Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Perbandingan Perbedaan Karnaval Memeriahkan Hari Kemerdekaan RI di Tahun 60-an dan Sekarang

Perbandingan perayaan karnaval pada akhir tahun 60-an dan sekarang untuk memeriahkan hari kemerdekaan RI.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: suharno
IST
Perayaan karnaval pada akhir tahun 60-an untuk memeriahkan hari kemerdekaan RI. 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 RI diperingati dengan beragam cara oleh masyarakat.

Warna merah putih menghiasi kampung dan sepanjang jalan hingga aroma kemerdekaan kental terasa.

Euforia masyarakat dalam merayakan HUT ke-74 RI ini pun tampak pada berbagai gelaran acara yang diadakan hingga di pelosok kampung.

Mulai yang sakral semisal malam tirakatan dan upacara pengibaran bendera, hingga acara menghibur yang gegap gempita semisal lomba maupun karnaval.

Lihat saja, antara menjelang hingga paska 17 Agustus, jalan-jalan kota hingga desa dipadati iring-iringan karnaval.

Perayaan karnaval memeriahkan hari kemerdekaan ke-74 tahun RI di Kabupaten Banjarnegara.
Perayaan karnaval memeriahkan hari kemerdekaan ke-74 tahun RI di Kabupaten Banjarnegara. (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI)

Pengakuan Pemeran Wanita dalam Video Vina Garut, V Terpaksa Ikuti Keinginan sang Suami

Perwakilan berbagai kampung, instansi, sekolah atau unsur lain berlomba menghias diri dengan identitas dan karakter masing-masing.

Keragaman itu lantas melebur dan menyatu untuk meramaikan HUT ke-74 RI.

Ada yang mendandani diri dengan beragam aksesoris, hingga menghias kendaraan yang ditumpangi untuk arak-arakan.

Ternyata, tradisi perayaan HUT RI oleh masyarakat, termasuk karnaval sudah dilakukan sejak lama.

Letkol (Purn) Suprijanto (70), warga Kecamatan Bawang Banjarnegara masih mengingat betul bagaimana dia didaulat menjadi pemimpin karnaval di kampungnya, Wates Yogyakarta, 50 tahun silam.

Ia bahkan masih menyimpan foto-foto saat perayaan HUT RI tahun 1969 lalu.

Perayaan karnaval pada akhir tahun 60-an untuk memeriahkan hari kemerdekaan RI.
Perayaan karnaval pada akhir tahun 60-an untuk memeriahkan hari kemerdekaan RI. (IST)

Berbahayakah Mikroplastik yang Masuk ke Tubuh saat Minum dari Botol Plastik? Ini Jawaban WHO

Saat itu, tentu belum ada kamera digital atau handphone canggih yang bisa mendokumentasikan momentum penting itu.

Karenanya, hasil cetakan kamera jadul itu amat jauh dibandingkan sekarang.

Tetapi ia masih menyimpan rapi beberapa foto yang telah berusia setengah abad itu dalam rumahnya.

Meski sudah agak kusam termakan usia, gambar foto itu masih terlihat cukup jelas.

Paling tidak, melalui foto kenangan itu, tergambar bagaimana suasana perayaan HUT RI pada tahun 1969 silam.

Dalam foto kenangan itu terlihat Suprijanto yang masih gagah berjalan tegap memimpin karnaval di kampungnya.

Ia mengenakan pakaian jas lengkap dengan pedang bak prajurit siap perang.

Sementara di belakangnya, tampak ramai anak-anak peserta karnaval dengan memegang aksesoris yang mencirikan kelompok mereka.

"Saat itu ditunjuk jadi komandan kontingen kampung. Masuk Akmil, eh seiring berjalannya waktu jadi komandan beneran dari beberapa satuan," katanya.

UPDATE Klasemen Sementara Liga 1 2019 - Tumbangkan PSM Makassar, PSS Sleman Masuk 4 Besar

Suprijanto bangga, semangat untuk merayakan kemerdekaan di masyarakat sampai saat ini masih tinggi.

Dalam acara peringatan itu, ia melihat masyarakat dari berbagai kelompok atau unsur mampu bersatu untuk menyemarakkan hari kemerdekaan.

Ini menunjukkan kekompakan bangsa ini masih terjaga. Semangat gotong royong ini menjadi modal penting bagi kemajuan bangsa.

Kondisi ini tak berbeda dengan 50 tahun silam saat ia menjadi pemimpin karnaval di kampungnya.

Yang membedakan hanyalah perwajahan karnaval yang berubah seiring dengan perkembangan zaman dan mode.

Dari foto jadul itu, terlihat jelas perbedaan gaya dan penampilan peserta karnaval dulu dan sekarang, terutama dalam hal pakaian.

Suprijanto mengisahkan, saat itu arak-arakan atau karnaval banyak dilakukan dengan berjalan kaki.

Maklum, kala itu kendaraan atau moda transportasi masih jarang.

Jikapun ada, kendaraan yang dipakai untuk karnaval adalah becak atau andong sebagai angkutan tradisional.

Namun keterbatasan sarana itu tak menyurutkan semangat masyarakat untuk menyemarakkan perayaan hari kemerdekaan kala itu.

Pada karnaval itu, biasanya ada yang berpakaian ala pejuang kemerdekaan.

Di antara rombongan arak-arakan, ada juga yang berorasi atau menceritakan sejarah perjuangan perebutan kemerdekaan.

Tentu saja tidak sekadar euforia, karnaval mengajak masyarakat merenungi perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan.

Hingga kemerdekaan berhasil diraih dengan pertumpahan darah.

Meski telah merdeka, semangat perjuangan para pahlawan ini mesti terus dikobarkan.

"Semangat itu dari dulu, kita tanamkan seperti semangatnya Pak Jenderal Soedirman," katanya. (aqy)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved