Penutupan Sunan Kuning, Suwandi: Jika Ingin Ditutup Segera Dilakukan, Kalau Belum Siap Tunda Dulu
Warga binaan maupun warga sekitar lokalisasi Argorejo alias Sunan Kuning menunggu kepastian Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terkait rencana
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muh radlis
Hingga saat ini, Suwandi mengaku belum dapat kepastian rencana penutupan, termasuk besaran dana tali asih yang akan diberikan kepada masing-masing wanita pekerja seks (WPS).
Terkait rencana pengalihfungsian kawasan dari pusat prostitusi menjadi kampung tematik, dia berharap wisata karaoke tetap dihidupkan melalui penataan yang lebih baik.
Jika harus mengajukan izin, pihaknya pun akan mengakomodir perizinan secara kolektif.
Ada 179 wisma yang saat ini beroperasi di Sunan Kuning.
Sementara, pemilik karaoke Wisma Maharani, Rohmat mengatakan, usaha karokenya saat ini masih buka.
Ada delapan pemandu lagu dan dua operator di wismanya.
Saat hari H penutupan prostitusi, dia siap untuk menutup sebagai bentuk penghormatan.
Namun, setelah penutupan nanti, dia berharap pemerintah bisa melegalkan usaha karaoke.
"Harapannya tetap buka, bisanya karaoke mau bagaimana lagi.
Kaitannya itu nanti mau dibuat yang lebih legal kami ikuti acuan Pemkot," harap Rohmat.
Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto mengatakan, hingga saat ini Pemkot belum melakukan tindakan penutupan.
Anggaran penutupan berkaitan dengan dana tali asih masih belum dapat dicairkan.
Pasalnya, DPRD Kota Semarang periode 2019-2024 ini belum lama dilantik.
Alat kelengkapan dewan masih dalam proses penyusunan.
Sehingga, anggaran dana penutupan masih menunggu alat kelengkapan dewan.