Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Perbedaan Jumlah PSK di Lokalisasi Sunan Kuning Versi Kadinsos dan Ketua Resosialisasi Argorejo

Ketua Resosialisasi Argorejo, Suwandi membantah dataKepala Dinas Sosial Kota Semarang Muthohar terkait jumlah PSK di Lokalisasi Sunan Kuning.

Penulis: hesty imaniar | Editor: suharno
TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN
Dinas Sosial Kota Semarang memberikan sosialisasi terkait rencana penutupan lokalisasi Sunan Kuning di balai RW 4 Kelurahan Kalibanteng, Kamis (15/8/2019). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ketua Resosialisasi Argorejo atau lokalisasi Sunan Kuning, Suwandi membantah data yang diedarkan oleh Kepala Dinas Sosial Kota Semarang Muthohar.

Data yang dibantah yakni jumlah pekerja seks komersial (PSK) atau wanita pekerja seks (WPS) yang mendapat tali asih.

Kepala Dinas Sosial Kota Semarang menyebut jumlah PSK atau WPS di Lokalisasi Sunan Kuning yakni 441.

Namun, menurut Suwandi, jumlah PSK di Lokalisasi Sunan Kuning yang mendapat dana tali asih yakni 449 bukan 441 seperti yang disebutkan oleh Dinas Sosial Kota Semarang.

Lebih lanjut, Suwandi menyampaikan total jumlah WPS di Sunan Kuning secara real, ada 475 WPS.

Sebelum Hadapi Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022, Thailand Uji Coba Lawan Brasil

Namun, dari jumlah tersebut telah dikurangi karena ada WPS yang pulang kampung serta telah meninggal dunia, sehingga saat ini berjumlah 449.

“Kadinas Sosial Kota Semarang itu salah sebut, bukan 441 tapi 449. Sehingga, kami harapkan apa yang disampaikan di media itu harus benar. Karena, kita harus ingat pertemuan Kamis tanggal 15 Agustus lalu, saya tanda tangan di Kantor Dinas Sosial, jumlah WPS ada 449 bukanlah 441," tegas Suwandi, Selasa (20/8/2019).

Selain jumlah WPS yang keliru, Suwandi juga menyebutkan jumlah nominal tali asih yang diberikan ke WPS, hingga saat ini, belum ada kejelasan.

Lebih lanjut, kata Suwandi, jika jumlah nominal tali asih yang hingga kini belum diinformasikan itu, menganggu psikologi para WPS, lantaran Lokalisasi Sunan Kuning telah ditutup.

“Para WPS ini menunggu kepastian, nominal tali asih, yang sampai saat ini belum juga ada kejelasannya. Terakhir, kami diberitahu, jumlah tali asih yang diberikan per WPS Rp 10,5 juta. Itupun, WPS yang tercatat masih hidup, sedangkan WPS yang meninggal tidak dapat, karena tidak terdata, padahal mereka memiliki keluarga yang ditinggalakan,” bebernya.

16.000 Tempe Mendoan Tersusun Jadi Tumpeng di Purwokerto, Pecahkan Rekor Dunia

Tidak hanya berapa jumlah nominal, melainkan juga kapan tali asih itu diberikan.

“Mereka yang punya hutang dan tanggungan keluarga, tentu was-was, kapan tali asih itu akan diberikan, seiringan dengan ditutupnya tempat mereka bekerja. Sehingga para WPS ini terombang-ambing. Janganlah pemerintah menutup-nutupi kapan lokalisasi ini akan ditutup, agar jelas,” sebutnya.

Wisatawan Asal China Tewas Terjatuh di Objek Wisata Devil Tears Lembongan Klungkung Bali

Adapun Suwandi juga meluruskan adanya jumlah WPS di Sunan Kuning yang ditambah dengan Lokalisasi Gambilangu.

Di mana jumlah WPS di Sunan Kuning, berjumlah 355, itu tidaklah benar. 

“Bagaimana jumlah WPS kami 355 sedangkan angka sebenarnya 475 yang dikurangi WPS meninggal dan pulang kampung menjadi 449. Kami tegaskan, jumlah WPS 355 itu adalah jumlah WPS kami yang tercatat dalam pelatihan yang digelar Dinsos Semarang. Dan itu dipukul rata, jelas iti salah. Adalagi, pelatihan hanya 5 hari, sedangkan cara pemasaran produk pun tidak rutin, bagaimana bisa diklaim jumlah WPS kami,” ungkapnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved