Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

HIMKI Ingin Pemerintah Bantu Program Restrukturisasi Mesin Industri Mebel

Setelah Kementerian Perindustrian mengucurkan anggaran untuk industri kecil sektor logam dan mesin, pengusaha furniture di Jawa Tengah berharap

Penulis: rival al manaf | Editor: muh radlis

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Setelah Kementerian Perindustrian mengucurkan anggaran untuk industri kecil sektor logam dan mesin, pengusaha furniture di Jawa Tengah berharap adanya uluran tangan dari pemerintah dalam wujud yang sama.

Program restrukturisasi mesin dengan wujud bantuan pemberian cashback bagi pelaku usaha juga diharapkan muncul di sektor mebel.

Wakil Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Bidang Organisasi, Wiradadi Seoprayogo mengatakan, pihaknya telah memberikan usulan kepada pemerintah terkait besaran subsidi.

"Yaitu 30 persen jika mesin tersebut dibuat di dalam negeri dan 25 persen untuk pembelian mesin yang dibuat di luar negeri," terang Wiradadi saat dikonfirmasi, Selasa (27/8/2019).

Menurutnya, tanpa adanya program cashback maka akan sulit bagi pengusaha furniture melakukan peremajaam mesin, mengingat harganya yang tidak murah.

Ia memaparkan untuk satu mesin ukir CNC buatan Tiongkok saja dibandrol Rp1,3 miliar, dan harga tersebut paling murah dibanding produk buatan Eropa yang bisa mencapai dua hingga tiga kali lipat lebih mahal.

12 Perempuan Terpilih jadi Wakil Rakyat Kabupaten Pekalongan, Hindun Sebut Itu Luar Biasa

Sapto Diburu Polisi Sejak Februari 2019, Akhirnya Ditangkap Anggota Satresnarkoba Polres Purworejo

Polisi dan TNI Jadi Juri Lomba Pos Kamling di Desa Purwosari Kebumen

"Kiblatnya tidak perlu mesin eropa, tapi China saja sudah cukup.

Selain murah kualitasnya juga sekarang ini sudah bagus," imbuh Wiradadi yang juga menjabat Penasehat HIMKI Semarang Raya.

Hal yang sama diutarakan Ketua HIMKI Semarang Raya, Junias Hidajat.

Ia bahkan menyebut saat ini faktor penghambat perkembangan industri furniture di Indonesia salah satunya karena teknologi mesin.

"Era sekarang percapatan bisnis sangat dibutuhkan.

Mesin berteknologi canggih membantu dalam percepatan.

Harus ada pembaharuan mesin untuk bertahan di dunia furniture.

Oleh sebab itu penting supaya pemerintah membantu dalam pengadaan permesinan," imbuhnya.

Menurut Junias Hidajat, dengan memiliki mesin canggih pelaku industri mabel akan mampu bersaing.

Dampaknya akan meningkatkan nilai ekspor Indonesia.

Ia berujar saat ini nilai ekspor mebel turun 7-8 persen, bahkan ada pengusaha yang terpaksa menutup gerainya selama enam bulan karena tidak ada order.

Sementara itu untuk mendorong pelaku industri mebel mengupgrade mesin, HIMKI juga mempersilakan anggotanya untuk menghadiri pameran Internasional Furniture Manufacturing Components (IFMAC) 2019.

Digelar selama empat hari mulai 9 hingga 12 Oktober 2019 di Jakarta Internasional Expo (JIEXPO) Kemayoran, pameran itu akan menghadirkan mesin modern berteknologi canggih untuk menunjang kebutuhan manufaktur komponen, aksesoris, serta sektor permesinan kayu.

"Nah mendekati pameran itu, kami akan mengadakan seminar dengan tema teknologi tercanggih untuk meningkatkan produktifitas industri mebel di beberapa kota antara lain Surabaya, Semarang, Solo dan Yogyakarta," tandasnya.

Para pembicara akan memaparkan perkembangan industri furniture kerajinan dan teknologi permesinan terkini.

Dengan harapan para pelaku industri furniture di Indonesia memenfaatkan peluang yang ada dengan mengambil bagian dalam pameran IFMAC 2019. (val)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved