Mendengar Tolani ABK Asal Pemalang Hilang Tenggelam di Taiwan, Musiyam Merasa Badannya Sedingin Es
Seorang ABK asal Pemalang hilang tenggelam bersama kapal penangkap ikan di perairan Taiwan
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: abduh imanulhaq
Seorang ABK asal Pemalang hilang tenggelam bersama kapal penangkap ikan di perairan Taiwan
TRIBUNJATENG.COM, PEMALANG - Musiyam (38), warga Kelurahan Wanarejan Selatan, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, hanya bisa menangis mendengar informasi musibah yang dialami suaminya.
Tolani (41) dikabarkan tenggelam di perairan Taiwan bersama kapal tempatnya bekerja.
Kapal penangkap ikan bernama Chuan Yi Tsai No 1 ditemukan terbalik di perairan dekat Kepulauan Diaoyutai oleh kapal Penjaga Pantai Taiwan, Rabu (7/8/2019) pagi waktu setempat.
• Taryu Menangis Ceritakan Nasib Dasirun, ABK Asal Tegal Hilang Tenggelam di Taiwan
• Busana Cinta Laura Diprotes FPI, Panitia Jember Fashion Carnaval: Cinta Datang Tak Dibayar
• BREAKING NEWS: Truk Molen Terguling di Bawah Jembatan Tol Tembalang Semarang, Lalu Lintas Tersendat
• BREAKING NEWS: Jasad Tak Dikenal Ditemukan di Sungai Gunungpati, Butuh 2 Jam Evakuasi
Kapal itu diawaki 6 orang, 5 di antaranya anak buah kapal (ABK) asal Indonesia dan satu nahkoda asli Taiwan.
Suasana haru menyelimuti rumah Musiyam saat Tribunjateng.com datang berkunjung, Jumat (9/8/2019).
Keluarga besar berkumpul di ruang tamu, berdoa dan menunggu kabar lanjutan mengenai nasib Tolani.
"Saya dapat informasi pada hari Rabu jam 16.30 dari perusahaan yang memberangkatkan Tolani di Pemalang.
Mendengar kabar itu, badan saya dingin semua seperti es dan syok," kata Musyiam kepada Tribunjateng.com sambil meneteskan air mata.
Wakil perusahaan yang mengabarinya menyatakan ada enam orang yang hilang dalam kejadian tersebut.
Termasuk Tolani, sang suami.
"Jadi kapal yang ditumpangi suami saya itu terbelah menjadi dua bagian.
Kabarnya tertabrak kapal besar.
Begitu saya lihat foto kapal yang ditumpangi suami di Tribunjateng.com, saya tidak kuat," ungkapnya.
Musiyam menceritakan Tolani sering berkomunikasi dengannya dan anak mereka.
Terakhir menelepon pada Jumat (2/8/2019) silam.
"Kemarin sewaktu telepon, Mas Tolani cerita habis gajian.
Rencananya hari Senin akan mengirimkan uang gajian untuk membayar SPP anak kami.
Ternyata hingga sekarang tidak ada kabar," keluhnya sambil menitikkan air mata.
Pasangan ini hanya mempunyai satu anak.
Sekarang masih bersekolah di SMK PGRI 2 Taman.
"Anak saya mendengar kabar kapal yang ditumpangi ayahnya tenggelam, hanya menangis setelah pulang sekolah.
Sampai malam hari masih terus menangis," imbuhnya.
Chuan Yi Tsai No 1 yang terdaftar di Yilan meninggalkan Pelabuhan Wushi di Yilan, Taiwan timur laut, pada 2 Agustus, hari terakhir Tolani menelepon keluarga.
Sang pemilik yang identitasnya tidak disebutkan menyatakan kapal itu bertolak menuju perairan lepas di pantai timur Taiwan.
Kapal itu semula dijadwalkan berlabuh kembali di Wushi pada 4 Agustus.
Ternyata hingga tanggal itu tak kunjung tiba.
Kata pemiliknya, sudah tidak ada kontak sejak pukul 1 malam pada Selasa (7/8/2019) tanpa menjelaskan selisih tanggal yang dimaksud.
Lokasi terakhir kapal yang tercatat adalah 19 mil laut di sebelah timur Suao Township, Yilan.
Sang pemilik menambahkan, kapalnya memiliki 1 kapten dan 5 ABK.
Kapten kapal berusia 66 tahun bermarga Lai.
Semua awaknya merupakan warga Indonesia.
Badan Penjaga Pantai (CGA) Taiwan dibantu institusi yang sama dari Jepang sudah mengirim kapal dan helikopter untuk mencari kapal yang hilang.
Pencarian dilakukan setelah sang pemilik melapor kepada otoritas setempat.
Setelah bertukar informasi dengan Penjaga Pantai Jepang, kapal patroli CGA menemukan sebuah kapal dalam kondisi terbalik.
Kapal tersebut dalam keadaan terpotong menjadi dua bagian.
Pecahannya mengambang di perairan dekat Kepulauan Diaoyutai sekitar pukul 7 pagi pada hari Rabu.
Dari sebuah foto yang dipublikasikan Asosiasi Nelayan Yilan Toucheng, terlihat dua bagian kapal itu terapung-apung.
Pengambilan foto berasal dari helikopter.
Lunas kapal dan haluan bola berada di bagian atas yang berarti kapal dalam kondisi terbalik.
Memang kapal patroli tidak dapat mengkonfirmasi apakah kapal yang terbalik itu Chuan Yi Tsai No. 1.
Pasalnya, visibilitas amat buruk atau jarak pandang terganggu oleh kabut yang tebal.
Namun, awak kapal patroli menemukan sebuah jaket pelampung terapung-apung di dekat tempat penemuan.
Di bagian belakang jaket itu tercetak nama kapal dalam huruf Cina tradisional.
Kapal patroli CGA kemudian meninggalkan lokasi karena angin kencang dan gelombang laut yang tinggi seiring mendekatnya Topan Lekima.
Musiyam mengungkapkan sebelum mendapat kabar mengenai musibah itu, dia merasa gelisah.
"Firasat atau mimpi tidak ada.
Hanya gelisah, hati waswas saja, sebelum menerima kabar tersebut," ujarnya.
Ia berharap suaminya selamat, bisa ditemukan lagi.
Kemudian bisa kembali ke Indonesia untuk berkumpul dengan istri dan anak.
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE:
Abasari (48), paman Tolani, menceritakan terakhir berkomunikasi dengan keponakannya seminggu lalu.
"Waktu telepon dia menceritakan kalau baru mengalami kecelakaan kerja.
Bahkan jari tangannya harus diputus tapi ia menolak.
Kemudian saya berpesan kepada dia untuk berhati-hati lagi saat kerja di luar sana.
Jangan lupa selalu berdoa," ujar Abasari.
Sang paman berharap kemenakannya bisa ditemukan dalam keadaan selamat dan kembali berkumpul dengan keluarga. (indra dwi purnomo)
• Jadwal Bola Voli Pra PON 2020 Hari Ini, Live Streaming DKI Vs Papua Barat Jam 18.00 WIB
• Gempar Karung Berisi Tulang Manusia Ditemukan Warga Desa Cerih, Diketahui Namanya Nurkhikmah
• Siapa Saja Pengurus DPP PDIP Periode 2019-2024? Ini Bocoran Masinton
• Jafri Sastra Dipecat PSIS Semarang, Arthur Bonai Bicara Soal Sosok Pelatih Baru