, Yani baru bisa menerima kenyataan menjadi Odapus selama kurang lebih 2 tahun silam.
Hingga pada tahun 2010, ia dan suami menemukan sebuah paguyuban Odapus yang diberi nama Omah Kupu di Yogyakarta.
Bermodalkan kesetiaan sang suami, keduanya sering mengikuti kegiatan ke Yogyakarta. Berbagai motivasi dan juga sharing pengalaman sesama Odapus membuat semangat Yani tumbuh kembali.
Meski ginjalnya terus diserang dan mengalami kebocoran, Yani dengan tabah mulai menjalani pengobatan sesuai arahan dokter.
Lebih dari 5 jenis obat dan juga lebih dari 15 kapsul tiap hari masuk ke dalam perut Yani. Semangatnya terus bertambah seiring sang dokter terus memotivasinya.
"Dokter bilang semangat sabar. Jangan takut karena lupus ada obatnya," terang Yani.
Sejak terdiagnosa lupus, Yani nampaknya menjadi salah satu Odapus yang beruntung. Sang suami aktif membawanya ke tempat pengajian rutinan pada hari Jumat.
Selain memberikan kebahagiaan dan senyuman pada sang istri, suami Yani juga mencarikan pengobatan terbaik untuknya.
Selama kurang lebih 10-11 tahun menjadi Odapus hingga kini, kesehatan Yani mulai berangsur membaik hingga mendekati prosentase 70 persen meski masih mengkonsumsi obat dengan dosis rendah.
Sejak 2017, Ia berusaha memanage kesibukan dirinya dengan ketat agar terhindar dari kemungkinan penyakit itu kambuh.
Yani senantiasa beristirahat lada sela-sela pekerjaannya di rumah agar tidak terlalu kecapekan.