Dorong UMKM Go Global dan Go Digital, BI Jateng Buat Pameran, Target Transaksi Rp 500 Juta per Hari
Bank Indonesia (BI) terus berupaya mendorong UMKM terutama dari segi pasar ekspor dan digitalisasi.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bank Indonesia (BI) terus berupaya mendorong UMKM terutama dari segi pasar ekspor dan digitalisasi.
Dukungan tersebut, dibuktikan dengan BI mengadakan kegiatan yang terdiri dari pameran, seminar, workshop, fashion show, talkshow, business matching, business counselling, dengan mengusung tema "Pameran UMKM Jawa Tengah: Go Global, Go Digital."
Acara yang akan berlangsung pada tanggal 1-3 November 2019 di Museum Lawang Sewu Semarang ini, diikuti oleh sekitar 150 UMKM dan nantinya dikurasi menjadi hanya 50 UMKM saja yang terpilih.
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Jateng, Soekowardojo menjelaskan, tujuan dari kegiatan tersebut yaitu agar UMKM Jawa Tengah memperoleh pengetahuan mengenai ekspor.
Mulai dari perbaikan standar kualitas produk ekspor, regulasi ekspor, promosi, dan akses pasar ekspor.
• Tingginya Stunting di Sragen Satu Diantaranya Dipengaruhi Penikahan di Bawah Umur
• Equity Life Indonesia Kerja Sama dengan Bank Jateng Hadirkan Equity Lounge
Tidak hanya itu saja, tapi juga supaya UMKM Jawa Tengah dapat meningkatkan ekspor melalui fasilitas kurasi dan pertemuan dengan pembeli potensial dari luar negeri.
Para pelaku UMKM juga memperoleh pengetahuan mengenai digitalisasi produk untuk meningkatkan akses pasar dan pembiayaan.
"Membahas target pada pameran nanti, untuk target transaksi per hari sekitar Rp 500 juta dan target pengunjung 10 ribu orang per hari.
Sedangkan target business matching yang berhasil melakukan kontrak sebesar 100.000 dollar AS," paparnya.
Dijelaskan, meski UMKM ekspor bermunculan, namun pada kenyataannya masih banyak kendala yang dihadapi pelaku UMKM Indonesia untuk bersaing di pasar ekspor.
Dari sisi produksi, kapasitas produksi, kualitas produk yang terbatas, dan tidak kontinyu, menyebabkan UMKM kesulitan dalam memenuhi permintaan pasar ekspor.
Sementara dari sisi regulasi, UMKM memiliki keterbatasan dalam melakukan ekspor karena belum memiliki legalitas usaha, belum mampu mengurus izin ekspor, bahkan belum memiliki izin produk yang disesuaikan dengan regulasi di negara tujuan ekspor.
"Kami mengarahkan UMKM di Jateng untuk go global dan go digital supaya mereka bisa naik kelas. Jadi tidak hanya membina UMKM menjadi potensial, tapi setelah itu mereka harus sukses, paham digital, dan sukses secara global atau ekspor," imbuhnya.
Dalam kegiatan pameran ini, untuk menyiapkan UMKM menuju era digital, maka untuk mekanisme pembayaran akan dilakukan dengan kanal QR Code Payment yang menggunakan QRIS (QR Code Indonesia Standard). (dta)