Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Status Gunung Slamet Waspada, BPBD Purbalingga Imbau Masyarakat Sekitar Tingkatkan Kewaspadaan

Gunung Slamet terakhir kali erupsi pada 2014 yang diikuti semburan material abu dan lontaran material pijar di sekitar kawah

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
TRIBUN JATENG/MAMDUKH ADI P
Hamparan kebun teh Kaligua yang ada di lereng Gunung Slamet, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, merupakan potensi perkebunan yang ada di Brebes bagian selatan. Selain menjadi perkebunan, kebun teh kaligua juga menjadi objek wisata. 

TRIBUNJATENG COM, PURBALINGGA - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengumumkan penaikan tingkat aktivitas Gunung Slamet Jawa Tengah dari level 1 atau normal ke level II (waspada), terhitung sejak tanggal 9 Agustus 2019.

Dari pengamatan visual Badan Geologi sejak Juni 2019 hingga 8 Agustus 2019, pada umumnya teramati dengan baik. Asap kawah putih dengan intensitas tipis hingga tebal teramati dengan maksimum ketinggian 300 meter dari atas puncak.

Sedangkan dari pengamatan istrumental, kegempaan salam periode sama didominasi gempa hembusan san tektonik. Selama Juni hingga 8 Agustus 2019, tercatat 51511 kali gempa hembusan, 5 kali gempa tektonik lokal, dan 17 kali gempa tektonik jauh. Selain gempa-gempa itu, pasa akhir Juli 2019 mulai terekam gerakan tremor dengan amplitudo maksimum 0,5-2mm.

Getaran tremor ini masih terjadi hingga saat pelaporan. Energi kegempaan terdeteksi meningkat secara gradual.

Adapun pengukuran suhu mata air panas di tiga lokasi menunjukkan nilai44,8 hingga 50,8 derajat C. Nilai ini pada pengamatan jangka panjang berfluktuasi dan menunjukkan kecenderungan naik dibanding pengukuran sebelumnya.

Berdasarkan pemantauan instrumental, terjadi peningkatan cukup signifikan dan perlu diantisipasi jika terjadi erupsi. Potensi ancaman bahaya gunung Slamet saat ini adalah erupsi magmatik yang menghasilkan lontaran material pijar dalam radius 2 kilometer, atau erupsi freatik dan hujan abu di sekitar kawah tanpa ada gejala vulkanik yang jelas.

Dalam level Waspada ini, masyarakat direkomendasikan tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Purbalingga Muhsoni mengatakan, terkait kenaukan status gunung Slamet ini, pihaknya mengimbau masyarakat sekitar untuk meningkatkan kewaspadaan.

Kendati demikian, masyarakat tidak perlu terlalu panik atas status waspada gunung Slamet. Menurut Muhsoni, sepanjang tidak berada di dekat kawah, atau dalam radius 2 kilometer, masyarakat masih bisa beraktivitas normal.

"Karakteristik gunung Slamet seperti itu. Tapi kita juga tidak boleh sembrono, perlu meningkatkkan kewaspadaan,"katanya

Muhsoni mengaku pihaknya masih berupaya berkoordinasi dengan lintas sektor untuk menyikapi peningkatan aktivitas gunung Slamet ini. Untuk penarikan pendaki yang dimungkinkan berada di dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak, pihaknya masih perlu berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Purbalingga.

Yang jelas, pihaknya segera meng update data yang pernah disusun sebagai pedoman bagi setiap OPD untuk bertindak sesuai kewenangannya, jika erupsi benar-benar terjadi.

Muhsoni mengatakan, pemukiman terdekat dari kawah puncak Gunung Slamet berjarak 4 kilometer. Sehingga dengan status saat ini masih relatif aman karena berada di luar radius bahaya. Pemukiman terdekat itu meliputi di antaranya Bambangan Desa Kutabawa, dusun Gunung Malang Desa Serang Kecamatan Karangreja, serta tiga desa lain di Kecamatan Kutasari.

Gunung Slamet terakhir kali erupsi pada 2014 yang diikuti semburan material abu dan lontaran material pijar di sekitar kawah. Saat itu, kata Muhsoni, terjadi peningkatan aktivitas gunung Slamet hingga statusnya dinaikkan ke level Siaga.

Masyarakat terdekat sempat diungsikan ke tempat yang aman. Kendati demikian, erupsi Gunung Slamet kala itu tidak sampai berdampak pada pemukiman di sekitarnya.

"Hanya masyarakat trauma saat itu melihat lava pijar. Karena menurut mereka itu erupsi paling gede,"katanya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved