Perpustakaan Unika Soegijapranata Raih Juara di Kompetisi Nasional
Perpustakaan milik Unika Soegijapranata baru-baru ini meraih juara di kompetisi Academic Library Innovation Award (ALIA).
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Perpustakaan milik Unika Soegijapranata baru-baru ini meraih juara di kompetisi Academic Library Innovation Award (ALIA).
Perpustakaan tersebut meraih juara 2, usai penjurian dan penilaian yang berlangsung di Hotel Novotel, Bandar Lampung, Lampung, 2 Oktober 2019.
Adapun ALIA merupakan wadah bagi perguruan tinggi di Indonesia untuk berinovasi. Kompetisi ini baru digelar kali pertama, dan diinisiasi oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI).
Kepada Tribun Jateng, Rabu (9/10/2019), Kepala Perpustakaan Unika, Rikarda Ratih Saptaastuti, mengaku bersyukur mendapatkan juara tersebut. Menurutnya beberapa hal dilakukan kampus untuk menjaga perpustakaan Unika tetap dimasuki oleh mahasiswanya.
Satu di antaranya adalah dengan melakukan inovasi digital.
"Kami menyadari bahwa di era sekarang perpustakaan harus bertahan, dengan cara berinovasi," ujarnya.
Inovasi itu, menurutnya dilakukan secara beragam. Misalnya dengan pengembangan software, pengembangan layanan dan dari aspek pengembangan peran pustakawan Unika. Peran pustakawan contohnya membantu dan berkolaborasi dengan para dosen membuat konten audio visual di ruang studio pembelajaran digital.
"Sehingga materi yang dihasilkan dapat digunakan untuk konten e-learning atau kursus online, bahkan dimasukkan Youtube," katanya.
Dalam hal pengembangan software, menurutnya perpustakaan Unika menerapkan software open source di perpustakaan Unika yang lebih optimal.
Yakni dengan pemberian notifikasi kepada para mahasiswa atau dosen yang harus mengembalikan buku pinjaman lewat aplikasi perpustakaan Unika.
"Biasanya notifikasinya setiap pagi satu hari sebelum buku yang dipinjam harus dikembalikan ke perpustakaan."
"Notifikasi itu berhenti jika yang bersangkutan sudah menyelesaikan kewajiban peminjaman buku," ungkapnya.
Selain itu inovasi juga dilakukan dengan cara adanya sistem AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality) di perpustakaan.
Hal itu, menurutnya bertujuan menumbuhkan minat baca para mahasiswa dan dosen di perpustakaan Unika.
"Kami ingin perpustkaan menjadi bagian dalam proses kegiatan akademik mahasiswa," lanjutnya.