Ada Tulisan Tentang Perselingkuhan di Dinding Rumah Pria yang Bunuh Diri Setelah Bunuh Anak di Demak
Keluarga dari ayah mengakhiri hidupnya sendiri setelah membunuh anak kandungnya di Demak menyayangkan kejadian tersebut.
Penulis: Moch Saifudin | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Keluarga dari ayah mengakhiri hidupnya sendiri setelah membunuh anak kandungnya di Demak menyayangkan kejadian tersebut.
Kasus tersebut di Dukuh Dongko, RT 7 RW 2, Desa Kebonbatur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak.
"Sekira 20.30 WIB saya sampai di lokasi kejadian, Jumat (27/9/2019)," jelas Adik ke empat Sugiman, Samirin (56) yang mengaku saat kejadian berada di Jakarta, Sabtu (28/9/2019).
Kakek AW (3), sekaligus mertua Sapto Widodo (47), Sugiman enggan dimintai keterangan atas kejadian tersebut.
Samirin menjelaskan AW dimakamkan di Pemakaman Desa setempat, sedangkan Sapto Widodo dimakamkan di Semarang.
"Saya ikut memandikan keduanya.
Sekira pukul 10.30 WIB AW dimakamkan, dan Pak Widodo dibawa ke Semarang oleh pihak kelurganya," jelas pria yang tinggal di Pedurungan tersebut.
• Hingga September 2019, Baznas Jateng Catat Pertumbuhan Zakat Capai Rp 50 Miliar
• 3 Hari Menginap di Rumah Warga, Siswa SMA Negeri 1 Ungaran Rasakan Pengalaman Bersihkan Kandang Sapi
• 1 Tahun Beli Mobil Pajero Tak Ada STNK dan BPKB, Kristina Gugat Dealer ke Pengadilan Negeri Semarang
• BPBD Banjarnegara Sasar Anak Usia Dini Sosialisasikan Materi Kebencanaan
Samirin menjelaskan, istri sekaligus ibu korban kerapkali pingsan.
Baik sejak kejadian kemarin (Jumat, 27/9/2019), hingga saat proses pemakaman hingga masuk waktu salat zuhur.
Anak pertama istri korban, yang datang dari Jakarta juga kerapkali pingsan.
"AW merupakan anak kandung Sapto Widodo dan Sri Ningsih.
Sedangkan anak pertama dan kedua merupakan hasil dari pernikahan pertama dari Sri Ningsih," jelasnya.
Samirin menjelaskan, keluarga tidak menyangka hal tersebut bisa terjadi.
Menurut keterangan yang ia peroleh, kejadian bisa diketahui setelah Sri Ningsih pulang kerja sekira pukul 16.00 WIB, kemarin.
Anak kedua Sri Ningsih, lanjutnya, sebelumnya juga sempat tidak bisa masuk rumah setelah pulang sekolah.
Samirin melanjutkan, Sri Ningsih biasa bekerja menjual nasi yang berjarak dua kilometer dari rumahnya.
"Cukup disayangkan, jika memang persoalan keluarga yang seharusnya bisa diselesaikan dengan komunikasi," jelasnya.
Samirin menjelaskan, Sapto Widodo sebelum terkena penyakit stroke juga kerapkali mengantarkan istrinya berjualan nasi. Namun setelah sembuh, kesehariannya menemani anaknya (AW) sekira satu tahun lebih.
Nampak di rumah korban juga terdapat tulisan "DENGAN CARA BEGINI KAMU BEBAS SELINGKUH DENGAN ,,, SOPIR ,,, TANPA ADA HAMBATAN YANG MARAH" yang berada di dinding tengah dua kamar mandi rumah.
Sementara, Sri Ningsih masih dalam kondisi tak sadarkan diri di rumah orangtuanya yang berada persis di sebelah rumahnya.
Anak pertama korban juga enggan dimintai keterangan.
Kapolres Demak, AKBP Arief Bahtiar mengatakan Polres Demak tengah mendalami kasus tersebut.
Namun untuk sementara, penyelidikan ditunda karena masa berkabung.
"Karena diduga pelaku bunuh diri, sehingga penyelidikan dihentikan," jelasnya. (Tribunjateng/Moch Saifudin)