Warung Tertinggi di Jawa,Sensasi Sego Pecel Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu
Wakiyem (70) atau lebih akrab disapa Mbok Yem, pemilik warung yang berada di dekat Puncak Hargo Dumilah Gunung Lawu.
Penulis: Agus Iswadi | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Wakiyem (70) atau lebih akrab disapa Mbok Yem, pemilik warung yang berada di dekat Puncak Hargo Dumilah Gunung Lawu.
Para pendaki yang pernah mencapai puncak Gunung Lawu pastilah tak asing dengan sosok perempuan paruh baya yang kerap disapa Mbok Yem.

Pasalnya, Warung Mbok Yem berada di jalur pendakian dari Pos V menuju puncak Gunung Lawu yang memiliki ketinggian 3.265 di atas permukaan laut.
Ketika Tribunjateng.com, memasuki warung tersebut, tampak puluhan pendaki sedang mengantre memesan makanan maupun minuman.
Sedangkan sisanya memanfaatkan warung itu untuk sekedar rebahan.
Mbok Yem mengaku sudah 30 tahun berjualan di warung yang kini menjadi jujukan bagi beberapa pendaki Gunung Lawu untuk makan atau istirahat.
Menu utama di warung ini ialah nasi pecel dengan lauk telur dadar.
Untuk dapat merasakan sensasi makan pecel di Gunung Lawu, para pendaki hanya perlu merogoh koceknya sebesar Rp 13 ribu.
Sedangkan untuk segelas teh hangat dihargai Rp 2.000.
Selain menu nasi pecel dan teh hangat, di warung tersebut juga menyediakan gorengan, tahu, tempe, camilan dan minuman bersoda maupun isotonik.
"Bahan makanan ada yang mengirim, seminggu 2 kali," kata Mbok Yem.

Dalam melayani pembeli, Mbok Yem dibantu putranya. Ia membuka warung miliknya sejak pagi dan tutup menjelang maghrib.
Dari pantauan Tribunjateng.com, bagian dinding serta pintu masuk warung dipenuhi stiker komunitas pecinta alam maupun beberapa komunitas lainnya.
Pendaki asal Karanganyar, Andika (23) mengaku sudah 2 kali makan di Warung Mbok Yem.
"Menu utama memang pecel, sayang sekali kalau mampir ke warung yang fenomenal itu tidak makan pecel.