36 Desa di Sragen Alami Kekeringan, Bupati Gandeng CSR Bantu Pengadaan Tandon Air
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati gandeng beberapa CSR di Kabupaten Sragen untuk atasi kekeringan di tujuh kecamatan.
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati gandeng beberapa CSR di Kabupaten Sragen untuk atasi kekeringan di tujuh kecamatan.
Beberapa CSR tersebut diantaranya, Rumah Sakit Amal Sehat, Arum Sukowati, selain itu sumbangsih dari dari masyarakat Sragen dalam Sragen Peduli, dan juga (MATRA) dana pengumpulan dari Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Sragen.
Hal tersebut disampaikan Yuni saat pemberian bantuan tandon air di Kecamatan Jenar dan Kecamatan Mondokan, Sabtu (24/8/2019) pagi.
"Bukan kami tidak mau atau tidak mampu, jika di pemerintahan kami anggarkan sekarang paling cepat saja cair di bulan Oktober, sedangkan Oktober sudah memasuki musim penghujan," terang Yuni.
Sejauh ini, ada tujuh kecamatan 36 desa dan 146 RT di Kabupaten Sragen yang mengalami kekeringan.
• Hendi Sebut Acara Live Musik Tiap Jumat di Trotoar Jalan Pemuda Semarang Bakal Rutin Digelar
• Hadirkan One Stop Solution, BCA Expo Semarang 2019 Targetkan 500 SPK dan KPR Rp 350 Miliar
• Harga Emas di Butik Antam Semarang Hari Ini Rp 777 Ribu per Gram, Naik Rp 14.000 dari Sebelumnya
• Suasana Karnaval HUT RI 50 Tahun Silam Terekam dalam Foto-foto ini, Bandingkan dengan Sekarang
Sebanyak 13 tandon air dengan kapasitas 5.000 liter diberikan Yuni di Kecamatan Jenar sedangkan di Kecamatan Mondokan Yuni menyerahkan 15 tandon air berkapasitas 5.000 liter dan empat tandon air berkapasitas 3.100 liter.
Sebelumnya, di tahap pertama dan kedua, Yuni telah memberikan sebanyak 105 tandon air berkapasitas 3.000 liter di lima kecamatan.
Total keseluruhan bantuan tandon air di tujuh kecamatan ialah 137 tandon dengan berbagai ukuran.
Sementara itu, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan pemberian tandon air di Mondokan sebagai akhir bantuan tandon.
"Semua kebutuhan tandon sudah kami penuhi, setelah ini kita stop kebutuhan tandon karena teridentifikasi memang semua sudah terpenuhi," kata Yuni.
Yuni juga menyampaikan menghabiskan dana hampir setengah miliar untuk membeli tandon air "kalo lebih tepatnya 478 juta untuk beli tandon saja," lanjut Yuni.
Dirinya juga menyampaikan bantuan droping air bersih selama ini tidak penyelesaian masalah.
Dirinya mengatakan droping air hanya memenuhi dalam jangka singkat.
"Ini hanya jangka singkat, ada tahap menengah, hingga jangka panjang. Jangka panjang tentu bagaimana tujuh kecamatan yang kekeringan ini tidak kekeringan lagi," ujar dia.
Yuni menyapaikan, untuk pengentasan kekeringan jangka panjang butuh dana dan infrastruktur yang tidak murah.
Dirinya juga mengatakan tahun lalu Pemda berhasil mengentaskan kekeringan di dua desa di Kecamatan Mondokan. (uti)