Lukas Enembe Tertunduk Saat Lenis Kogoya Singgung Hak Rakyat Asli Papua Atas Freeport
taf Khusus Presiden untuk Papua, Lenis Kogoya menyinggung soal hak asli rakyat Papua atas Freeport.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Setelah itu, GUbernur Papua, Lukas Enemble meminta waktu untuk menyampaikan gagasannya.
Lukas Enembe menginginkan agar ada undang-undang otonomi khusus dengan sebuah pejanjian baru.
"Kami bisa laksanakan jika ada perjanjian, konsep otonomi khusus ini, konsep Indonesia atau konsep in ternasional untuk persoalan tanah, kita sedang menghubungi PBB," ujar LUkas Enembe.
Sebelumnya, Gubernur Papua, Lukas Enembe mengatakan ada sejumlah ucapan yang tidak baik ditujukan kepada masyarakat Papua.
Ia menilai hal itu sebuah bentuk rasisme.
"Jadi ini banyak sekali terjadi,siapapun di dunia ini, namanya rasisme dibenci di seluruh dunia," tambahnya.
Lukas mengatakan bahwa rasisme yang dialami sekarang sama seperti rasisme yang dilakukan Belanda ke Indonesia waktu itu.
"Jadi saya harap orang Indonesia sudah 74 tahun merdeka, sadar itu, kita sama seperti era kolonial. Apa bedanya?," ungkap Lukas Enembe.
Belanda menjajah kita 350 tahun, menyebut kita monyet, sekarang ini terulang lagi jadi saya anggap ini kolonialisme Indonesia terhadap Papua, ini pemicu utama," imbuh Lukas Enembe.
Ia menuturkan bahwa kolonialisme terhadap Papua dan membuat hal lainnya terpicu.
"Jadi karena kerap kali terjadi, ini pemicunya membuat yang lain terungkap?" tanya Najwa Shihab.
"Ini pemicu utamanya yang terjadi di Papua. Jadi saya pikir sudah 74 tahun merdeka, NKRI kita jaga, Bhineka Tunggal Ika kita jaga. Dari Sambang - Merauke juga harus dijaga," sebut Lukas.
Lukas mengatakan bahwa di Papua ada beragam etnis.
"Di Papua itu multi etnis. Saya kemarin lihat yang demo-demo itu, saya ngomong kepada mereka, apa yang mau kalian sampaikan, sampaikan kepada saya, saya akan teruskan ke pemerintah pusat."
Lukas pun mengatakan saat itu ada tuntutan merdeka dari masyarakat Papua yang menemuinya.