Budidaya Macademia Kacang Termahal di Dunia Ternyata Ada di Banjarnegara, Harga Rp 350 Ribu per Kg
Selain persediaan langka, harga kacang Macademia sulit dijangkau dengan kantong pas-pasan.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Pernah mencicipi kacang Macademia? Atau malah baru mendengarnya?
Jika anda penyuka es krim, mungkin pernah menjumpai es krim rasa kacang Macademia.
Pantas saja jenis kacang ini jarang dijumpai di pasaran.
Selain persediaan langka, harga kacang Macademia sulit dijangkau dengan kantong pas-pasan.
Iya, kacang Macademia hingga saat ini masih menduduki peringkat pertama sebagai kacang termahal di dunia.
Satu kilogram kacang itu dihargai sekitar Rp 350 ribu.

Harga kacang Macadamia melampaui kacang mahal Almond yang lebih familiar di telinga masyarakat.
Kacang Macadamia selama ini lebih banyak dibudidayakan di negara Australia dan Hawai.
Nyatanya, kacang Macadamia sudah mulai dikembangbiakkan di beberapa wilayah di Indonesia.
Puluhan ribu bibit Macadamia menghampar di kebun pojok kampus Politeknik Banjarnegara, Kenteng Madukara Banjarnegara.
Sejumlah pegawai telaten merawat benih berusia sekitar dua bulan itu.
Daun tanaman yang baru setinggi sekitar 20 cm itu cukup berduri sehingga membuat mereka hati-hati saat menyentuhnya.
Politeknik Banjarnegara bekerjasama dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Serayu Opak Progo untuk penyemaian kadang Macadamia.
"Kami sebagai mediator, disemai di sini karena kami ada praktisi dan keilmuan yang membidanginya,"kata Direktur Politeknik Banjarnegara Tuswadi
Tanaman ini bisa tumbuh optimal pada ketinggian tanah 700 mdpl hingga 1500 mdpl.
Tuswadi mengatakan, jika sudah cukup umur nanti, sekitar 8 bulan, ribuan bibit itu akan dibagikan ke masyarakat.
Sejauh ini, pertumbuhan benih di lahan Politeknik dinilai cukup bagus.
Bahkan, hasil penyemaian akademisi Politeknik ini mendapat pujian dari peneliti Macadamia asal Australia Kim Wilson.
Tingkat keberhasilan produksi bibit di lahan ini bahkan mencapai 64 persen dari 600 kilogram biji yang ditebar.
Pertumbuhan Macadamia di Indonesia bahkan dinilai lebih baik dari negara asalnya.
Ia mencontohkan, di Australia, tanaman Macadamia harus disambung (grafting) batangnya agar produksi buah maksimal.
Tetapi di Indonesia, tanpa menggunakan teknik grafting, Macadamia yang tumbuh alami sudah mulai memproduksi buah pada usia relatif lebih pendek, sekitar 6 tahun.
"Di hutan Pejawaran ada Macadamia yang sudah berbuah, usia tak sampai 6 tahun,"katanya
Meski punya nilai ekonomi tinggi saat ini, bagaimanapun, prospek pasar Macadamia tetap akan mengikuti hukum ekonomi.
Belum tentu, enam tahun kemudian, saat Macadamia yang ditanam sekarang mulai produksi, harga kacang itu masih tinggi.
Karenanya, selain menawarkan nilai ekonomi, pihaknya juga mengampanyekan fungsi ekologi dari penanaman Macadamia.
Penanaman Macadamia, menurut dia, di sisi lain memiliki misi konservasi, terutama untuk rehabilitasi lahan kritis di wilayah BP DAS Serayu.
"Ini termasuk pohon penyelamat lingkungan hidup," katanya.(*)