Belum Lunasi Biaya Seragam, Siswa di Demak Tak Dibolehkan Masuk Kelas Akhirnya Pilih Jualan Es
menurut Rama, ada guru yang mengatakan jika belum bayar uang seragam, ia tak boleh masuk kelas.
Penulis: Moch Saifudin | Editor: galih pujo asmoro
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Di saat teman-teman sebayanya pergi ke sekolah, Rama Hakim Surya Alam terpaksa harus membantu ayahnya jualan es.
Padahal, Rama seharusnya juga menuntut ilmu di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Mranggen Demak.
Namun, karena ia tak bisa melunasi biaya seragam sekolah dan sumbangan pengembangan institusi (SPI), Rama merasa malu dan tak mau pergi sekolah.
UPDATE: Rama Sudah Bisa Masuk Sekolah, SMPN 2 Mranggen Demak Janjikan Solusi Soal Seragam
• Video Supratno PNS SMPN 4 Banyumas yang Meninggal Dibantai Keluarga Sendiri
• Video Sepasang Murai Batu Albino Berharga Setara Innova
• Sedang Duduk Bersama, Sarita Abdul Mukti dan 4 Anaknya Kaget Mengetahui Faisal Harris Selingkuh
• Sebelum Habisi Suami dan Anak Tiri, Aulia Kesuma Sempat Sewa Jasa Paranormal tapi Hasil Tak Sesuai
Menurut sang ayah, Agung Kussetyo Hardono (46), Rama sempat masuk di hari pertama sekolah 16 Juli silam.
Namun, ia disuruh pulang lantaran belum melunasi biaya seragam dan SPI senilai Rp 1,5 juta.
"Saya sudah titip uang Rp 150 ribu dan minta tempo pembayaran.
Namun tidak diperbolehkan dan harus bayar sekaligus tanpa diangsur," kata Agung, Rabu (28/8/2019).
Diceritakan warga Kobon Permai Nomor 7 RT 02 RW 24, Kebon Batur Mranggen itu, dirinya sudah minta tempo pembayaran pada Kepala SMP Negeri 2 Mranggen.
Kala menghadap, kepala sekolah ditemani seorang guru bernama Retno.
Kepala sekolah, ungkap dia, hanya diam saat ia minta tempo pembayaran uang seragam dan SPI.
• Viral di Medsos Cerita Horor KKN di Desa Penari, Raditya Dika Sampai Serius Simak Ceritanya
• Ini Biodata Aulia Kesuma Perencana Pembunuhan Sadis Suami dan Anak Tirinya
• Presiden Jokowi Akhirnya Mendarat Perdana di Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA)
• Resmi! PSIS Datangkan Pemain Baru Finky Pasamba Jelang Lawan Arema FC, Ini Kata Bambang Nurdiansyah
Namun Retno mengatakan jika sebelum biaya seragam dan SPI lunas, Rama tak boleh sekolah.
"Kepala sekolah diam saja, guru yang berna Retno itu yang memutuskan anak saya tak boleh sekolah sebelum melunasi uang seragam dan SPI," sambungnya.
Hal itu dibenarkan Rama.
Bahkan menurutnya, ada guru yang mengatakan jika belum bayar uang seragam, ia tak boleh masuk kelas.
Sejak itulah, Rama tak mau sekolah dan pilih membantu orangtuanya berjualan es buah.
Dikonfirmasi, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Mranggen, Ahmad Saleh berkilah jika yang menimpa Rama hanya kesalahpahaman semata.
Ia mengaku tidak melarang siswa belajar meskipun ada siswa yang belum melunasi biaya seragam dan SPI sebagai syarat diperbolehkannya siswa ke sekolah.
"Itu kesalahpahaman antara orangtua murid dan guru di sini.
Waktu itu saya tidak berada di sekolah, sedang ada acara kondangan di Demak," kata dia.
Ahmad mengatakan jika pihaknya masih membuka pintu untuk Rama.
Di sisi lain, lanjutnya, diperlukan ada komunikasi antara pihak sekolah dengan orangtua siswa.
"Masih ada tiga bangku kosong," ucap dia.
Sejumlah netizen di akun Instagram Tribun Jateng menyesalkan peristiwa ini.
Mereka mengemukakan sejumlah respons yang rata-rata merupakan penyesalan dan kegeraman.
Tak sedikit juga yang meminta alamat bersangkutan dengan niat memberi bantuan.
Ada pula yang me-mention Bupati M Nasir, Gubernur Ganjar Pranowo, bahkan Presiden Jokowi meminta perhatiannya atas masalah sosial ini.
bedjolodong: Mosok kudu Bapak Gub @ganjar_pranowo yg turun tangan sih, lungguh bareng yuk, pak Kepsek, ortu, mungkin Kadese boleh jg, semoga klarrrr masalahe, amin.
we_shoppati: Memang dpt bantuan dr negara itu butuh berkas2, jika murid kesulitan/bapaknya kurang tahu seharusnya pihak sekolah juga membantu berkas2 apa yang harus disiapkan buat dapet beasiswa
atikasyahbana: @jokowi @ganjar_pranowo @hm._natsir pak nyuwun tulung, kangge nggolek ilmu mawon kok dipersulit ngeten niki pripun? Njur pripun anggene nyetak SDM unggul ?
erlanggakd: Yungalaah, gur seragam e lho. Sekolahe po gaenek toleransi po. Kebangeten men. Jare enek kartu indonesia pintar (Moch Saifudin)
• Detik-detik Mahasiswi Korban Penjambretan Kejar Pelaku hingga Seorang Pelaku Tewas Mengenaskan
• Ini Pelaku dan Kronologi Pembunuhan Keluarga Sendiri Kasus Penemuan 4 Kerangka Manusia di Banyumas
• BREAKING NEWS : Polisi Ungkap Identitas Mayat Wanita Kondisi Telanjang Dada di Kebumen
• BREAKING NEWS: Banyumas Digegerkan Penemuan Mayat, Kali Ini di Selatan Terminal Purwokerto