Bank Indonesia Ingin Pesantren Saling Berinteraksi dengan Ekonomi Syariah Secara Digital
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng, menyelenggarakan BI Mengajar dalam digitalisasi ekonomi dan keuangan Indonesia.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: suharno
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jateng, menyelenggarakan BI Mengajar dengan mengusung tema "Peran BI Sebagai Bank Sentral Dalam Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan Indonesia".
Berlokasi di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara, Selasa (6/8/2019).
Dijelaskan, kegiatan tersebut diikuti kurang lebih 250 peserta yang merupakan santri di pondok pesantren Balekambang Jepara.
Selain itu, hal ini merupakan upaya BI untuk mensosialisasikan kepada peserta apa visi, misi, dan tugas-tugas Bank Indonesia sebagai Bank Sentral.
• Rektor Universitas Diponegoro Semarang Mewisuda 2.679 Mahasiswanya Hari Ini
Kepala Divisi Pengembangan Sistem Pembayaran Nilai Besar Bank Indonesia, Anton Daryono mengatakan, kegiatan BI mengajar diselenggarakan mulai tanggal 29 Juli-7 Agustus 2019.
Kegiatan tersebut bagian dari rangkaian HUT BI ke-66, HUT RI ke-74, dan Idul Adha.
"Sesuai tema, kami bertransformasi untuk mewujudkan kontribusi nyata Bank Indonesia kepada masyarakat melalui pendidikan," tutur Anton Daryono, pada Tribunjateng.com, Selasa (6/8/2019).
Tidak hanya memberikan beasiswa kepada Generasi baru Indonesia atau yang biasa dikenal dengan sebutan GenBI, pihaknya juga memberi kesadaran bahwa era digital tidak bisa ditolak dan harus dipelajari dengan sebaik-baiknya, supaya bisa mendapat keuntungan dari era industri 4.0.
"Kami ingin mengembangkan koridor antar pesantren, sehingga antar pesantren nantinya bisa saling terhubung dan bertransaksi secara ekonomi syariah. Harapannya kedepan bisa menghasilkan ekonomi syariah secara digital. Melihat potensi di Jateng cukup besar karena jumlah pesantren juga cukup banyak," terangnya.
Sementara itu, Pengurus Pondok Pesantren Balekambang Jepara, Miftahudin mengungkapkan, acara BI mengajar merupakan hal yang positif terutama bagi para santri karena santri memang perlu mengenal apa itu BI dan apa saja tugasnya.
Setelah mengikuti acara ini, harapannya santri memahami bagaimana kinerja BI dan syukur-syukur ada santri yang berkiprah di BI nantinya.
"BI sudah memberikan beberapa bantuan ke pondok pesantren kami terutama untuk pengembangan ekonomi, di antaranya bio gas dan pembuatan hidroponik yang bisa dipasarkan," ungkap Miftahudin.
• Omzet Terus Menurun, PT Muncul Armada Raya Semarang PHK Puluhan Karyawannya
Adapun pihaknya juga berharap, setelah hidroponik jalan, sudah ada hasil, dan dilatih pemasarannya. Karena sering terjadi seseorang bisa membuat produk tapi ketika memasarkan tidak bisa.
Maka pihaknya memerlukan bantuan atau bimbingan dari BI.
Disamping itu, BI juga banyak melakukan kerjasama dengan organisasi yang ada di pesantren, seperti pengembangan perekonomian yaitu one pesantren one produk.
Nantinya dipilih dari beberapa pesantren, lalu yang terpilih akan dilatih dari proses produksi, packing, pemasaran, dan mencarikan pasarnya.
"Kalau di tempat kami produk ada banyak seperti roti, pakaian, dan hidroponik. Namun, kalau hidroponik saat ini masih sebatas untuk dikonsumsi sendiri. Kedepan harapannya tidak hanya dikonsumsi sendiri tapi juga bisa dipasarkan," pungkasnya. (dta)