Guru Besar Arkeologi UGM: Pernyataan Ridwan Saidi Tidak Ada Sumber dan Bukti Fisiknya
Ia mempertanyakan pernyataan Ridwan Saidi yang menyebut Sultan Fatah dan Sultan Trenggono yahudi
Penulis: Moch Saifudin | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Guru Besar Arkeologi FIB Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Inajati Adrisijanti mengatakan pernyataan Ridwan Saidi yang mengatakan Sultan Fatah dan Sultan Trenggono yahudi tidak bisa dibuktikan dengan sumber tulisan dan fisik yang jelas.
Inajati menjelaskan, berdasarkan bukti fisik yang yang ia temukan, tidak ada yang berbau timur tengah, yahudi.
"Semua itu Jawa yang diwarnai Islam," jelasnya dalam Focus Group Discussion "Menyegarkan Sejarah Raden Fatah" di Hotel Amantis Demak, Sabtu (7/9/2019).
• Penyebab Wanita Ini Lari Tanpa Busana di Kawasan UMS Solo Akhirnya Terungkap, Bukan Diperkosa
• Pengamat Otomotif dan Youtuber Ridwan Hanif Kritik Mobil Esemka: Prosesnya Kok Tertutup?
• Fakta Mengejutkan Dibeberkan Orangtua Arifin Usai Tebas Leher Aldi, Ancam Ibunya Jika Ikut Campur
• Hoaks Atraksi Pagar Nusa Purbalingga Sebabkan 1 Korban Meninggal, Ini Klarifikasi Mukhlis
Lebih lanjut ia menjelaskan, Masjid Agung Demak dan tata ruang kota Demak, jelas merupakan kreasi dan inovasi Jawa-Islam.
Ia mempertanyakan pernyataan Ridwan Saidi yang menyebut Sultan Fatah dan Sultan Trenggono yahudi.
"Saya hanya baca di media, Ridwan Saidi bilang saya mau diapakan, terserah.
Menurut saya tidak bisa begitu.
Harus dibuktikan sesuai sumber dan fisiknya," jelasnya.
"Jika tidak ada sumber dan bukti fisiknya, mau dikatakan apa?" ucapnya sambil tersenyum.
Ia menekankan, bukti merupakan sumber tertulis dan fisik, atau peninggalan sejarah.
"Kalau kami kan ada sumber tulisan dan fisiknya," terangnya.
Terlebih, saat Ridwan Saidi menyebut Sultan Fatah sebagai melayu.
Ia mempertanyakan, maksud melayu seperti apa?
Ia menjelaskan, jika ia menyebut Jawa, yakni merupakan sebuah etnis.
Sama halnya melayu merupakan budaya seluruh Indonesia.
"Justru saya bertanya, jika Ridwan Saidi di sini maka kita bisa tanya," ucapnya.
Ketua DPRD Kabupaten Demak, Fahrudin Bisri Slamet, tegas meminta Ridwan Saidi membuktikan data terkait pernyataannya yang menyebut Raden Fatah dan Sultan Trenggono seorang yahudi.
Ia menjelaskan, saat orang bicara harus bisa membuktikan data dan faktanya.
"Artinya, Ridwan Saidi ngomong seperti itu data dan faktanya seperti apa?
Kemudian nanti kita bandingkan datanya.
Jadi apakah Ridwan Saidi hanya bikin isu saja atau memang punya data dan faktanya," jelasnya.
Slamet mengatakan sebagai warga Demak, merasa tidak terima dengan pernyataan Ridwan Saidi yang menyebut Raden Fatah dan Raden Trenggono sebagai seorang yahudi.
Ia meminta kepada Ridwan Saidi untuk mempertanggungjawabkan pernyataannya terkait sejarah Demak tersebut.
Terkait warga Demak yang ingin membawa pernyataan Ridwan Saidi ke ranah hukum, Slamet men-support atas tindakan tersebut.
"Setiap orang harus bisa mempertanggungjawabkan setiap omongannya.
Ini sekaligus pembelajaran bagi tokoh tau budayawan, agar tidak asal ngomong saja.
Akan tetapi bisa mempertanggungjawabkan sebagai tokoh/jabatan yang disandangnya," jelasnya.
Dua hari sebelumnya, Pimpinan Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Demak mendesak Ridwan Saidi memberikan klarifikasi.
Belasan mahasiswa PMII Demak menggelar aksi di Alun-alun Kabupaten Demak menyikapi pernyataan Ridwan Saidi tersebut.
"Kami masyarakat Demak mendesak Ridwan Saidi untuk memberikan klarifikasi mengenai pernyataannya yang menyebut Sultan Fatah dan Sultan Trenggono Yahudi," jelas koordinator lapangan aksi, Subro, Rabu (4/9/2019).
"Jika tidak bisa memberikan klarifikasi, kami meminta Ridwan Saidi untuk meminta maaf kepada masyarakat demak secara langsung, serta melalui media sosial," sambungnya.
Subro menjelaskan Raden Fatah dan Sultan Trenggono adalah tokoh besar Islam dari Demak.
Oleh karenanya, masyarakat Demak melalui PC PMII Demak meminta Ridwan Saidi untuk mengklarifikasi dan membuktikan pernyataan Sultan Fatah dan Sultan Trenggono adalah seorang Yahudi.
Jika tidak dapat membuktikan, lanjut Subro, ia berharap Ridwan Saidi meminta maaf kepada masyarakat Indonesia, khususnya warga Demak.
Baik secara langsung maupun lewat media sosial atas pernyataan bahwa "Raden Fatah dan Sultan Trenggono adalah seorang yahudi."
"Pernyataan dari Ridwan Saidi tentang Raden Fatah dan Sultan Trenggono adalah seorang yahudi, bisa menghilangkan sejarah keislaman nusantara," jelasnya.
Selanjutnya, ia pun meminta Pemerintah Kabupaten Demak memfasilitasi upaya klarifikasi Ridwan Saidi atas pernyataannya tentang Raden Fatah dan Sultan Trenggono adalah seorang yahudi.
Jika dalam waktu 5x24 jam, lanjut Subro, Pemkab Demak tidak segera menindaklanjuti maka PMII Demak akan menempuh jalur hukum.
Aksi tersebut dimulai dari depan Kejaksaan Negeri Kabupaten Demak kemudian massa aksi berziarah ke komplek pemakaman raja Demak.
Aksi tersebut berlangsung lancar dan damai.
Kepolisian Polres Demak memantau aksi tersebut. (Tribunjateng.com/Moch Saifudin)
• AKP Ben Aras Tak Menduga Saat Razia Operasi Patuh Ada Emak-emak Nyanyikan Lagu Rhoma Irama
• Tak Ada Titik Temu dengan KPAI, PB Djarum Tiadakan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis
• Puasa Tasua dan Asyura, Besok Senin dan Selasa 9-10 September, Berikut Bacaan Niat Lengkap Artinya
• Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, Santri Ponpes Kuningan Meninggal Ditikam Sajam di Cirebon