Mengenal Batik Ciprat karya Mulyono dari Purbalingga Dibandrol Sampai Rp 250 Juta
Masyarakat tak asing dengan istilah batik tulis, cap, hingga printing. Perbedaan teknik membatik menentukan karakteristik karya itu yang punya
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
Harga tergantung dari lama pengerjaan dan tingkat kesulitannya.
"Saya pernah membuat yang ukuran 3 meter itu sampai 3 bulan lamanya.
Alhamdulillah sudah dibeli oleh kolektor di Jakarta seharga Rp 20 juta,” jelas Kurniawan.
Batik motif wayang dan relief candi Borobudur menjadi karya andalan Mulyono.
Batik motif relief candi Borobudur dibanderolny dengan harga Rp 20 juta.
Batik-batik hasil karya Mulyono dipasarkan di Kota Pekalongan serta sudah dikenal di berbagai daerah lain.
Meski punya karakteristik yang khas, Mulyono mengaku tidak akan mematenkan motif batiknya.
Sebagai seniman sejati, ia mengaku ikhlas dalam berkarya.
Karenanya ia mempersilahkan pengrajin lainnya untuk menggunakan teknik dan motif serupa untuk dikembangkan.
“Saya hanyalah seniman yang ikhlas jadi tidak akan mematenkannya.
Silakan untuk pengrajin lain jika ingin mengerjakan batik dengan teknik dan ide semacam ini,” tutur Mulyono.
Bupati Purbalinga Dyah Hayuning Prariwi siap mempromosikan produk batik milik Mulyono.
Baik lewat acara-acara kenegaraan baik di Purbalingga maupun di tempat lain berskala nasional.
Ini dinilainya penting guna mengembangkan kemajuan UMKM Purbalingga termasuk batik milik Mulyono.
“Untuk pak Mulyono, nanti kita pasarkan di acara-acara kenegaraan resmi sehingga batiknya bisa cepat dan terus dikenal,” katanya. (aqy)