Saat Pembunuhan, Tetangga Dengar Teriakan Korban, Ini Yang Dilakukan Minah
Saat terjadi pembunuhan terhadap Supratno dan tiga orang lainnya, 9 Oktober 2014 lalu
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS -- Saat terjadi pembunuhan terhadap Supratno dan tiga orang lainnya, 9 Oktober 2014 lalu, ternyata para tetangga di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) sempat mendengar suara teriakan.
Saat para tetangga bertanya, tersangka Saminah alias Minah, menjawab hanya terjadi pertengkaran kecil dan sudah diselesaikan.
"Kala itu Saminah menjawab hanya ada masalah biasa dan sudah terselesaikan.
Padahal saat itu tersangka Irvan dan Putra (anak Minah) sedang membunuh para korban.
Saminah kemudian menenangkan para tetangga yang penasaran," ujar Kapolres Banyumas, AKBP Bambang Yudhantara Salamun, Selasa (27/8).
Seminggu setelah pembunuhan, banyak tetangga yang datang dan menanyakan keberadaan empat korban.
Minah menjawab mereka pergi merantau.
"Misem selaku orangtua juga selalu bertanya kepada Minah, ke mana anak-anaknya yang lain.
Tetapi, Misem juga menjawab para korban pergi merantau," tambah Kapolres.
Sejak saat itu Minah jarang keluar dan lebih sering berada dalam rumah.
"Mereka adalah keluarga yang tidak pernah bersosialisasi dan hal itu diakui oleh lingkungan sekitar," kata Bambang.

Selama hampir sebulan setelah pembunuhan, Misem (76) dilarang tinggal di kediamannya dan diminta tetap berada di rumah Minah.
Dalam satu bulan itu Irvan dan Putra selalu membersihkan rumah Misem agar tidak ada sisa pembunuhan.
Pada saat mengubur para korban para tersangka juga menggunakan peralatan seperti ember dan centong.
Alat tersebut dipakai untuk mengaduk semen kemudian melapisi tanah galian yang berisi empat mayat.