Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Segini Gaji Gamer yang Baru 1 Tahun Menjadi Profesional, Masih Minat Jadi PNS?

Stereotip terhadap anak yang kecanduan game online mungkin sudah saatnya berubah.

Penulis: rival al manaf | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/RIVAL ALMANAF
Manay (tiga dari kanan) berfoto bersama tim Evos sebelum roadshow mabar dan coaching clinic di Upnormal Semarang. 

Tapi ada tujuannya kali ini meningkatkan skill apa besok apa ada programnya jadi nggak perlu 24 jam penuh bermain," bebernya.

Ia menyebut untuk bisa menjadi profesional, kini tidak harus menjadi pecandu game online, bermain tanpa henti dan mengacuhkan kegiatan lain.

Namun latihan yang tepat dengan program yang pas.

"Bisa gabung komunitas dulu, bentuk tim dan coba ikut kompetisi, nanti kalau skill bagus akan dilirik oleh tim profesional," terangnya.

Saat ini ada sekitar delapan tim esport profesional di Indonesia.

Mereka dikelola layaknya tim olahraga profesional.

Memiliki manajer tim, atlet, manajer promosi dan lain sebagainya.

Di Evos, Manay sehari-hari berlatih selama lima jam, jika akan menghadapi kompetisi porsinya ditambah menjadi delapan jam.

Dengan gaji yang lebih sedikit badingkan saja dengan jam kerja PNS yang jauh lebih banyak.

"Dulu saya juga sama seperti teman-teman di sini, mabar bareng, namun saya ingin sedikit maju dengan gabung komunitas, buat tim dan ikut kompetisi hingga akhirnya diajak bergabung Evos," terangnya.

Terakhir ia bersama tim Evos menjadi juara dunia Free Fire di Thailand pada April 2019 lalu.

Sementara itu manajer tim Evos Free Fire, Kristiawan Eko menambahkan dalam setiap kompetisi Eaport, tim akan mendapatkan hadiah hingga ratusan juta saat berhasil menjadi juara.

"Saat ini memang dunia game sudah bisa memberikan output yang berbeda daripada satu dekade lalu, pemainnya bisa mendapat penghasilan dari sini," terang Kris lebih lanjut.

Hanya saja memang perlu manajemen, anak yang sudah suka gaming diarahkan, diberikan program untuk mengloah skillnya.

Bukan berarti harus bermain seharian penuh hingga melalaikan kegiatan lain.

"Prinsipnya kan segala sesuatu kalau berlebihan tidak baik.

Begitu juga dengan gaming perlu pengelolaan, terlebih setelah pemerintah memberi dukungan dengan masuk dalam Asian Games misalnya, ini menjadi ladang bisnis baru," pungkasnya. (val)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved